Gara-gara Ini,  Simpatisan PDIP-Golkar  di PPU  Pindah Mendukung Paslon yang Ini

 

PENAJAM, SUARAKALTIM.com–  Gara-gara tidak tegas, tidak  memiliki keberanian dan tidak mampu melanjutkan proyek jembatan tol laut yang menghubungkan Penajam Paser Utara (PPU) dan Balikpapan,  sejumlah pendukung paslon 2, yang umumnya simpatisan PDIP dan Partai Golkar di PPU beralih mendukung ke pasangan calon (paslon) nomor 1, H. Mustaqim MZ dan Sofyan Nur. Simpatisan yang bukan kader partai PKS  yang semula mendukung  nomor 3, juga ada yang beralih mendukung paslon nomor 1.

 

‘’Saat pemilu 2014 lalu, kami mendukung dan memilih PDIP. Namun setelah menonton debat calon bupati dan wakil bupati  PPU, kami memutuskan untuk beralih mendukung paslon nomor satu, yaitu bapak Mustaqim MZ dan bapak Sofyan Nur,’’ kata Margiono, yang menemui www.suarakaltim, Minggu (24/6).

Margiono datang bersama dengan puluhan temannya.  Selain Margiono,  Ahmad Jayansyah, juga warga Penajam, menyatakan mendukung paslon nomor 1 setelah mengetahui pernyataan tiga cabup melalui debat di TVRI.

‘’Kami ingin jembatan penghubung PPU dan Balikpapan tetap dilanjutkan. 2 calon bupati lainnya sepertinya nampak tidak mampu. Itu meragukan bagi kami. Sebagai warga yang mencintai PPU, kami tidak ingin dipimpin oleh sepasang pemimpin yang tidak tegas dan tidak mempunyai program yang jelas. Kami melihat semangat dan optimis yang tinggi dari paslon nomor 1,’’ kata Jayansyah, dalam pemilu 2014 lalu memilih Partai Golkar dan caleg-caleg dari partai Golkar.

Margiono menambahkan, dia bersamaJayansyah dan teman-teman lainnya umumnya simpatisan PDIP dan simpatisan Partai Golkar. Dalam setiap kampanye PDIP dan Golkar di antara kami selalu hadir.

 

 

‘’Di Pemilu 2019 nanti, kami tetap mendukung PDIP tapi untuk pemilihan bupati PPU 2018 ini kami akan memilih bapak Mustaqim. Walaupun belum pernah menjadi bupati, tapi bapak Mustaqim cukup berpengalaman. Sudah sepantasnya beliau menjadi bupati. Sedangkan paslon satunya, kami nilai belum berpengalaman dan belum teruji.  Kami akui kami tertarik  dengan materi, tapi untuk pemimpin PPU ke depan, kami lebih mengedepankan hati nurani dalam memilih pemimpin. Terlalu beresiko memberikan tanggung jawab kepada pemimpin pemula, yang belum terbukti dan teruji. Sudah itu aja,’’ kata Margiono.

Hal senada juga diungkapkan teman-teman Margiono dan Jayansyah. Mereka kompak, untuk pilkada mereka lebih mengedepankan figur,  kepentingan parpol di urutan bawah.

‘’Entah nanti saat Pileg dan pilprews 2019 nanti. Yang jelas untuk bupati dan wakil bupati PPU 5 tahun ke depan, kami akan mendukung dan memilih yang nomor satu,’’  kata M.

Yusuf menambahkan selain tidak alasan karena parpol  mereka memilih paslon nomor 1, juga  tidak melihat latar belakang suku tertentu. ‘’Jadi maksudnya, saya kan suku Bugis, Jayanyah kan Banjar,  tapi bukan karena itu kami menentukan dukungan ke salah satu paslon, yaitu nomor 1. Tapi karena melihat figur, ketegasan, kecerdasan dan programnya jelas. Sudah itu aja,’’ kata Yusuf.

 

BERITA SEBELUMNYA

Masyarakat Benuo Taka Inginkan Cabup Ini Menjadi Bupati PPU 2018-2023

Mustaqim dan Jembatan Tol Penajam-Balikpapan

Program Paslon Bupati & Wakil Bupati PPU Ini Ada “Plusnya”

Waduh, Calon Bupati PPU ini Tidak Sanggup Menyelesaikan Jembatan PPU-Balikpapan

Ribuan Masyarakat Penajam Banjiri Kampanye Akbar, Siap Menangkan Paslon Ini

Warga Penajam, Belum Cerdas Bila Belum Nonton Video Ini

DAN TONTON VIDEONYA