@Akhmad Zailani
SUARAKALTIM.com– Di debat seri pertama Pemilihan Gubernur Kaltim 2019-2023 ada pertanyaan yang hilang. Pertanyaan apakah itu? Kok bisa hilang sih? Di sesi sebuah pertanyaan yang hilang, masing-masing pasangan calon (paslon) mendapat 2 pertanyaan. Jadi, di dalam wadah stoples yang biasa digunakan sebagai aquarium ikan berbentuk bulat tempat pertanyaan itu dibuat, ada 8 pertanyaan saja. Kemana 1 pertanyaan itu? Kok hanya 7 pertanyaan saja? Kenapa sih, jumlah pertanyaannya yang ditulis di dalam kertas kecil yang digulung-gulung itu dan dicampur dengan bulir-bulir styrofoam tidak dilebihkan. Coba bikinlah 12 pertanyaan. Kok pelit amat sih beri pertanyaan. Jangan juga malas dong. Padahal tim pakar atau panelisnya kan banyak. Buat dan masukkan lah pertanyaan cadangan di dalam stoples akuarium mini walau nantinya hanya 8 yang diambil dan dibuka oleh masing-masing paslon.
Cawagub Kaltim nomor 4 Hadi Mulyadi memasukkan tangan kanannya ke aquarium mini. Tangannya mencar-cari pertanyaan yang terakhir dari 2 pertanyaan untuk masing-masing paslon di antara bulir-bulir styrofoam.
‘’Kok ndak ada,’’ suara Hadi. Tangannya masih mencari-cari.
“Anda mendapatkan pertanyaan yang terakhir ini bapak,’’ suara Andini Effendi, host dari TV metro sesi pertama Debat Kandidat pemimp0in Kaltim, yang temannya berjudul Isu Strategis Kalimantan Timur.
“enda ada,’’ ujar Hadi Mulyadi Tangan kirinya ikut membantu memegangi aquarium. Dimiring-miringkan, tetap enggak ada.
“Masih ada pak. Harus dicari terus, mungkin pertanyaannya spesial nih.
‘’Enggak ada. Lupa kali’’
“Ada pak. Masih ada satu lagi di isitu,’’ Andini menyakinkan.
‘’Enda adaaa,’’ terdengar suara isran Noor, pasangan Hadi Muilyadi.
Penonton di studio tertawa. Hahaha. Hadi Mulyadi juga tertawa. Hehehe.
‘’Kamu sembunyikan tuuu’’ suara Isran lagi.
Hadi masih terus memutar-mutar tangan kanannya dalam aquarium. Kecil itu. Terus mencari. Sudah beberapa menit berlalu. Tapi satu pertanyaan terakhir itu masih belum ketemu. Padahal tempatnya kecil saja.
Hadi menyerah. Menarik tangan kanannya dan mengangkat kedua tangannya.
‘’Coba kita kalo gitu yang cek pak,’’ Andi kemudian meraih aquarium kecil itu. Pulpen biru di tangan kanannya diserahkan ke tangan kiri, lalu tangan kanannya kemudian mengobok-ngobok ke dalam aquarium kecil. Tangan Andi mencari-cari.
‘’Bagus itu kalo enda tuu,’’ terdengar suara Isran Noor.
Penonton di studio tertawa. Hahaha. Termasuk Hadi juga tertawa. Hehehe.
‘’Nah iya kan,’’ kata isran sambil berusaha mendekati Hadi.
Semua tertawa. Penonton. Andini. Hadi dan paslon lainnya. Hahaha.
‘Berarti pertanyaannya susah sekali pak sampai tidak ada. Coba kita lihat di sini’’ kata Andini. Tangannya masih meraba-raba di dalam aquarium kecil.
‘’Mana ada,’’ kata Isran Noor.
Andi kemudian mengangkat aquarium kecil dan mengarahkannya ke pentonton, sambil berkata ; ‘’ teman-teman, pertanyaannya tidak ada. Sambil melihat kearah penonton.
Hadi bertepuk tangan. Isran Noor bertepuk tangan. Pentonton juga bertepuk tangan.
‘’Kita lanjutkan setelah jeda berikut ini. Tetap lah bersama kami,’’ suara Andini akhirnya.
Kemudian iklan.
Usai iklan Andi kembali mempersilahkan Hadi kembali maju ke depan.
‘’Tadi kita berdua sudah mencari ya pak. Tapi ternyata ada. Jadi kesalahan bukan di kita. Silahkan ambil pertanyaannya,’’ kata Andini.
Hadi maju dan mengambil pertanyaan sambil tersenyum.
‘’Kita ingin menunjukkan, kita ingin memberikan kesempatan yang sama bagi setiap pasangan calon untuk mendapatkan dua pertanyaan yang sudah dipersiapkan oleh para panelis,’’ kata Andini.
Hadi membuka gulungan kertas pertanyaan. Ada 2 kertas. Satu diserahkan ke Andini.
Entah, di mana pertanyaan yang sempat hilang itu ditemukan.
NARKOBA
Baiklah. Apa sih pertanyaan yang hilang itu? Ternyata oh ternyata, wahai pembaca. Pertanyaan yang hilang itu soal Narkoba. Apakah pertanyaan itu sengaja disembunyikan? Tapi siapa yang menyembunyikan? Atau jangan-jangan ada yang mencuri? Wah gawat. Begitu pentingkah pertanyaan soal Narkoba itu? Siapa sih pencurinya? Atau jangan-jangan ada yang takut ditanya soal bagaimana upaya memberantas Narkoba di kaltim?
Apa pertanyaannya?
‘’Menurut data BNN provinsi Kaltim menempati peringkat ke tiga nasional,’’ Andini menegaskan suaranya. Berhenti sejenak, sekian detik, sambil melirik ke penonton. Seakan membuat penasaran penonton, peringkat ketiga nasional ini apa? Bila prestasi tentu saja bagus.
‘’Dalam penyalahgunaan Narkoba,’’ kata Andini. Wah kirain peringkat 3 prestasi. Ternyata, penyalahgunaan narkoba tingkat nasional. Gawat.
‘’Apa upaya menanggulangi masalah ini bapak-bapak?,’’ tanya Andini matanya memandang ke Hadi Mulyadi dan Isran Noor. Waktu 1 menit 30 detik disediakan untuk menjawab.
JAWABAN HADI ; “Kemanaaa Polisiiii”
Menurut Hadi, pertama menyayangkan kenapa Kaltim menjadi peringkat 3 nasional dalampenyalahgunaan narkoba. ‘’Kita bertanya ke mana polisiii, kemanaa aparat, kemana pemerintahan untuk itu ke depan kalau kami terpilih tentu kami akan meminta kepada aparat kepolisian dan pihak terkait untuk bekerja keras. Memberantas narkoba yang ada di Kalimantan Timur,’’ kata Hadi.
Kedua menurut Hadi, seluruh aparat birokrasi, tidak ada yang terlibat narkoba. Bila dirinya dan Isran hadi terpilih, dia memastikan tidak ada satupun ASN yang terlibat narkoba. Jika pun ada , mereka akan diberi kesempatan untuki menyelesaikan masalahnya. Kalau tidak akan dikeluarkan sebagai ASN.
Yang ketiga, lanjut Hadi, kembali lagi ke masalah pendidikan. Tidaka akn bisa menyelesaikan permasalahan, bila tidak memiliki kualitas penddidikan yang gurunya yang tidak memiliki pengawasan ketat, atas penyalahgunaan narkoba.bagi anak didik.
Waktu menjawab terisa 0.30. Masih ada 30 detik. Hadi mempersilahkan Isran melanjutkan.
JAWABAN ISRAN; “Pecaaat !”
‘’Pokoknya kalau ada bupati, walikota, wakil bupati, wakil walikota gubernur dan wakil gubernur , pecaaaat! Selesai,’’ kata Isran.
Hadi yang berrdiri di sebelah isran Noor bertepuk tangan. Pendukung paslon nomor 3 di studio juga tertawa dan bertepuk tangan.
‘’Jangan sampai ada yang terlibat narkoba. Ketahuan aja tuh ciri-cirinnya orang yang terlibat narkoba. Dari matanyaa ketahuan, pecaaat …,’’ teriak Isran Noor.
‘’Kalau saya penguasa, saya lakukan seperti Duderte, kutembak dia,’’ kata Isran. Waktu pun habis, Isran kembali ke tempat duduk.
(Maksud Isran, Duterte adalah Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Rodrigo saat kampanye memang berjanji akan menunutaskan masalah peredaran obat terlarang dalam waktu enam bulan. Dia tidak pedulu soal HAM dan meminta rakyat Filipina yang memilih dirinya mempercayai janjinya. Rodrigo akhirnya terpilih. Baru sebulan dia berkuasa 400 tersangka pengedar dan penguna narkoba tewas. Karena baku tembak dengan polisi. Lebih dari 4.400 tersangka ditahan. Tindakan perintah tembak di tempak oleh Duterte ini membuat ngeri pengedar dan pengguna narkoba. sehingga sekitar 500.000 orang memilih menyerahkan diri kepada polisi. Di antara mereka yang menyerah karena takut ditembak mati adalah tiga orang wali kota dan seorang mantan wali kota yang berasal dari provinsi Maguindanao, wilayah selatan Filipina.
Untuk menampung tersangka penyalahgunaan narkoba, Duterte tengah mempertimbangkan pendirian pusat rehabilitasi di kamp-kamp militer negeri itu untuk menampung para pengguna narkoba yang menyerah).
Oh, ternyata itu sebuah pertanyaan terakhir yang hilang. Kemanaaa polisiiii. Kemana oh kemanaaaaa?. Oh. ^^*#KolomKepalaSuku