NEGOSIASI. Aparat kepolisian dan panwas melakukan mediasi antara pihak paslon nomor 2 Andi Harahap–Fadly dengan pihak Paslon nomor 3 Abdul Gafur Mas’ud–Hamdam. foto istimewa
PENAJAM,SUARAKALTIM.com– Seru. Itulah yang terjadi dan mewarnai Pilkada di Penajam Paser Utara (PPU). Masing-masing pendukung hendaknya bisa menjaga suasana kondusif, damai dan aman. Semua paslon juga harus bisa mengajak pendukung dan simpatisan menahan diri.
Masyarakat, dan di antaranya massa pendukung dan simpatisan pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Andi Harahap–Fadly mencurigai tim paslon nomor 3 Abdul Gafur Mas’ud–Hamdam, yang akan bagi-bagi uang. Mereka kemudian “mengepung” Hotel Venus di Penajam, tempat menginap beberapa tim paslon nomor 3, Sabtu (23/6).
Masyarakat dan massa pendukung paslon 2, yang di antaranya ada anggota DPRD PPU dan ketua ormas meminta diberi kesempatan untuk masuk memeriksa kamar. Namun, tim paslon nomor 3 tidak mau. Mereka mengetuk=ngetuk pintu kamar.
Paslon nomor 2 yakin, ada indikasi politik uang yang terjadi dalam kamar Hotel Venus tersebut, yang dilakukan tim paslon nomor 3. Namun karena tidak segera diperbolehkan masuk kamar untuk memeriksa, diduga “barang bukti” sempat disembunyikan.
Kelompok massa ini terus berjaga di sekitar area hotel sejak pukul 17.00 (Sabtu, 23/6) hingga pukul 02.00 Wita Minggu dini hari. Tapi tim paslon 3 tidak berani keluar kamar.
Setelah berjam-jam, sekitar 9 jam, dilakukan mediasi oleh aparat kepolisian, panwas dan kedua tim paslon, sekitar pukul 02.00 Wita permasalahan mulai reda.
Ketua Panwas Penajam, Daud Yusuf menyebutkan, mengetahui kejadian itu setelah menerima laporan masyarakat. Langsung menuju lokasi. Bersama aparat kepolisian juga ikut mengevakuasi tim paslon 3 dari hotel.
Menurut Daud Yusuf kepada wartawan, agar massa tenang Panwas memeriksa seluruh barang bawaan, dengan persetujuan dari tim paslon nomor 3, yang umumnya perempuan.
Siangnya, Daud bersama sejumlah saksi juga memeriksa kamar nomor 5 tempat menginap . Namun tidak menemukan barang bukti, berupa uang seperti yang dituduhkan massa.
Massa tidak bisa berbuat apa, walaupun menduga mungkin uangnya sudah dibawa atau disembunyikan.
Selama jalannya Pilkada Penajam, Panwas menemukan dua kasus dan sembilan laporan kasus pelanggaran pemilu. Sebanyak tiga di antaranya sudah ditetapkan masuk kategori pelanggaran politik uang.
“Tiga kasus sudah kami proses dan seluruhnya memang mengarah pada pasangan Gafur–Hamdam,” kata Daud kepada wartawan.
Kapolres Penajam, Ajun Komisaris Besar Sabil Umar meminta semua pihak bisa menjaga susana kondisif yang selama ini telah terjaga. Masyarkat diharapkan turut menciptakan suasana yang damai dan aman menjelang Pilkada serentak 2018, yang hari H pencoblosannya tanggal 27 Juni.
Kapolres Penajam, Ajun Komisaris Besar Sabil Umar mengatakan, polisi dengan sigap mampu mengatasi keresahan masyarakat agar tidak menganggu kondisi keamanan dan ketertiban Penajam.
”Polda Kaltim langsung mendatangkan satu pleton personel Brigadir Mobil untuk memastikan keamanan jalannya pilkada di Penajam. Pasukan Brimob datang untuk membantu pengamanan dan juga distribusi suara,”
“Satu pleton Brimob sudah datang untuk membantu pengamanan dan juga distribusi surat suara,” paparnya.
Seperti diiketahui, Pilkada kabupaten pemekaran ini diikuti tiga pasangan yakni ;
Nomor 1 Mustaqim MZ–Sofyan Nur (Gerindra, PKB dan PBB),
Nomor 2 Andi Harahap–Fadly Imawan (Golkar, PDIP, PPP, Partai Idaman dan PSI)
Nomor 3 Abdul Gafur Mas’ud–Hamdam (PKS, Partai Demokrat dan Nasdem). sk-007/