“Ibu, ibu, aku gak duwe ibu (aku tidak punya ibu) …. ” Anak Kedua Masih kelas 2 SD Tak Berhenti Menangis, Duka Keluarga Sri Dewi yang Dihabisi Suami di Blitar

Minggu, 17 Februari 2019 | 7:56 pm | 448 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
FOTO. Jenazah Sri Dewi dan anak keduanya, VK saat hendak diberangkatkan ke tempat pemakaman umum desa setempat, Minggu (17/2/2019). foto surya.co.id/samsul hadi
BLITAR, www.suarakaltim.com – Suasana haru mengiringi pemberangkatan jenazah Sri Dewi (33) dan anak keduanya, Vika Nadhira yang masih berusia tujuh bulan ke tempat pemakaman umum Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Minggu (17/2/2019).

Sri Dewi dan anaknya menjadi korban pembunuhan yang dilakukan suaminya sendiri, Nardian.

Sejumlah keluarga dan warga yang ikut menyaksikan pemberangkatan jenazah Sri Dewi dan anaknya terlihat tak kuasa menahan tangis.

Anak pertama Sri Dewi, Vena yang masih kelas dua SD tak berhenti menangis saat jenazah ibu dan adiknya diberangkatkan ke tempat pemakaman umum.

Vena dipeluk keluarga Sri Dewi di dalam rumah pamannya yang letaknya bersebelahan dengan rumah Sri Dewi.

“Ibu, ibu, aku gak duwe ibu (aku tidak punya ibu),” terdengar suara Vena memanggil-manggil nama ibunya sambil terus menangis.

Jenazah Sri Dewi dan anak keduanya, Vika saat hendak diberangkatkan ke tempat pemakaman umum desa setempat, Minggu (17/2/2019).
Jenazah Sri Dewi dan anak keduanya, Vika saat hendak diberangkatkan ke tempat pemakaman umum desa setempat, Minggu (17/2/2019). (surya.co.id/samsul hadi)

Jenazah Sri Dewi dan anaknya tiba di rumah duka sekitar pukul 14.30 WIB.

Jenazah Sri dan anaknya diangkut dua unit mobil ambulans.

Kedua jenazah sudah ditaruh dalam peti.

Sesampai di lokasi, jenazah keduanya disemayamkan di rumah duka.

Setelah disalati, kedua jenazah korban langsung dibawa ke tempat pemakaman umum desa setempat.

Jenazah diangkut mobil pikap menuju ke tempat pemakaman umum.

Kasi Pemerintahan Desa Sumberurip, Sunarto mengatakan jenazah kedua korban dimakamkan dalam satu liang.

Hal itu merupakan permintaan dari keluarga.

“Dimakamkan satu liang, tapi ukuran liangnya lebih lebar,” kata Sunarto.

Saat peristiwa pembunuhan terjadi, Sunarto juga datang ke lokasi. 
Sunarto dikabari ketua RT setempat terkait masalah itu.

Bahkan Sunarto yang membujuk pelaku agar tenang setelah melakukan pembunuhan terhadap istri dan anaknya.

“Saat saya tiba di lokasi, pelaku masih dalam kondisi telanjang berjalan mondar-mandir di desa. Saya sempat berkata ke pelaku agar tenang dan pelaku menurut. Lalu pelaku saya rangkul menuju ke rumah dan saya minta pakai baju,” ujarnya.

Kurang Harmonis

Keluarga Nardi (33), suami yang tega membunuh istrinya, Sri Dewi (25) dan anaknya yang berusia tujuh bulan memang sudah kurang harmonis.

Sebelum peristiwa pembunuhan terjadi, Nardi sudah sempat bertengkar dengan istrinya.

“Dua hari sebelum peristiwa terjadi, suami istri itu sudah bertengkar. Tapi sempat didamaikan,” kata Ketua RT 5 RW 4 Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Hariono, Minggu (17/2/2019).

Pertengkaran suami istri itu diselesaikan di rumah Hariono.

Setelah didamaikan oleh ketua RT, pertengkaran pasangan suami istri itu mereda.

Pada Sabtu (16/2/2019), suami istri itu kembali bertengkar. 
Pertengkaran kedua ini merenggut nyawa Sri Dewi dan anaknya, VK yang masih berusia tujuh bulan.

Nardi menusuk istrinya yang saat itu sedang menggendong buah hati mereka.

Sri Dewi dan anaknya tewas di lokasi kejadian.

“Pertengkaran pertama terjadi Kamis lalu, sempat saya damaikan. Dua hari berikutnya bertengkar lagi sampai istri dan anaknya tewas,” ujar Hariono.

Hariono mengatakan pemicu pertengkaran pasangan suami istri itu karena cemburu.

Menurutnya, istrinya cemburu dengan suami.

Selain itu, istrinya juga terlalu mengekang si suami.

Istrinya melarang suami keluar rumah dan merokok.

“Itu pengakuan mereka saat saya damaikan waktu pertengkaran pertama. Saya juga tidak tahu kalau ada masalah lain,” kata Hariono.

Dikatakan Hariono, Nardi selama ini bekerja sebagai penjual cengkeh dan memelihara ternak.

Nardi memang jarang keluar rumah untuk bergaul dengan tetangga.

Tetapi, secara sosial Nardi terkenal baik di kalangan warga.

“Dia orangnya sopan, biasanya juga jadi imam salat di masjid lingkungan sekitar,” ujarnya.

Sebelumnya, seorang suami di Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Nardi (33) tega mengahabisi nyawa istrinya, Sri Dewi (25). Nardi menusuk istrinya menggunakan pisau dapur.

Istrinya tewas bersimbah darah di lokasi.

Anak pasangan suami istri itu yang masih berusia tujuh bulan juga ikut tewas.

Saat peristiwa penganiayaan terjadi, istrinya sedang menggendong anaknya yang masih bayi.

Peristiwa yang menggegerkan warga Dusun Sumbermanggis itu terjadi Sabtu (16/2/2019) malam.

Pasangan suami istri itu sempat cekcok mulut terlebih dahulu.

Warga sempat melerai pasangan suami istri.

Tapi, tak lama kemudian pasangan suami istri itu kembali bertengkar.

Ada Keluarga Berkumpul

Polisi sudah menangkap Nardian (38) alias Nardi, suami yang tega membunuh istrinya, Sri Dewi (29) dan anaknya, Vika Nadhira yang masih berusia tujuh bulan.

Saat ini, pelaku sudah diamankan di Polres Blitar.

“Pelaku sudah kami amankan, sekarang kami masih mendalami motif kasus itu,” kata Kasubag Humas Polres Blitar, Iptu M Burhanudin, Minggu (17/2/2019).

Berdasarkan keterangan polisi, peristiwa berdarah itu terjadi di rumah mertua pelaku di Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Sabtu (17/2/2019) sekitar pukul 19.30 WIB.

Pelaku baru saja selesai salat Isya.

Usai salat, pelaku duduk sendiri di dapur.

Selama ini, pelaku tinggal di rumah mertuanya.

Kebetulan di rumah mertuanya sedang ramai berkumpul para keluarga pelaku dan korban.

Kedua orangtua pelaku juga sedang berada di rumah itu.

Selanjutnya, pelaku berbincang dengan ibunya, Suparmi di ruang tamu.

Sedangkan istrinya, Sri Dewi mengobrol dengan keluarganya di ruang lain dekat gudang.

Mereka menunggu makan malam bersama.

Lalu, pelaku dari ruang tamu berjalan menuju gudang.

Pelaku sempat berdiri sebentar di dekat gudang dan berjalan menuju ke dapur.

Istrinya, Sri Dewi mengikuti pelaku yang berjalan menuju ke dapur.

Sri Dewi mengikuti pelaku sambil menggendong anak keduanya, VK yang masih berusia tujuh bulan.

Pelaku kembali dari dapur sudah memegang pisau.

Sri Dewi tetap mengikuti suaminya sambil bilang ‘buat apa pisau Pak Nar, istighfar’.

Tapi pelaku tetap diam sambil mengarahkan pisau ke istrinya.

Istrinya takut dan lari keluar rumah sambil berteriak minta tolong.

Sedangkan orangtua Sri Dewi, Supriadi berusaha menghadang pelaku di dalam rumah tapi tidak berhasil.

Sri Dewi sambil menggendong anaknya berusaha menutup pintu rumah dari luar.

Pelaku menarik pintu dari dalam rumah.

Karena kalah kuat, pintu rumah berhasil dibuka oleh pelaku dari dalam.

Setelah berhasil membuka pintu dari dalam, pelaku keluar dan menutup kembali pintu rumah.

Pelaku menutup pintu dengan keras akibatnya listrik rumah padam.

Saat keluarga keluar rumah untuk menolong korban, posisi korban dan anaknya sudah terkapar bersimbah darah di tanah depan rumah.

Keluarga menemukan banyak luka tusukan di tubuh korban dan anaknya. 
Keluarga dan warga segera menolong korban dan anaknya.

Sedangkan pelaku setelah menjatuhkan pisau masih meronta-meronta saat dipegang oleh warga lainnya.

Pelaku malah sempat menggigit pipi kanan bagian bawah mertuanya, Supriadi.

“Saat ini, jenazah kedua korban masih diotopsi. Polisi juga masih memeriksa kondisi pelaku,” kata Iptu M Burhanudin.

Buka Baju dan Kumandangkan Adzan

Nardian (38) alias Nardi, sempat melepas pakaiannya setelah menghabisi istrinya, Sri Dewi (29) dan anak keduanya, VK yang masih berusia tujuh bulan di rumah mertuanya Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) Sabtu (16/2/2019) malam.

Dalam kondisi telanjang bulat, Nardi berdiri di tengah jalan sambil mengumandangkan adzan.

Warga yang berkumpul di lokasi hanya melihat Nardi dari jarak jauh.

Tak lama kemudian polisi datang meringkus Nardi.

“Setelah kejadian, pelaku dalam kondisi telanjang sempat berjalan mondar-mandir di jalan depan rumah.

Lalu polisi datang mengamankannya,” kata Ketua RT 5 RW 4 Dusun Sumbermanggis, Hariono, Minggu (17/2/2019).

Informasi yang diperoleh di lokasi menyebutkan Nardi mengalami depresi sekitar dua minggu belakangan ini.

Nardi sering mengamuk seperti orang kesurupan.

Puncaknya, dua hari sebelum kejadian, pelaku mengamuk di rumah dan mengundang perhatian warga setempat.

“Akhir-akhir ini pelaku sering mengamuk seperti kesurupan tiap menjelang magrib. Keluarga sudah mencarikan obat ke orang pintar,” kata sepupu korban, Sri Dewi, Pasiati (33).

Menurut Pasiati, keluarga Nardi juga sudah mengantisipasi hal itu.

Makanya, malam sebelum kejadian itu, kedua orangtua Nardi juga berada di rumah besannya atau orangtua Sri Dewi, istri Nardi.

Mereka berkumpul di rumah orangtua Sri Dewi untuk berjaga-jaga kalau Nardi mengamuk lagi.

“Mungkin pelaku mencari lengahnya keluarga saat menusuk istri dan anaknya,” ujar Pasiati.

Ayah Sri Dewi, Supriadi mengatakan sempat menghadang menantunya, Nardi saat hendak menusuk anak dan cucunya.

Tetapi, Supriadi kalah kuat dan Nardi berhasil lolos dari pegangannya.

Selanjutnya, Supriadi keluar rumah dan mengetahui anak dan cucunya sudah tergeletak bersimbah darah di depan rumah.

Ketika di luar rumah, Supriadi sempat kembali memegangi menantunya. Tetapi, menantunya terus meronta-ronta.

Bahkan Supriadi sempat bergumul dengan menantunya di atas tanah.

Tiba-tiba, menantunya mengigit pipi kanan bagian kiri Supriadi.

Menantunya kembali lepas dari pegangannya.

“Warga juga sempat membantu memeganginya, tapi Nardi terus meronta-ronta,” kata Supriadi.

Kronologi kejadian

Polisi sudah menangkap Nardian alias Nardi, suami yang tega membunuh istrinya, Sri Dewi dan anaknya, Vika Nadhira yang masih berusia tujuh bulan.

Saat ini, pelaku sudah diamankan di Polres Blitar.

“Pelaku sudah kami amankan, sekarang kami masih mendalami motif kasus itu,” kata Kasubag Humas Polres Blitar, Iptu M Burhanudin, Minggu (17/2/2019).

Pelaku saat itu baru saja selesai salat Isya.

Usai salat, pelaku duduk sendiri di dapur.

Selama ini, pelaku tinggal di rumah mertuanya.

Kebetulan di rumah mertuanya sedang ramai berkumpul para keluarga pelaku dan korban.

Kedua orangtua pelaku juga sedang berada di rumah itu.

Selanjutnya, pelaku berbincang dengan ibunya, Suparmi di ruang tamu.

Sedangkan istrinya, Sri Dewi mengobrol dengan keluarganya di ruang lain dekat gudang.

Mereka menunggu makan malam bersama.

Lalu, pelaku dari ruang tamu berjalan menuju gudang.

Pelaku sempat berdiri sebentar di dekat gudang dan berjalan menuju ke dapur.

Istrinya, Sri Dewi mengikuti pelaku yang berjalan menuju ke dapur.

Sri Dewi mengikuti pelaku sambil menggendong anak keduanya, VK yang masih berusia tujuh bulan.

Pelaku kembali dari dapur sudah memegang pisau.

Sri Dewi tetap mengikuti suaminya sambil bilang ‘buat apa pisau Pak Nar, istighfar’.

Tapi pelaku tetap diam sambil mengarahkan pisau ke istrinya.

Istrinya takut dan lari keluar rumah sambil berteriak minta tolong.

Sedangkan orangtua Sri Dewi, Supriadi berusaha menghadang pelaku di dalam rumah tapi tidak berhasil.

Sri Dewi sambil menggendong anaknya berusaha menutup pintu rumah dari luar.

Pelaku menarik pintu dari dalam rumah.

Karena kalah kuat, pintu rumah berhasil dibuka oleh pelaku dari dalam.

Setelah berhasil membuka pintu dari dalam, pelaku keluar dan menutup kembali pintu rumah.

Pelaku menutup pintu dengan keras akibatnya listrik rumah padam.

Saat keluarga keluar rumah untuk menolong korban, posisi korban dan anaknya sudah terkapar bersimbah darah di tanah depan rumah.

Keluarga menemukan banyak luka tusukan di tubuh korban dan anaknya. 
Keluarga dan warga segera menolong korban dan anaknya.

Sedangkan pelaku setelah menjatuhkan pisau masih meronta-meronta saat dipegang oleh warga lainnya.

Pelaku malah sempat menggigit pipi kanan bagian bawah mertuanya, Supriadi.

“Saat ini, jenazah kedua korban masih diotopsi. Polisi juga masih memeriksa kondisi pelaku,” kata Iptu M Burhanudin. [SURYA.co.id}

BACA JUGA

Teganya, Suami di Blitar Bunuh Istri dan Anaknya yang Baru Berusia 7 Bulan, Habis membunuh Buka Baju dan Azan

Suami Bunuh Istri dan Anak di Blitar, Ini 7 Fakta terkait Kasusnya