“Kami bertukar pandangan, banyak kesamaan dan kesadaran bahwa arah ekonomi kita keliru, tidak menghasilkan negara makmur dan tidak berdaulat di ekonomi,” kata Prabowo usai mengunjungi pimpinan PP Muhammadiyah, di Jakarta, Senin malam.
Dia menilai arah ekonomi Indonesia keliru misalnya kekayaan tidak dikuasai masyarakat Indonesia dan mengalir ke luar negara.
Hal itu menurut dia menyebabkan ekonomi Indonesia tidak kuat dan tidak bisa berdaulat secara ekonomi.
“Koalisi kami ingin maju ke rakyat dan minta mandat ke rakyat untuk bisa benahi kondisi saat ini,” ujarnya.
Prabowo menilai keberadaan Muhammadiyah sangat penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi karena memiliki ratusan perguruan tinggi dan ribuan cendekiawan.
Dia berharap dengan peran Muhammadiyah itu dapat memunculkan kesadaran bahwa Indonesia harus berani berdikari agar tidak menjadi pesuruh bagi bangsa lain.
“Saya harap Muhammadiyah bisa membuka pintu kepada kami untuk berdiskusi ilmiah agar bisa maju ke rakyat berdasarkan fakta bukan selera masing-masing individu,” katanya.
Dalam kunjungan tersebut Prabowo didampingi bakal cawapres Sandiaga Uno dan petinggi Partai Gerindra antara lain anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazir, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono.
Selain itu juga dihadiri Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno.
Sementara itu Prabowo diterima Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu`ti.sk-009.antaranews