Panitia Munajat 212 Sayangkan Upaya Labeling dan Framing Negatif

Para Alim Ulama, Habib dan Tokoh Nasional Memanjatkan Doa Untuk Keselamatan Bangsa dan Negara di acara Malam Munajat 212 di Lapangan Monas, Kamis malam (21/2/2019)/Bisnis – Yusran Yunus
 

JAKARTA, www.suarakaltim.com – Kegiatan Malam Munajat 212 di Lapangan Monas pada Kamis malam berjalan sukses, aman dan tertib. Ribuan masyarakatyang berasal dari seluruh penjuru Tanah Air terutama dari kawasan Jabodetabek, memadati Lapangan Monas malam itu. 

Panitia Malam Munajat 212 yang berasal dari Lembaga Dakwah Front (sayap organisasi Front Pembela Islam/FPI) dan MUI DKI Jakarta, bersyukur atas terselenggaranya acara dengan sukses, aman dan tertib, dimulai dari pukul 18.00 hingga Jumat dinihari.

Terlepas dari berbagai kekurangan di sana-sini, Panitia Malam Munajat 212 menyayangkan adanya upaya sistematis dari sejumlah pihak yang tidak senang dengan kesuksesan acara tersebut. 

“Kami melihat adanya upaya sistematis untuk melakukan labeling dan framing oleh gerakan anti Islam, yang ditujukan untuk mengalihkan dan membelokkan kegiatan doa dan munajat sebagai peristiwa yang terkait erat dengan kekerasan. Labeling dan framing yang dilakukan terhadap kegiatan kami ini merupakan kejahatan terhadap akal sehat dan intelektualisme,” kata Ketua Panitia Malam Munajat 212, Habib Idrus Al-Habsyi S.Fil.i, dalam pernyataan persnya, Sabtu pagi (23/2/2019). 

Malam Munajat 212 berintikan konten ajakan-ajakan kebaikan dan kemashalatan untuk mendoakan keselamatan bangsa dan negara. 

Sejumlah alim ulama dan habaib akan menyampaikan tausiyah yang intinya menyerukan seluruh komponen bangsa khususnya Umat Islam untuk berbuat yang terbaik untuk kebaikan bangsa dan negara. 

Habib Idrus memberikan contoh kejadian kecil tangkap tangan terhadap pelaku pencopet di lokasi acara, yang kemudian dirangkaikan dengan adanya aksi kekerasan terhadap jurnalis. 

“Kami melihat adanya upaya membesar-besarkan masalah dan mengalihkan isu yaitu dari keberhasilan acara Munajat 212 yang khusyuk dan syahdu, dari upaya umat mengetuk pintu langit mengadu kepada Allah Sang Penguasa Bumi dan Langit, menjadi persolaan kekerasan dan dijadikan spin issue untuk memframing kegiatan Munajat dan FPI sebagai suatu peristiwa yang negatif,” katanya.

Dia menyerukan kepada masyarakat luas khususnya umat Islam, untuk tidak terpengaruh dengan pengalihan isu dan penonjolan squel kecil peristiwa pencopetan tersebut. 

“Urusan proses hukum pidana yang akan dijadikan pintu masuk menggoreng isu itu, harus dijalankan sebagai proses hukum yang adil dan bukan upaya untuk menzalimi panitia atau personil panitia,” ujarnya. (bisnis.com)