UAS : Bila Ada Calon pemimpin Berpolitik Uang, Ambil Uangnya Untuk Pembangunan Masjid

UAS seru Umat Tidak Pilih Calon Pemimpin Berpolitik Uang

“Ambil uangnya jangan pilih orangnya! Betul?!”

 
Ustadz Abdul Somad (UAS) mengisi tausiyah di panggung mushalla arena IBF 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (02/03/2019).SKR/HIDAYATULLAH.COM

www.suarakaltim.com– Dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam tausyiahnya di arena Islamic Book Fair (IBF) 2019 menyinggung soal fenomena politik uang (money politics) yang diketahui kerap terjadi dalam pesta demokrasi.

UAS menyiratkan pesan agar calon pemilih dalam Pemilu 2019 pada 17 April mendatang agar tidak memilih calon pemimpin peserta pemilu yang melakukan politik uang.

“Ambil uangnya jangan pilih orangnya! Betul?!” seru UAS dalam acara di mushalla IBF, Hall A JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (02/03/2019).

Sontak, seruan dai asal Riau kelahiran Sumatera Utara tersebut disambut ribuan hadirin yang memadati tempat acara.

“Betul” koor hadirin tanda sepakat dengan seruan UAS.

Namun UAS segera menyarankan, uang yang diambil tersebut agar disedekahkan saja. “Untuk pembangunan masjid. Betul?!” serunya lagi-lagi disambut tanda persetujuan oleh sebagian hadirin.

Dalam kesempatan itu, UAS menyampaikan nasihatnya kepada penguasa dan segenap masyarakat agar senantiasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

“Tidak ada gunanya orang banyak ilmu tapi tidak takut kepada Allah,” ujarnya tegas.

Jika semua kalangan di negeri ini takut kepada Allah, UAS meyakini Indonesia akan damai sentosa. Termasuk, kata dia, kalau penguasa juga takut kepada Allah.

“Bukan sekadar takut, tapi sebenarnya-sebenar takut,” tegasnya.

Kaitannya dengan itu, UAS juga berpesan agar para pemimpin termasuk rakyat yang dipimpin agar banyak-banyak mengingat Allah (berdzikir).

Dzikir menghilangkan gundah gulana,” ujarnya.

Kalau semua pihak berdzikir kepada Allah, UAS yakin negeri ini semakin baik. Kalau pedagang berdzikir, misalnya, pedagang tersebut akan jujur. Contoh lain, masih ungkap UAS, kalau pemimpin berdzikir, maka pemimpin tersebut akan amanah dan bersikap adil dalam kepemimpinannya. Karena dia selalu merasa diawasi oleh Allah, imbuhnya.

Berdzikir banyak caranya. Menyebut nama Allah dengan lisan, atau mengingat Allah dengan hati, atau dengan kedua-duanya. “Semua ritual dalam Islam adalah dzikir,” jelas UAS.