Survei Pilpres 2019 Terbaru, Jokowi-Maruf Diambang Kekalahan, Suara Milenial Lari ke Prabowo-Sandi

Minggu, 17 Februari 2019 | 9:13 pm | 457 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
 
FOTO. Capres-Cawapres 01 Joko Widodo-Maruf Amien dan Capres-Cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling bersalaman usai Debat Perdana Capres dan Cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
 

HASIL survei terbaru menunjukan tingkat elektabilitas pasangan kandidat Pilpres 2019 (Jokowi-Maruf dan Prabowo–Sandi) bersaing ketat.

Survei Pilpres 2019 terbaru ini memberi kecenderungan Prabowo-Sandi memenangi sektor emak-emak dan kaum milenial. 

Hal ini pun cenderung membuat Jokowi-Maruf diambang kekalahan.

Apalagi suara milenial yang ramai digadang-gadang lari ke Jokowi-Maruf, ternyata lebih memilih Prabowo-Sandi.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Riset Lembaga Survei Indomatrik, Syahruddin YS.

Survei terbaru Pilpres 2019 ini dilakukan Indomatrik pada 21 s/d 26 Januari 2019 dan dilaksanakan secara proporsional di 34 Provinsi.

Respondennya merupakan para pemilih yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah dan terdaftar di KPU sebagai pemilih yang memiliki hak pilih dalam Pilpres 17 April 2019.

Syahruddin YS mengatakan, selanjutnya random di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, Kampung/RW/RT, penyebaran wilayah di 50% perkotaan dan 50% pedesaan.

Jumlah sample responden yang di ambil sebanyak 1.800.

Penentuan responden dilakukan secara random sistematis, dengan margin of error + 2,8 % pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Penarikan sampel dilakukan dengan Metode multistage Random Sampling.

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berpidato pada acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018). Videonya viral karena menyebutkan tampang Boyolali. (dok. YouTube)
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat berpidato pada acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018). Videonya viral karena menyebutkan tampang Boyolali. (dok. YouTube) ()

 

Survei ini untuk mengetahui tingkat elektabilitas para pasangan Capres/Cawapres 2019-2024.

Berdasarkan data hasil survei, selisih elektabilitas Prabowo – Jokowi diangka 3,93 persen.

Dari selisih angka tersebut, kata Syahruddin YS, pasangan Prabowo – Sandi mendapatkan simpati publik sebesar 44,04 persen, sedangkan pasangan Jokowi – Ma’ruf 47,97 persen.

Sementara mereka yang belum menentukan (swing voter) tapi akan berpartisipasi dalam Pilpres sekitar 7,99 persen.

Elektabilitas Prabowo – Sandi yang bertengger di angka 44,04 persen ini disebabkan oleh beberapa asumsi responden yang diantaranya alasan menginginkan perubahan, mampu memperbaiki ekonomi, mampu membawa Indonesia lebih baik, dan figur Prabowo-Sandi yang dipandang berkarakter tegas dan berwibawa.

Sementara figur Jokowi – Ma’ruf memperoleh elektabilitas sebesar 47,97 persen  karena dianggap kerjanya terlihat, memberikan bantuan berupa materi terhadap warga, merakyat dan berpengalaman.

Menurut Syahruddin YS, selisih elektabilitas antara keduanya diangka 3,93 persen ini karena dampak penilaian masyarakat terhadap rendahnya kinerja Jokowi yang tidak sesuai dengan janji kampanye 2014.

Syahruddin YS menegaskan, hasil sangat ketat ini merupakan modal bagi Capres/Cawapres Prabowo – Sandi dan Jokowi – Maruf untuk bersaing lebih keras lagi dalam mencari simpati masyarakat dalam memenangkan pertarungan di 17 April 2019 mendatang.

Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto (kiri) bersama Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kanan), memberikan keterangan kepada wartawan di kediaman Prabowo Subianto, Jakarta, Jumat (7/9/2018). Dalam keterangan persnya, Prabowo-Sandi beserta koalisi partai pengusung mengkritisi kondisi perekonomian bangsa seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto (kiri) bersama Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno (kanan), memberikan keterangan kepada wartawan di kediaman Prabowo Subianto, Jakarta, Jumat (7/9/2018). Dalam keterangan persnya, Prabowo-Sandi beserta koalisi partai pengusung mengkritisi kondisi perekonomian bangsa seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

 

Sementara itu, keunggulan elektabilitas di bawah 10 persen bagi incumbent menurut Syahruddin YS sangatlah riskan.

Hal itu karena waktu yang masih tersisa dua bulan kedepan merupakan peluang dan kesempatan emas pasangan Prabowo – Sandi dalam mengejar ketertinggalan.

Emak-Emak Pilih Prabowo-Sandi

Lebih lanjut,  data survei Indomatrik juga mengungkap perolehan tingkat elektabilitas berdasarkan karakteristik jenis kelamin untuk kategori Perempuan dan Emak-emak di ajang Pilpres 2019 dikuasai pasangan Prabowo – Sandi.

Hal ini disimpulkan oleh Lembaga Survei Indomatrik setelah melakukan survei diseluruh Indonesia di 34 Provinsi secara proposional.

Hasil survei yang dilakukan Indomatrik tersebut menunjukkan pasangan Prabowo – Sandi  mendapatkan angka sebesar 22,64 persen, sedangkan pasangan Jokowi – Ma’ruf 22,03 persen.

Menurut direktur Riset Indomatrik, Syahruddin YS, keunggulan pasangan nomor urut 02 ini disebabkan beberapa alasan responden.

Alasan tersebut, antara lain karena suka terhadap sosok Sandiaga Uno, dianggap mampu menurunkan harga bahan pokok yang dirasa mahal, mumpuni dalam menurunkan biaya kesehatan dan pendidikan, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan.

Syahruddin YS menagtakan, survei Indomatrik ini dilakukan pada 21 s/d 26 Januari 2019. Survei dilakukan secara proporsional di 34 Provinsi.

Respondennya adalah yang memiliki hak pilih dalam Pilpres 17 April 2019, yaitu mereka yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah dan terdaftar di KPU sebagai pemilih ketika survei dilakukan.

Sandi mendapat pelukan erat dari seorang pedagang saat mampir di Pasar Panorama Bengkulu, Sabtu (9/2)
Sandi mendapat pelukan erat dari seorang pedagang saat mampir di Pasar Panorama Bengkulu, Sabtu (9/2) (Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno)

Selanjutnya random di tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, Kampung/RW/RT, penyebaran wilayah di 50 persen perkotaan dan 50 persen pedesaan.

Sedangkan jumlah sample responden yang di ambil sebanyak 1.800.

Penentuan responden dilakukan secara random sistematis, dengan margin error + 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Penarikan sampel dilakukan dengan Metode multistage Random Sampling, ungkap Direktur Riset Indomatrik, Syahruddin YS.

Milenial Suka Prabowo-Sandi

Berikutnya,  hasil survei temuan lembaga Indomatrik, pasangan Prabowo – Sandi  unggul di kantong suara pemilih milenial dibandingkan pasangan Jokowi – Ma’ruf.

Karakteristik umur milenial dalam survei Indomatrik ini terbagi dalam interval 5 tahun, meliputi umur 17 s/d 22, 23 s/d 28, dan 29 s/d 34.

Dan hasilnya, pasangan Prabowo – Sandi lebih unggul dibandingan pasangan Jokowi – Ma’ruf.

Pasangan Prabowo – Sandi mendapatkan angka sebesar 21,80% sementara pasangan Jokowi – Ma’ruf 19,82 persen.

Kondisi ini membuat keunggulan Prabowo – Sandi di angka 1,98 persen di kantong suara pemilih milenial.                          

Ernst and Young menggunakan tahun 1991-1996, Manpower group menggunakan tahun 1982-1996.

Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Sandiaga Salahudin Uno saat tiba di Bandara Fatmawati Soekarno, Jalan Raya Padang kemiling, Selebar, Kota Bengkulu, Bengkulu pada Sabtu (9/2/2019).
Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Sandiaga Salahudin Uno saat tiba di Bandara Fatmawati Soekarno, Jalan Raya Padang kemiling, Selebar, Kota Bengkulu, Bengkulu pada Sabtu (9/2/2019). (Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno)

 

Beberapa pihak lainnya menggunakan patokan batas akhir Milenial adalah kelahiran akhir tahun 1990-an atau awal tahun 2000-an.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas maka saat ini bagi mereka yang berumur paling tinggi sekitar 38 tahun masuk kategori milenial.

Syahruddin YS menegaskan keunggulan pasangan Prabowo – Sandi di karakteristik umur pemilih milenial disebabkan oleh visi misi pro rakyat, pro kaum muda, mengangkat derajat NKRI, dan dianggap mampu membuat Indonesia jaya dan menciptakan peluang kerja.

Hal ini mengingat jumlah pemilih milenial sekitar lebih kurang 38,00% dari pemilih Indonesia, menjadikan karakteristik ini sebagai lumbung suara dalam memenangkan pertarungan di pilpres 17 April 2019. [wartakota]