Ibu dan Balitanya Korban Tewas Bus di Ngawi Dikubur Dalam Satu Lubang

MAGETAN, SUARAKALTIM.com Rima Irmawati (36) dan balitanya Fania Febriyanti (4) korban tewas kecelakaan bus terguling di Ngawi dikubur dalam satu lubang di tempat pemakaman umum (TPU) setempat. 

Rima dan Fania merupakan dua dari tiga korban tewas akibat kecelakaan bus terguling di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, dimakamkan di wilayah asalnya Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Minggu, 22 April 2018.

Satu korban lainnya adalah Sri Utami alias Tamini (46) yang juga telah dikuburkan di hari yang sama. Ketiganya merupakan warga Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren yang sedang piknik arisan ibu rumah tangga desa setempat. 

Auliya, saudara dari korban tewas Rima, mengatakan sebenarnya Sunarti, ibu kandung Irma sekaligus nenek dari Febriyani itu ikut dalam rombongan piknik ke Sarangan, Madiun. Akan tetapi, Sunarti masih beruntung dan hanya mengalami luka ringan saja. 
 
“Saya sangat kehilangan atas peristiwa ini,” ujar Auliya seperti dilansir Antara, Minggu, 22 April 2018. 

Proses pemakaman Rima dan Fania dilaksanakan lebih dulu. Keduanya dimakamkan satu liang lahat. Sedangkan, jenazah korban lainnya, Sri Utami alias Tamini dimakamkan di pemakaman umum desa lainnya.

Pemakaman tersebut membuat warga Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren berduka. Sebab, tiga warga desa tersebut meninggal saat bus yang ditumpanginya terjun ke sawah  di tanjakan Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Magetan saat kegiatan piknik arisan ibu rumah tangga desa setempat.

Dari sekitar 150 anggota arisan ibu rumah tangga, hanya sebagian yang ikut piknik dengan tujuan Telaga Sarangan Magetan dan Sun City Mal Kota Madiun.

Seperti diketahui, sebuah minibus mengalami kecelakaan tunggal di jalur Sarangan, tepatnya di tanjakan Turen, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Minggu, 22 April 2018 pagi.

Sang sopir bernama Ngadiyanto (60) membawa 22 penumpang asal Sodolaju, Kabupaten Ngawi yang hendak rekreasi di Sarangan, Madiun.

Diduga sopir tidak dapat mengendalikan kendaaraannya saat melintas di tanjakan Turen, sehingga minibus melorot mundur dan akhirnya terguling di sawah sedalam lebih dari 5 meter. 

Akibatnya, tiga orang meninggal dunia di lokasi kejadian, tiga penumpang lainnya luka berat dan puluhan orang lainnya mengalami luka ringan.

 

sk-002/syahrul munir/foto RRI