Diangkat Jadi Guru dan Tenaga Kesehatan CPNS 2018, Minimal 10 Tahun Mengabdi di Pedalaman Berau
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Seorang Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebut saja namanya Amir, tampak galau. S
Setelah bertahun-tahun mengabdi sebagai PTT di salah satu dinas di lingkungan Pemkab Berau, Amir senang saat mengetahui namanya lolos dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebagai guru.
Hal yang membuatnya galau, Amir harus bersedia di tempatkan di pedalaman Kecamatan Segah.
“Anak masih kecil, dan istri juga statusnya masih PTT di sini (Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau),” ujarnya.
Tapi Amir tak bisa galau lama-lama, cita-citanya menjadi PNS tinggal selangkah lagi, mundur bukan pilihan bijak baginya.
“Agak khawatir juga, katanya sekarang tidak bisa mutasi (pindah tempat) 15 tahun pertama,” ungkapnya.
Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Berau, Abdul Rivai mengatakan, seluruh peserta CPNS telah menandatangani surat pernyataan, siap ditempatkan di mana saja, sesuai tempat pilihannya saat mendaftar.
“Termasuk risiko ditempatkan di pedalaman dan daerah terpencil. Tapi tidak sampai 15 tahun, minimal 10 tahun mereka tidak bisa mengajukan mutasi,” tegasnya, Kamis (3/1/2019).
Rivai menambahkan, Pemkab Berau memang lebih mengutamakan formasi guru dan tenaga kesehatan untuk ditempatkan di pedalaman.
Dari kuota 94 orang, 80 persennya untuk bidang pendidikan dan kesehatan, dengan rincian, bidang kesehatan dialokasikan 40 persen dari kuota CPNS, atau sekitar 38 orang.
Sementara 40 persen dialokasikan untuk bidang pendidikan untuk mengisi kekosongan di daerah terpencil.
Belajar dari pengalaman seleksi CPNS sebelumnya, setelah lulus dan ditempatkan di pedalaman, nyatanya banyak yang meninggalkan tempat tugasnya, karena merasa ta betah tinggal di pedalaman.
Namun kali ini, BKPP kata Rivai, akan memberikan tindakan tegas sesuai dengan aturan disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN).
Karena itu, mereka yang nantinya lolos seleksi diminta mempersiapkan diri.
Mereka harus siap ditempatkan di mana saja.
Pihaknya juga akan mempertimbangkan, penempatan yang sesuai dengan daerah asalnya.
“Misalnya ada warga dari Kampung Long Ayap yang lulus CPNS, bisa saja di tempatkan di sana supaya lebih betah tinggal di kampung halamannya sendiri. Tapi tetap harus di pedalaman, karena di daerah-daerah itu kita memang kekurangan SDM,” jelasnya.
Rivai menambahkan, meski ditempatkan di pedalaman, mereka mendapat tunjangan maupun insentif yang kebih besar dari pegawai yang bertugas di perkotaan.
“Ada insentifnya buat mereka yang bertugas di daerah pedalaman dan tempat terpencil,” tandasnya. (*)
Penulis: Geafry Necolsen
Editor: Trinilo Umardini