Umat Islam Maluku Utara Kecam Festival Kebhinekaan Bawa Misi Agama

 

TERNATE, www.suarakaltim.com – Komunitas Umat Islam di Ternate, Maluku Utara, menggelar Aksi Bela Akidah Islam di depan Masjid Al-Munawar Kota Ternate selepas Salat Jumat, 1 Februari 2019.

Mereka mengecam adanya unsur penyimpangan akidah yang dilakukan Yayasan Barokah Surya Nusantara (YBSN) terhadap 500 pelajar saat menggelar Festival Kebhinekaan dan Sosialisasi Narkoba di Kabupaten Pulau Morotai, Tidore Kepulauan dan Ternate.

Aksi tersebut juga dihadiri Sultan Tidore, Ketua Kemenag Provinsi Maluku Utara, Ketua Mubalig Masjid Al-munawar, dan Kapolda Maluku Utara.

Dalam orasinya, Koordinator Aksi Bela Islam, Hasbi Yusuf, mendesak Polda Maluku Utara segera mengusut dan menangkap semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penyimpangan akidah pemurtadan terhadap para pelajar muslim di Morotai, Ternate dan Tidore oleh Yayasan Barokah Surya beberapa waktu lalu.

“Kegiatan yang dilakukan di Morotai adalah bentuk provokasi iman yang bisa menghadirkan ketegangan antar umat beragama di Provinsi Maluku Utara. Oleh karena itu perlu adanya tindakan nyata dan cepat dari Polda Malut agar bisa menghindari konflik,” kata Hasbi.

Massa juga menuntut Bupati Morotai Beny Laos, Diknas Kabupaten Morotai, dan Polres Morotai yang terlibat mengikutsertakan siswa SD, SMP dan SMA sederajat dalam pelaksanaan kegiatan Festifal YBSN, diusut.

Sementara itu, Sultan Tidore, Husain Sjah dalam kesempatan orasinya berharap warga Morotai dan Maluku Utara tetap menahan diri dengan tetap menjaga ketertiban dan keamanan sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan oleh Polda Malut.

“Tolong sampaikan ke saudara kita di Morotai jangan mudah terprovokasi, jangan melakukan tindakan anarki yang nantinya akan merugikan kita semua,” kata Sultan Tidore Husain Sjah. Ia juga meminta Bupati Morotai Beny Laos tidak memperkeruh suasana di Morotai.

Kegiatan Yayasan Barokah Surya Nusantara dinilai telah mengusik toleransi umat beragama di Maluku Utara. Kegiatan yang digelar YBSN di pantai Army Doc Pulau Morotai, 21 Februari 2019 lalu, disinyalir membawa misi agama.

Sebab, ratusan siswa sekolah yang mengikuti kegiatan tersebut diminta panitia melakukan ikrar dan ritual khusus yang menggunakan simbol-simbol agama. (ase)

 Ifan Beto/VIVA