2 Jemaah Haul Guru Sekumpul 2025 Meninggal Dunia di RS Pelita Insani

Share
baca dalam 1.43 mintue
 
 

MARTAPURA, Poros Kalimantan – Haul Guru Sekumpul 2025 menyisakan duka. Beberapa jemaah mengalami gangguan kesehatan. Tragisnya, dua jemaah meninggal dunia.

 
 

Minggu (5/1/2025) lalu, Haul ke-20 Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al Banjari alias Abah Guru Sekumpul digelar. Luar biasanya, acara rutin tahunan itu dihadiri sebanyak 4,1 juta jemaah. Hampir setara dengan seluruh jumlah penduduk Kalimantan Selatan (Kalsel), yakni 4,2 juta.

Dikutip dari  Poros Kalimantan  Rabu (8/1/2025), ada dua jemaah meninggal dunia. 

“Kami menangani beberapa kasus kritis selama acara (Haul) berlangsung. Termasuk dua jemaah meninggal dunia,” kata koordinator lapangan rumah sakit, Arifin.

Posko Kesehatan RS Pelita Insani sendiri mulai beroperasi sejak Sabtu (4/1) hingga Selasa (7/1). Posko dibuka dari pukul 08.00 hingga 22.00 Wita.

“Selama itu, kami menerima total 139 pasien,” ujarnya.

Ia merincikan, 130 pasien rawat jalan, 4 rawat inap, 2 observasi UGD, dan satu meninggal dunia. Pasien meninggal dunia berusia 62 tahun. Ia sempat ditangani sekitar enam jam sebelum menghembuskan napar terakhirnya.

“Sebelumnya, pasien meninggal itu sempat dirawat di rumah sakit. Bahkan saat dipulangkan, kondisinya sehat. Tapi saat mengikuti acara haul, kesehatannya menurun drastis,” tuturnya.

Arifin menduga, jemaah itu kelelahan. Di samping terungkap saat dirawat di ICU, ternyata ia menderita KAD (Ketoasidosis Diabetik) dan gula darahnya sangat tinggi.

“Hingga akhirnya mengalami serangan jantung,” tambahnya.

Kemudian Selasa (7/1), jemaah berusia 61 tahun meninggal dunia. Ia sempat dirawat sekitar jam 1 siang. Tapi malang, pasien meninggal dunia jam 6 sore.

Lalu pada Selasa, 7 Januari 2025, Seorang jamaah lainnya H (61), datang dengan kondisi kritis, Yen, bilang bahwa H sudah dalam keadaan tidak bisa bergerak ketika tiba di rumah sakit.

Kepala Seksi Perawatan RS Pelita Insani, Yen memberi pesan penting untuk pelaksanaan Haul Guru Sekumpul ke depan.

Kata dia, jemaah yang mengalami gangguan kesehatan agar tetap berada di dekat posko. Terutama jemaah lanjut usia atau punya riwayat penyakit berat.

“Korban dirawat sejak pukul 1 siang, namun sekitar pukul 6 sore, ia meninggal dunia,” ujar Yen.

Sebagai penutup, Arifin dan Yen menyampaikan pesan penting kepada para jamaah, khususnya lansia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit berat. Sehingga jika ada kondisi darurat, segera ditangani.

“Selain itu, jangan lupa membawa obat-obatan pribadi. Karena, banyak jemaah yang datang tanpa persiapan,” tutupnya.poroskalimantan

Scroll kembali ke atas