Biayai Proyek Ibu Kota Baru, Jokowi akan Jual Tanah Negara Ke Swasta

 

SUARAKALTIM.COM – Presiden Joko Widodo mengatakan tengah mengkaji pemindahan ibu kota tanpa menggunakan dana APBN. Skema yang terlintas dalam pikirannya adalah dengan menjual tanah negara ke swasta dalam kurun waktu tertentu.

Hasil penjualan tanah tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun ibu kota baru. Jokowi menghitung ada potensi dana Rp600 triliun sampai dengan Rp900 triliun yang bisa dihimpun bisa skema tersebut digunakan.

Baca Juga :

Soal Payung Hukum Pemindahan Ibukota, DPR Beri 2 Opsi

Ekonom: Ibukota Kemungkinan Gagal Pindah

Jika Konsep Ibukota di Kaltim Green City, Penambangan Batubara Stop Beroperasi

Ini Kelebihan dan Kekurangan Jika Ibukota Pindah Ke Kalimantan Ibukota Baru

Prabowo Setuju Ibukota Dipindah : Usulan Lama Gerindra Akhirnya Direalisasikan Jokowi, Tapi Ada Catatannya

Muncul Usulan Nama Ibu Kota Baru, dari Jokograd hingga Sankt-Jokoburg

Potensi dana dibuat dengan asumsi, lahan yang dijual seluas 30 hektare dengan harga Rp2 juta sampai Rp3 juta per meter persegi. Namun, untuk menutup celah swasta menimbun tanah untuk kepentingan bisnis mereka, Jokowi mengatakan pemerintah akan memberikan syarat.

Swasta akan dibolehkan membeli tanah tersebut bila nantinya mereka sanggup segera melaksanakan pembangunan di tanah yang mereka beli dalam waktu dua tahun. Selain itu, swasta juga sanggup untuk tidak membiarkan tanah yang mereka beli menganggur.

 

Baca :  Pemerintah Janji Ibukota Baru Tidak akan Ganggu Hutan Lindung Kaltim

Jokowi mengaku sudah berkomunikasi dengan para pengembang untuk melaksanakan skema tersebut. Menurut klaimnya, asosiasi pengembang salah satunya, REI sudah menyatakan tertarik dengan skema tersebut.

“Skema ini menjadi alternatif pembiayaan ya. Ini akan dikaji. Nanti akan ada badan otorita yang mengurus itu semua,” katanya saat bertemu dengan pimpinan redaksi media masa di Istana Merdeka, Selasa (3/9).

Jokowi berkeinginan untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Total anggaran yang dibutuhkan untuk memindahkan ibu kota tersebut mencapai Rp466 triliun.

Kebutuhan tersebut rencananya dipenuhi dari beberapa sumber, seperti APBN, swasta, BUMN dan dari kerja sama pemerintah dengan badan usaha. (cnn)