“Untuk titik-titik lainnya masih dikaji. Yang jelas semuanya mengandung emas”
“Potensi emasnya di Jember lebih besar dari Tumpang Pitu”
WWW.SUARAKALTIM.COM-PERUT bumi di Provinsi Jawa Timur rupanya kaya dengan kandungan mineral, termasuk mineral pembawa emas. Salah satu yang menonjol saat ini adalah kandungan emas dan perak di tujuh bukit atau Tumpang Pitu di Sumberagung, Kabupaten Banyuwangi.
Adapun di Trenggalek, lanjut Setiajit, eksplorasi sudah dilakukan oleh perusahaan tambang pemenang lelang, yakni PT SMN. Diperkirakan, tahun 2019 mendatang SMN sudah memasuki tahap eksploitasi dan produksi.
Setiajit mengakui, muncul protes dan penolakan dari warga Jember terkait rencana aktivitas pertambangan emas di Silo. Dia menganggap warga yang menolak belum memahami betul manfaat dari pentingnya memproduksi mineral karenanya dia memaklumi.
“Nanti saya akan bicarakan dengan Ibu Bupati Jember,” tandasnya.
BACA JUGA
Sementara itu, pakar geologi dari Universitas Brawijaya, Arief Rachmansyah, mengingat dulu pada tahun 1980-an ada pertanyaan besar kenapa tambang emas terbesar di Indonesia hanya ada di Freeport.
“Itu secara geologi karena tumbukan lempeng dari Pasifik dengan Asia,” katanya.
Kemudian, ditelitilah tumbukan lempeng Australia-Asia. Dari hasil penelitian di lapangan itu ditemukan tambang emas di sejumlah daerah selain Pulau Jawa.
“Ditemukanlah jebakan-jebakan emas yang ada di Sulawesi Utara dan Selatan, Nusa Tenggara, termasuk di Banyuwangi dan Jawa Timur ini. Yang pertama kali ditambang di Bukit Hijau, Nusa Tenggara Barat. Di Banyuwangi yang kedua (ditambang) hasil dari temuan akhir 1980-an,” tandas Arief.
Adapun kandungan emas dan mineral logam yang besar, sementara ini diketahui berada di perut bumi Tumpang Pitu, Banyuwangi.
“Kemudian di Trenggalek dan Malang Selatan. Malah kabarnya ini yang akan dieksplorasi besar-besaran, di Trenggalek katanya sudah mau masuk tahap produksi,” ujar Arief.
TUMPANG PITU
Tujuh Bukit (Tumpang Pitu ) berada di kecamatan Pesangrahan, Kabupaten Banyuwangi. Sekitar 250 km dari kota Surabaya. Secara Koordinat berada di sekitar 8 35 20 S dan 114 01 08 N. Desa terdekat dengan lokasi tambang tumpang pitu ini berada di Desa sumberagung.
Selain itu lokasi tambang emas tumpang pitu ini dekat dengan lokasi wisata Pantai Merah. Diapit oleh 2 hutan suaka margasatwa Baluran dan Meru Betiri.
Ijin penambangan sendiri terdiri dari dua ijin yaitu eksplorasi dan eksploitasi. sebagian besar lokasi merupakan kawasan Hutan Lindung, sawah , dan kebun milik warga sekitar.
Daerah ini dieksplorasi pertama kali oleh PT. Hakman Platina Metalindo dan teman usaha Golden Valley mines dari Australia. Golden Valley mengidentifikasi adanya potensi di daerah tumpang pitu dan Salakan berupa endapan tipe porfiri yang dilakukan pada tahun 1997 – 1998. Kemudian dilakukan survei geokimia yang intens dan pemboran eksplorasi dengan 5 titik selama maret – Juni 1999.
PadaFebruari 2000 Placer Dome masuk melalui Golden Valley dengan memiliki saham 51% dan bertanggung jawab atas operasional kegiatan eksplorasi. Kemudian dilanjutkan dengan survei IP dan geokimia yang selesai antara April – mMay 2000. Hasil dari Ip resistivity memiliki kaitan antara anmali resitivitas dengan zona urat vuggy quartz. Sayangnya Placer kemudian menarik diri dari Tumpang Pitu akibat jatuhnya harga mineral logam di pasar internasional, ketidakstabilan politik, dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Pada juni 2006 Hellman dan schofield pty berkerjasama dengan IMN sebagai investor dan yang bertangung jawab atas kegiatan eksplorasi berdasarkan Kode JORC (Joint Ore Reserve Committe).
Pada tahun 2006 di Tumpang Pitu, Banyuwangi, ditemukan endapan mineral logam emas dengan kandungan sebesar 22.000 ton.
Perusahaan yang melakukan penyelidikan eksplorasi ini yaitu PT. Indo Multi Niaga (IMN). Ijin eksplorasi mineral logam emas dan ikutanya dikeluarkan oleh Bupati Banyuwangi yang saat itu dijabat oleh Ratna Ani Lestari dan diregistrasi dengan Nomor 188/57/KP/429.012/2006 pada tanggal 23 Maret 2006.
Pada tahun PT. Indo Multi Cipta mengajukan surat nomo 07/IMC/VII/2006 untuk memindahkan ijin eksplorasi kepada PT indo Multi Niaga (IMN). Permohonan ini dikabulkan oleh bupati Banyuwangi dengan menerbitkan Surat Keputusan Kuasa Pertambangan atas nama PT. Indo Multi Niaga tanggal 16 februari 2007 dengan nomor registrasi 188/05/KP/429.02/2007.
PT. Indo Multi Niaga diwajibkan melakukan kegiatan eksplorasi dengan berpedoman pada peraturan Undang – undang yang berlaku. Cebakan mineral emas ini diketemukan berdasarkan pemboran eksplorasi sebanyak 14 lubang bor dengan kedalaman total 4.100 meter pada KP eksplorasi PT Imn seluas 11.621,45 ha atau 116,21 km 2. Cebakan emas ini diketemukan dalam bentuk urat – urat kuarsa pada batuan volkanik yang diterobos oleh intrusi batuan diorit, andesir, granodiorit, dan dasit.
Fenomena cebakan urat ini banyak ditemukan di sepanjang pantai selatan jawa seperti cikotok, pongkor, cemas, dan cibaliung Banten.
Berdasarkan studi geologi cadangan mineral bijih mencapai 9.600.00 ton dengan kadar rata rata emas 2,3 pp, dengan cadangan emas sebesar 230,8 ton. Selain cebakan emas primer dari urat kuarsa , potensi mineral emass juga didapat dari cebakan mineral sekunder/ plaser. Keberadaan mineral emas ini berada di sekitar kawasan perhutani.
sk-001/foto lokasi tambang emas bukit tujuh (tumpang pitu) Banyuwangi, Jawa Timur/ ist