catatan : H. Akhmad Zailani
TAHUN ini, Kabupaten Magetan akan punya pemimpin baru. Bupati dan Wakil Bupati baru periode 2018-2023.
Akankah ada kejutan?
Tergantung masyarakat Kabupaten Magetan. Terutama masyarakat yang mempunyai hak pilih dan menggunakan hak pilihnya.
Bila masyrakat ingin ada perubahan Magetan yang baru, gaya kepemimpinan yang baru, perombakan pemerintahan Magetan yang baru, dan masyarakat perlu itu maka pilihlah figur wartawan; Suyatni Priasmoro, Calon Bupati (Cabup) yang berpasangan degan Ketua PKB Magetan Nur Wahid, yang sebelumnya Ketua Komisi C DPRD Magetan. Bila enggak perlu, enggak butuh peningkatan kesejateraan, perbaikan gaya pemerintahan, maka monggo, silahkan pilih yang lama.
Kok yang baru semua?
Lho iya dong. Kan pasangan pemimpin baru. Masak harus membohongi masyarakat, yang memang lama dibilang baru. Kan enggak mungkin toh.
Suyatni atau boleh dipanggil Kang Suyat adalah figur baru. Kang Yatni enggak pernah jadi pejabat apalagi jadi bupati. Kang Suyat enggak pernah menjadi anggota DPRD atau wakil rakyat.
Tapi jangan salah, Kang Yatni tahu luar dalam. Kok bisa? Lah iyalah, kan sudah dibilang tadi dia wartawan. Wartawan politik dan pemerintahan. Jadi kalau soal politik dan pemerintahan Kang Suyat, tahu banyak, mana yang buruk mana yang baik. Wong hari-harinya bergaul dengan orang politik dan pemerintahan.
Jadi enggak pernah atau bersih dari mengingkari amanah masyarakat. Singkatnya, enggak pernah menipu, yang setelah jadi lupa sama yang memilihnya
Asal tau aja. Suyatni dulunya adalah redaktur koran harian ternama di Kaltim, yakni Suara Kaltim. Koran yang paling kritis menyoroti masalah-masalah yang terjadi di daerah, termasuk di pemerintahan, di DPRD dan permasalahan lainnya. Koran yang lebih berpihak ke masyarakat. Ibarat “lembaga”, maka masyarakat akan lebih percaya kepada Koran Kaltim daripada DPRD dan (kepala) pemerintahan. Kenapa begitu? Kan hampir enggak ada masyarakat yang kecewa, bila dibandingkan dengan beberapa wakil rakyat dan figur kepala daerah yang telah dipilih. Padahal katanya rakyat yang berkuasa, rakyat yang berdaulat, pokok’e, rakyat segalanya, tapi setelah terpilih, eh lupa. Bener enggak?
Perjuangan Suyatni memang berat. Karena dia satu-satu figur dari rakyat biasa. Figur yang sehari-harinya biasa bergaul dengan masyarakat. Figur yang berasal dari dusun kecil di Magetan.
Sedangkan Cabup-cawabup saingannya. Coba lihatlah (jabatannya) Cabub Miratul Mukminin. Mantan anggota DPRD Jatim. Mantan Wabup Magetan yang dulu sekali. Cawabupnya, Joko Suyono adalah mantan Ketua DPRD Magetan.
Tapi ibarat pendekar, demi memperjuangan kepentingan masyarakat , Kang Suyat, masyarakat biasa atau wong cilik, yang bila diibaratkan melawan raksasa, tak akan gentar.
Karena Kang Suyat yakin, selain ada Allah SWT, yang maha mengatur segalanya, juga ada masyarakat Magetan yang menginginkan Magetan menjadi lebih baik dan mendukung dirinya.
Saingan Kang Suyat satunya, Cabup Suprawoto dan Nanik Endang Rusminiarti atau biasa ditulis Nanik Sumatri juga “raksasa”, bila dilihat “jabatannya”. Suprawoto adalah mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sedangkan pasangannya, cawabupnya Nanik Sumatri adalah istri dari bupati yang menjabat sekarang (petahana), Sumantri Noto Adinagoro. Sumantri 2 kali jadi bupati. Enggak bisa lagi mencalonkan. Lalu untuk “meneruskan pemerintahan” sang istri yang maju. Dinasti kekuasaan?
Terserah masyarakat yang menilai. Pemerintahan Magetan kan bukan sistem kerajaan, yang bisa dialihkan ke anak atau ke ratu?
Rakyat tentu enggak lihat jabatannya. Syukur-syukur, bila dengan jabatan sebelumnya dia amanah.
Rakyat lihat kerjanya. Kerja untuk kepentingan masyarakat. Bila dilihat itu, maka menang lah sudah Kang Suyat. Karena dia memang tipe pekerja keras. Biasa kerja sebagai wartawan, tentu ada target, ada deadline atau batas waktu. Kang Suyat biasa bekerja seperti itu. Bahkan Kang Suyat, saat menjadi wartawan, bekerjanya hampir subuh. Itu setiap hari. Bila nantinya masyarakat Magetan percaya, dan terpililh, maka kerja keras itu diperuntukan untuk masyarakat Magetan. Bagus aja kan?
Rakyat Magetan tentu cerdas. Bisa menilai dan membedakan. Disogok duit beberapa ratus ribu, belum tentu mau memilih. Paling duitnya diambil.
Masyarakat Magetan, ingin punya figur seperti Jokowi, Joko Widodo, yang kini jadi presiden RI, yang sebelumnya enggak pernah jadi anggota DPRD atau pejabat, sebelum terpilih menjadi Walikota Solo. Bila itu yang diingini pas sudah. Klop. Gayanya enggak jauh beda. Mungkin Kang Suyat lebih baik sedikit dari Jokowi, karena Kang Suyat dulu wartawan dan pengusaha sengon, yang berupaya mengangkat taraf hidup petani, sementara Jokowi sebelumnya hanya pengusaha mebel. *