Video Pawai Anak TK Bercadar Diunggah Sepotong, Polisi Hentikan Penyelidikan, Ini Video Utuhnya

Foto: Pawai TK Kartika V 69 dalam acara HUT RI ke 73 menjadi sorotan karena tampilkan anak bercadar sambil memegang senjata.
 

Sekjen MUI: Kenapa Anak Bercadar dan Pegang Senjata Mainan Dikaitkan Terorisme?

 

 

PROBOLINGGO, www.suarakaltim.com– Polres Probolinggo telah menghentikan penyelidikan terhadap TK Kartika V yang menggunakan atribut cadar dan replika senjata dalam kegiatan karnaval, lantaran tak ditemukan unsur kesengajaan dan pelanggaran. Alhasil, kasus disetop.

“Iya betul, tidak (dilanjutkan),” ucap Kapolres Probolinggo Ajun Komisaris Besar Polisi Alfian Nurrizal saat dikonfirmasi wartawan pada Ahad, 19 Agustus 2018.

Setelah mengetahui hal tersebut, kata Alfian, pihaknya lantas bergegas melakukan pemeriksaan terhadap pihak terkait. Semisal pengurus TK Kartika V dan panitia acara karnaval 17 Agustus saat itu.

“Tindakan, kepolisian kita sudah lakukan. Kami melakukan pemanggilan semua, ketua panitia, kepala sekolah TK,” ujar Alfian.

Tak berhenti sampai di situ, lanjutnya, polisi pun menelusuri pihak yang pertama kali mengunggah video yang sampai viral tersebut. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, video tidak diunggah utuh ke media sosial.

“Kemudian kami cari unggahannya lalu kami coba untuk melihat, mengecek, ternyata ini sepotong. Maka ternyata ini lho yang sebenarnya seperti ini yang utuh,” kata dia.

Ternyata dalam kegiatan itu, para murid TK Kartika V pun membawa atribut bendera merah-putih. “Ada bendera merah putihnya dikibarkan, dibawa oleh anak. Jadi perempuan yang berhijab menggunakan cadar ceritanya pasukan pengawal raja, begitu,” ujar Alfian.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video dari acara pawai budaya yang menunjukkan siswi-siswi TK dengan dandanan mengenakan cadar sambil menenteng replika senjata, viral di media sosial Sabtu kemarin, 18 Agustus 2018. Peristiwa dipersoalkan karena dandanan demikian identik dengan ajaran radikal.

Kepala Sekolah TK Kartika V Probolinggo, Hartatik, tempat para anak menerima pendidikan, sempat mengklarifikasi bahwa kostum dan dandanan para anak dimaksudkan sebagai simbol dari perjuangan Rasulullah SAW.

“Kami meminta maaf karena penggunaan atribut itu merefleksikan perjuangan Rasulullah, dan tidak ada maksud mengarah ke simbol-simbol radikalisme,” ujar Hartatik.

 

APA TIDAK BOLEH PEREMPUAN BERCADAR?

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mempertanyakan mengapa banyak masyarakat yang mempermasalahkan murid TK di Probolinggo yang membawa senjata dan bercadar saat pawai. Menurutnya, itu berlebihan.

“Apa tidak boleh anak perempuan pakai cadar? Apa tidak boleh anak-anak pegang senjata mainan. Saya rasa banyak masyarakat yang mentafsirkannya terlalu berlebihan,” katanya saat dihubungi Kiblat.net pada Senin (20/08/2018).

Ketua Muhammadiyah ini juga menegaskan bahwa tidak tepat jika kemudian murid TK tersebut dikaitkan dengan terorisme. Anwar menegaskan bahwa pihak sekolah tidak ada maksud apa-apa selain untuk mengikuti pawai dengan memanfaatkan barang yang ada.

“Kenapa kalau ada anak-anak pakai cadar lalu mereka pegang senjata mainan lalu dihubungkan dengan terorisme. Apalagi dari penjelasan guru dari sekolah tersebut tidak ada maksud-maksud lain, kecuali hanya untuk bagaimana supaya bisa berpartisipasi dalam pawai dengan bermodalkan dan memanfaatkan apa yang ada,” tegasnya.

“Dan kalau seandainya mereka tidak pakai cadar tapi memakai pakaian biasa lalu memegang senjata mainan apakah masih mereka kaitkan dengan terorisme?,” sambungnya.

Sebagaimana diketahui, masyarakat diramaikan dengan berita anak TK yang mengikuti karnaval dengan mengenakan cadar dan tembak mainan. Belakangan diketahui ternyata vidio yang beredar hanya potongan dan pawai murid TK tersebut bertema perjuangan Rasullah SAW.

Kapolres Probolinggo Ajun Komisaris Besar Polisi Alfian Nurrizal menegaskan pihaknya tidak akan melanjutkan penyelidikan terhadap pawai bercadar TK Kartika V dan panitia acara karnaval 17 Agustus.

“Tindakan kepolisian kita sudah lakukan. Kami melakukan pemanggilan semua, ketua panitia, kepala sekolah TK,” ujar Alfian.

Tak berhenti sampai di situ, lanjutnya, polisi pun menelusuri pihak yang pertama kali mengunggah video yang sampai viral tersebut. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, video tidak diunggah utuh ke media sosial.

“Kemudian kami cari unggahannya lalu kami coba untuk melihat, mengecek, ternyata ini sepotong. Maka ternyata ini lho yang sebenarnya seperti ini yang utuh,” kata dia.

 

INI VIDEO UTUHNYA

Ternyata dalam kegiatan itu, para murid TK Kartika V pun membawa atribut bendera merah-putih. “Ada bendera merah putihnya dikibarkan, dibawa oleh anak. Jadi perempuan yang berhijab menggunakan cadar ceritanya pasukan pengawal raja, begitu,” ujar Alfian.

Berikut ini video utuh dari acara pawai budaya yang menunjukkan siswi-siswi TK dengan dandanan mengenakan cadar sambil menenteng replika senjata. Video ini sempat diviralkan di media sosial Sabtu kemarin, 18 Agustus 2018.

 

Foto: Sekjen MUI Anwar Abbas (foto: Taufiq/Kiblat)