Menurut Sugeng, dalam persiapan peluncuran ini, pihak Dinas Kebudayaan kurang berkoordinasi dengan Pemkot. Selama ini, Pemkot sudah menganggarkan dari proses persiapan sampai pengisian barang.
“Sekarang mau launching, barang minjam. Harus beli dong. Hunting dong. Karena barang itu tak ada di pasaran,” ujar Sugeng
Karena itu, dia menepis, jikalau ada teguran Walikota Samarinda yang di alamatkan pada instansinya, meminta penundaan peluncuran karena kesiapan perabot belum kelar.
Museum Samarinda memang merupakan gabungan dari berbagai macam jenis museum yang lazim saat ini.Selain menghadirkan benda cagar budaya dalam bentuk fisik. Ada juga video dan poto beragam bukti sejarah mulai dari masa pra sejarah sama abad moderen.
Sebagian benda cagar budaya yang dipajang di museum itu, di dapat dari berbagai sumber. Ada yang dipinjam dari Balai Cagar Budaya, dipesan atau di reproduksi ulang.
Barang reproduksi ulang itu, terpaksa mereka buat, semisal si pemilik enggan melepas atau menjual barang itu pada Dinas Kebudayaan untuk dipajang di Museum Samarinda.
Sementara, barang yang dipesan atau di buat khusus, misalnya maket SMPN dan SMAN 1 Samarinda yang merupakan bangunan awal di tempat museum itu berdirinya. Dua bangunan itu, termasuk bagian sejarah Kota Tepian.
Karena itu, dia menilai, di bandingkan museum lain, semisal museum sejarah, kemaritiman atau seni, konsep dan isi Museum Samarinda yang merupakan gabungan dari beberapa jenis museum itu memiliki kesulitan tersendiri dalam persiapannya.
“Kalau di museum Tenggarong kan mudah saja, karena ada benda turunan dari kerajaan. Sedangkan di Samarinda ini, masih harus mencari benda-benda yang berkaitan dengan sejarah Kota Samarinda,” ujarnya.
Adapun persoalan ketiadaan maket SMPN dan SMAN 1, yang sempat dikeluhkan Wali Kota Samarinda dalam pemeriksaan beberapa hari lalu, dijanjikan Aziz akan diselesaikan segera. Satu maket diperkirakan menghabiskan dana Rp 85 juta.
Adapun, lanjut dia, mengenai kesiapan instalasi perangkat lunak untuk menyambungkan audio visual pameran ke layar monitor memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Proses penyelesaian itu, diprediksi mempengaruhi kapan kepastian pembukaan museum.
“Sebelum pertengahan tahun ini clear,” katanya
GEDUNG RUSAK
Dalam pengamatan lapangan, sejumlah titik bangunan seperti panel terlepas, plafon berlubang terkena rembesan air, semen pembatas jalan dan sejumlah dinding retak.
Padahal, bangunan senilai Rp 12 miliar yang di bangun oleh Dinas Perumahan dan Permukiman itu, baru saja diserahterimakan ke Dinas Kebudayaan akhir tahun lalu. Mengenai soal teknis Sugeng mengaku tak tahu. Tapi, kalaupun nantinya ada permasalahan, silahkan saja diperiksa.
“Kalau ada masalah, silahkan saja nanti ada lembaga hukum yang periksa,” kata Sugeng.
Wajah Walikota Samarinda Memerah
Sebelumnya, Jumat (18/1/2019) lalu, Walikota Samarinda, Syaharie Jaang saat mengecek kesiapan museum Samarinda mengaku kecewa pada sejumlah persiapan yang ia rasa belum maksimal.
Memasuki museum Samarinda, Syaharie Jaang mendapati banyak slot display belum terisi. Padahal, waktu launching kurang dari seminggu lagi.
Di dalamnya, hanya terdapat meja display dan kotak kaca yang sedianya akan dibangun sejumlah benda cagar budaya dan maket SMP dan SMA 1 kosong. Sekeluar museum wajah Jaang nampak memerah.
“Saya tidak mengizinkan, museum itu di launching pada tanggal 25 Januari nanti,” kata Jaang, seusai meninjau Taman Samarendah dan air mancur di depan bundaran Hotel Mesra jalan Pahlawan di malam yang sama.
Alasannya, kata Ja’ang, selain sejumlah benda cagar budaya masih dipinjam pada sejumlah instansi. Ke-dua, ia melihat sejumlah pengerjaan akhir museum belum rapi. Salah satu yang ia sorot yakni belum adanya maket SMPN dan SMAN 1 yang dahulunya berdiri di tanah yang kini dibangun museum dan Taman Samarendah ini.
Menurutnya, persiapan harus maksimal, karena sekali di buka, tentu kurang elok apabila ditutup kembali karena alasan operasional. Karena itu, ia merencanakan waktu pembukaan ditinjau ulang.
“Padahal untuk mengisi kebutuhan di situ tidak terlalu besar. Inilah pentingnya komunikasi, saya rasa Dinas Kebudayaan sangat kurang,” ucapnya. (*)
Data Pengeluaran Dinas Kebudayaan untuk interior Museum Samarinda
TA (Tahun Anggaran) 2017 Rp1 miliar digunakan untuk :
– Poto
– Perangkat Elektronik
– Desain interior
TA 2018 Rp 1 miliar
– Konsultan
– Komputer
– Lukisan
TA 2019 Rp 300 juta
– Launching
– Maket SMP 1
– Alat Tenun
– Alat Kesenian
Sumber ; Dinas Kebudayaan Kota Samarinda (dro)
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Wajah Walikota Memerah, Ini Respon Dinas Kebudayaan Samarinda Terkait Launching Museum Samarinda, http://kaltim.tribunnews.com/2019/01/21/wajah-walikota-memerah-ini-respon-dinas-kebudayaan-samarinda-terkait-launching-museum-samarinda?page=all.