Akun Bajakan Tebar Fitnah Organisasi Jurnalis Muslim

Tampilan salah satu unggahan akun curian @MustofaNahra di Twitter yang menebarkan fitnah atas organisasi Jurnalis Islam Bersatu (JITU) dan media Islam. Akun curian ini bahkan mengunggah foto KTP salah seorang yang ikut dituduhnya. Hidayatullah.com mem-blur-kan beberapa data pada KTP tersebut.ist./Twitter
 
“Itu (akun) yang dicuri oknum tahun 2016,” ujar Mustofa Nahrawardaya.

SUARAKALTIM.com – Sebuah akun bajakan/curian di media sosial Twitter kembali beraksi melontarkan sejumlah tudingan dan fitnahnya. Akun curian bernama @MustofaNahra itu mengatasnamakan diri sebagai pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya.

Mustofa selama ini telah berkali-kali menjelaskan bahwa akun @MustofaNahra miliknya itu telah lama dicuri.

“Ya, itu (akun) yang dicuri oknum tahun 2016,” ujarnya kepada hidayatullah.com pekan kemarin, 24 Februari 2018.

Akun curian tersebut antara lain menuding Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mendanai kongres Jurnalis Islam Bersatu (JITU). Akun curian itu mengunggah beberapa foto Kongres JITU IV disertai tulisan yang menuding Prabowo telah mengalirkan dana ke asosiasi jurnalis itu.

Sebelumnya, Mustofa telah menjelaskan, pada hari Sabtu, 26 Agustus 2017, sebuah kelompok jahat telah menggunakan akun @MustofaNahra di Twitter untuk membongkar data-data yang disebut sebagai mafia medsos bernama ‘Saracen’.

“Perlu saya beritahukan bahwa kira-kira pada akhir 2016, akun saya @MustofaNahratelah dicuri pihak misterius. Bahkan nomor HP saya 0812 **** ****, pernah dikloning oleh pihak-pihak misterius digunakan untuk tindakan ilegal tanpa sepengetahuan saya,” ujar Mustofa di Taipei pada tanggal yang sama Sabtu itu.

Akibatnya, jelas Mustofa, beberapa polisi pernah mendatangi rumahnya pada dinihari karena ada laporan sebuah bank swasta nasional yang merasa data-data perbankannya dibocorkan dari alat komunikasi saya.

“Saya sudah melaporkan ke pihak Telkomsel, dan anehnya, meski banyak orang menerima pesan dari nomor saya, namun lalu lintas komunikasi tersebut tidak ada dalam data record perusahaan telekomunikasi itu. Misterius. Polisi sempat meminta semua IMEI HP saya untuk penyelidikan,” ujarnya lewat keterangan tertulisnya kepada hidayatullah.com.

Namun, kemudian ia mengaku kaget setelah itu, karena tidak hanya akun medsosnya saja yang bisa berpindah tangan ke pihak misterius, bahkan email-nya juga sudah ada di tangan mereka.

“Akibatnya, seluruh data yang ada di email, kini telah diumbar melalui akun @MustofaNahra. Saya tidak tahu persis motif pelaku,” ujarnya.

Belakangan, ungkapnya, beberapa tokoh mengaku mendapatkan info via pemberitahuan email bahwa akun medsos mereka tiba-tiba akan diambil alih menggunakan nomor HP Mustofa.

“Nomor verifikasi perubahan password tiba-tiba berubah ke nomor saya. Sehingga terjadi fitnah seolah saya lah yang berusaha mengambil alih,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum JITU Pizaro mengungkapkan, pencurian akun media sosial juga dialami Ketua JITU periode 2015-2018 Agus Abdullah, termasuk website JITU dibajak oleh pihak tak bertanggung jawab.

“JITU dengan ini mengumumkan bahwa telah terjadi pembajakan yang dilakukan orang-orang tidak bertanggung jawab terhadap website JITU serta akun WhatsApp dan Facebook,” ujar Pizaro baru-baru ini.

“Akun tersebut dibajak dan tiba-tiba melakukan chatting tanpa sepengetahuan yang bersangkutan,” tambahnya.

Sebelumnya, tutur Pizaro, Agus sudah menceritakan keanehanannya kepada pihaknya karena nomor akun WhatsAppnya tiba-tiba diganti dengan nomor lain.

“Kita mengetahui bahwa ada foto-foto yang dibuat sedemikian rupa oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memfitnah JITU dibiayai oleh pihak tertentu,” ujar Pizaro.

Ia menegaskan, JITU tidak berafiliasi dan terlibat dukung mendukung kepada partai manapun, apalagi menerima dana. “JITU bahkan dalam kode etiknya melarang anggota untuk mengambil amplop (imbalan) dalam peliputan.”

Agus enggan menanggapi soal pembajakan akun-akun medsosnya tersebut. “Saya kira enggak penting,” ujarnya kepada media ini.

Selain melontarkan tudingan terhadap organisasi jurnalis Muslim tersebut, akun curian @MustofaNahra juga menuding media Islam Kiblat.net sebagai situs penyebar hoax.

Pemred Kiblat.net Fajar Sadiq menegaskan, Kiblatnet merupakan media Islami yang berlandaskan pada prinsip-prinsip jurnalisme dan fiqh jurnalistik yang ketat.

“Tuduhan bahwa Kiblatnet merupakan situs penyebar hoax merupakan tuduhan keji dan tidak berdasar,” tegasnya kepada hidayatullah.com, Senin (26/02/2018).

Ia menjelaskan, medianya secara legal formal berada di bawah perusahaan profesional yang membidangi media dan telah terdaftar di Kemenkumham. Media ini juga tengah berada dalam proses administrasi pendaftaran ke Dewan Pers.

“Tuduhan bahwa media ini dibiayai tokoh politik tertentu merupakan fitnah murahan yang tidak akan mudah dipercaya masyarakat,” tegasnya.

Akun curian @MustofaNahra juga melontarkan tuduhan atas Partai Gerindra. Parpol tersebut sudah menanggapi tuduhan-tuduhan oleh akun curian tersebut. Gerindra menyatakan bahwa akun curian @MustofaNahra itu telah menyebarkan berita bohong (hoax).

“Kami berharap @DivHumasPolri @BSSN_RI cepat tindak @MustofaNahra penyebar hoax. Buktikan kalau pendapat ini salah,” tulis Partai Gerindra ‏lewat akun terverifikasi di Twitter, @Gerindra, 24 Februari 2018.*

sk-017/hidayatullah.com