Diciduk, Akun Antonio Bannera Unggah Postingan Provokasi Ulang Tragedi 98 dan Ancam Perkosa Wanita Tionghoa

Diciduk Akun Antonio Bannera Unggah Postingan Provokasi Ulang Tragedi 98 dan Ancam Perkosa Wanita Tionghoa
 

SURABAYA, suarakaltim.com-Polda Jatim meringkus pria bernama Arif Kurniawan Radjasa yang menjadi pemilik akun Facebook Antonio Bannera.

Arif ditangkap karena dalam postingannya menyebarkan berita bohong yang berkaitan dengan peristiwa 98 dan pemerkosaan wanita yang berasal dari etnis Tionghoa.

Penangkapan Antonio Bannera dibenarkan Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Harissandi.

“Betul, sudah kami amankan dan dibawa ke Polda Jawa Timur. Ditangkap di kamar kos di daerah Sedati Sidoarjo,” tutur Harissandi, Sabtu (6/4/2019).

BACA JUGA :

Fahri Hamzah dan Fadli Zon Sudah Kompak Sejak 1998

Arif tak sendiri, ia ditangkap bersama dengan istrinya, PA (31). Dari tangan keduanya, polisi mengamankan sejumlah barang bukti 1 ponsel merk Lenovo, 1 ponsel merk ASUS, dan 1 tablet merk Samsung.

Akun Facebook Antonio Bannera sebelumnya membuat media sosial geger. Pasalnya, melalui salah satu postingannya ia menyinggung akan mengulang tragedi 98 dan mengancam akan memperkosa wanita Tionghoa.

Bukan itu saja, melalui profilnya, akun Antonio Bannera juga mengaku sebagai salah seorang karyawan di JPNN (Jawa Pos National Network).

Adapun sebagaimana keterangan Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Bangun Mangera, Arif mengakui perbuatannya.

Motif Arif mengunggah postingan provokatif melalui akun Antonio Bannera supanya masyarakat tak memilih Prabowo.

“Alasannya karena keluarganya merupakan korban tragedi 98,” terang Frans.

Sementara itu, merasa nama baiknya mencoreng nama baik JPNN, Direktur Bisnis dan Informasi Teknologi JPNN, Auri Jaya kini tengah mempersiapkan langkah hukum untuk melaporkan Arif.

“Perbuatan pelaku yang mengaku sebagai karyawan JPNN dan menyebarkan hate speech sudah merugikan nama baik kami,” ujar Auri.

Auri pun menegaskan bahwa di JPNN tidak ada pegawai atau karyawan yang bernama Antonio Bannera.

“Kami di Surabaya tak memiliki koresponden atau wartawan sebagaimana yang ada pada keterangan akun Facebook tersebut,” ungkap Auri. 

rancahpost