JEMBER, www.suarakaltim.com– Tiga orang perempuan pekerja seks komersial (PSK) ditangkap polisi di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sepupu sendiri jadi makelar.
Tiga PSK itu adalah ibu rumah tangga berinisial YA (27), R (37), dan LN (38). Dua nama pertama adalah warga Dusun Krajan, Desa Bareng, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Sementara LN adalah warga Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.
Selain tiga PSK itu, polisi juga menangkap dua pemilik warung yang menyediakan tempat prostitusi, yakni pria berinisial DM dan perempuan berinisial M, serta makelar berinisial J. J masih memiliki hubungan sepupu dengan PSK dan sama-sama dari Banyuwangi. Dua kondom berisi sperma juga disita oleh polisi sebagai barang bukti.
“Modusnya, di belakang warung (di Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Pakusari), ada kamar yang diperuntukkan untuk perbuatan tidak senonoh pasangan bukan suami istri,” kata Kepala Kepolisian Resor Jember Ajun Komisaris Besar Kusworo Wibowo diansir dari beritajatim.com, Kamis (14/2/2019).
Polisi berhasil mengungkap praktik prostitusi ini setelah mendapat laporan dari kiai dan ulama.
“Ini sinergi ulama dan umara dari grup WhatsApp LPAI (Lajnah Pembinaan Akhlak Islami) Jember. Ustaz Abu Bakar menginformasikan di grup soal tempat-tempat yang diduga untuk prostitusi. Lalu Ustaz Faizin Hasbi menginformasikan kepada kami. Dalam hitungan jam, kami meluncurkan tim dan merazia,” kata Kusworo.
Tarif PSK ini Rp 85-120 ribu. Mereka berbagi hasil dengan pemilik warung. Para pemilik warung ini dijerat dengan Pasal 296 jo Pasal 506 KUHPidana. Ancamannya hukuman pidana satu tahun empat bulan penjara.
“Warungnya sudah kami police line. Namun tersangka sudah tobat dan kamar itu akan dibongkar sendiri,” kata Kusworo.
Ketua Front Pembela Islam Faizin Hasbi mengapresiasi kinerja polisi. “Pak Kusworo sangat cepat dan sigap dan selalu mengatensi permasalahan serta informasi masyarakat. Harapan kami Jember menuju revitalisasi relijius,” katanya.
Abu Bakar berharap tak ada lagi prostitusi di Jember. “Mereka ini sudah beroperasi puluhan tahun. Tapi kumat lagi,” katanya. fto ist/ [beritajatim.com]