Isu “tidak bisa apa-apa” ternyata tidak benar
ISUNYA, Awang Ferdian Farouk di anggap beberapa pihak terutama dihembuskan “kubu sebelah” atau saingan” sebagai figur yang “tidak bisa apa-apa”. Suarakaltim.com mencoba menelusuri isu tersebut. Ternyata ; Isu tersebut tidak benar. Awang Ferdian adalah figur yang pendiam dan memang tidak ingin terlalu banyak bicara, namun ingin banyak bekerja.
‘’Sebagai orang Kaltim, saya ingin bekerja dan mengabdi untuk kemajuan Kaltim dan kesejahteraan masyarakatnya,’’ ujar Awang Ferdian.
Awang Ferdian sesuai dengan namanya adalah orang Kutai. Dan masih ada kaitan keluarga dengan mantan Bupati Kutai Kartanegara H Syaukani HR.
Awang Ferdian dikenal sebagai figur yang bersih, tidak pernah terdengar tersangkut atau dikait-kaitkan dengan kasus korupsi. Sekalipun beliau anak Gubernur Kaltim H Awang Farouk Ishak, dia “tidak bertingkah” atau berpenampilan “wah”. Mobil yang dikendarainya pun, selama sosialisasi dan kampanye di Pilkada lebih banyak terlihat memakai mobil toyota.
Awang Ferdian tidak ingin mencari kekaya dengan menjadi anggota DPR. ‘’Saya hanya ingin mengabdikan diri semampunya,’’ katanya.
Awang Ferdian, yang kelahiran 3 April 1975 ini pernah menjadi anggota DPD RI (2009 – 2014). Karena fungsi DPD RI yang kurang begitu optimal bila dibandingkan DPR RI, maka dia mencoba ikut Pileg 2014 melalui PDIP.
Masuknya Awang Ferdian ke PDIP cukup mendongkrat perolehan suara PDIP di Kaltim. Sekalipun dirinya selisih sedikit suara di bawah Marten Apuy yang mengumpulkan sekitar 71 ribu suara. Awang Ferdian kemudian dilantik sebagai anggota DPR RI dari PDIP menggantikan Marten Apuy yang dicoret karena terbukti melakukan korupsi.
Sekian waktu berjalan, Awang Ferdian—yang akrab dipanggil Ferdi—setahun sebelum berakhirnya keanggotaan di DPR RI merasa terpanggil untuk mengabdikan diri sebagai kepala daerah di Kaltim. Dia mencoba melamar ke PDIP Kaltim.
Sayangnya, di akhir-akhir akan dimulai pendaftaran cagub-cawagub ke KPU Kaltim, partai tempatnya bernaung malah “membuang” dirinya. PDIP malah mengusung figur yang bukan kader sendiri. Untungnya, Partai Demokrat, PPP dan PKB menerima, dan memasangkan dirinya bersama Syaharie Jaang, yang memang sejak awal dicalonkan sebagai Cagub.
Keinginan Ferdi, untuk membangun daerah melalui pemilihan Pilkada bukan hanya sekali. Dirinya pernah menjadi Calon Walikota Samarinda di tahun 2005 lalu, berpasangan dengan Siti Muriah, namun kalah dengan pasangan Amins-Jaang.
Kala itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno mendukung penuh Awang Ferdian. Bahkan Adik Megawati Guruh Soekarno datang dan menjadi jurkam di stadion Segiri.
Guruh juga menyampaikan amanat dari Megawati agar para simpatisan dan kader PDIP Samarinda merapatkan barisan untuk melakukan solidalitas memenangkan Awang Ferdian sebagai walikota Samarinda.
“Kami hanya mau mendukung pasangan calon walikota yang setia pada Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI, seperti pasangan Awang dan Muriah,” katanya.
Jurkan Nasional lainnya, Irma Hutabarat, mengatakan Awang Ferdian adalah tokoh muda, yang diharapkan bisa membawa perubahan daerah menjadi lebih baik.
Awang Ferdian tidak asing dengan warga Kutai Timur. Dia pernah menjadi cabup Kutim, dengan tingkat kepopuleran teratas dibanding calon lainnya.
Terpanggilnya Ferdi untuk mengabdi kabupaten baru pecahan dari Kabupaten Kutai itu adalah untuk melanjutkan program ayahnya, yang sukses membangun Kutim, melalui Gerbangagri, Gerakan Daerah Pengembangan Agribinis.
Program Gerbangagri ini mengubah arah kebijakan pembangunan ekonomi, yang hanya bersandar kepada pendapatan pertambangan ke sektor agri bisnis.
Konsep dan program pembangunan ini diharapkan akan mampu mengalihkan ketergantungan ekonomi Kutim dari sektor pertambangan. Dalam jangka panjang yang tidak lagi menguntungkan masyarakat. Selain itu, Kutim Cemerlang juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat.
Ferdi sendiri adalah Wakil Ketua DPD Himpunan Rukun Tani Indonesia (HKTI) Kaltim. Harapannya, dengan menjadi Cawagub bersama Syaharie Jaang, yang juga figur muda, akan lebih banyak meluangkan waktu untuk membangun Kaltim menjadi lebih maju dan lebih memperhatikan kebutuhan kepentingan masyarakat, termasuk masyarakat di desa-desa terpencil di Kaltim. * akhmad zailani