Rusuh di Wamena, Krisdayanti Disembunyikan Suami Dikandang Babi, Tewas Kepala Dibacok

 

“Istri Saya Sembunyikan di Kandang Babi,” Cerita Saiful Sebelum Krisdayanti Ditemukan Tewas

Foto Krisdayanti semasa hidup.

TAKALAR, SUARAKALTIM.COM – Saiful Daeng Gading mengaku panik saat kerusuhan mulai terjadi di Kota Wamena, Papua. Saat itu, dia bersama istrinya, almarhumah Krisdayanti yang tinggal dalam sebuah rumah kontrakan, hendak kabur dari rumah untuk menghindari amukan massa.

“Saat itu saya lari membawa anak kecil, dan saya sembunyikan istri di sebuah kandang babi lalu saya lari dan lompat pagar. Setelah itu, massa sudah mengepung. Usai kerusuhan mulai reda, saya pun mencari istri saya tapi tidak ada. Nanti setelah tiga hari baru saya temukan istri saya sudah menjadi mayat dan bersimbah darah,” kata suami korban, Saiful usai menghadiri pemakaman istrinya, Kamis (26/9/2019).

Baca Juga : Unjuk Rasa Di Makassar, Seorang Mahasiswa Ketabrak Barracuda Polisi

Saiful saat itu lari menuju ke kantor Polisi setempat, untuk mengamankan diri tanpa sang istri. Usai keadaan mulai kondusif, ia menemukan mayat istrinya, ia langsung kaget dan menangis melihat kondisi kepala istrinya yang dibacok. 

Ia melihat semua massa membawa senjata tajam. Saiful dan istrinya tahu, bahwa kerusuhan tersebut akan mengancam nyawa dirinya dan keluarganya sebagai seorang pendatang.

“Memang massa saat itu mengincar semua pendatang. Semua orang yang rambut lurus, kulit putih, rumah, motor, mobil, toko, semua disasar oleh massa,” tambah Saiful.

Diketahui, istri Saiful, Krisdayanti yang menjadi korban kerusuhan di Kota Wamena Papua telah dimakamkan pada pukul 17.00 Wita tadi di tempat pemakaman umum (TPU) di Dusun Kaballokang Desa Bontolanra Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, tidak jauh dari rumah mereka.

Baca Juga : Kapolri: 26 Orang Tewas Dalam Insiden Wamena Karena Kata “Keras” Yang Tidak Sempurna

Syaiful tidak kuasa menahan tangisnya saat menghadiri pemakaman istrinya dan berusaha sabar atas peristiwa kerusuhan yang terjadi di daerah tempat ia mengadu nasib.

“Sejak saya menikah dengan istri saya, dia orangnya baik. Taat kepada saya dan juga dengan keluarganya. Sengaja saya berpisah dengan Almarhumah. Saya suruh dia sembunyi di suatu tempat, tapi ketahuan juga oleh massa itu. Hingga akhirnya istri saya mati dibunuh,” kata Syaiful, 

Kerusuhan tersebut akibat beredarnya kabar bohong alias hoaks yang bernada rasisme di daerah tersebut. Awalnya hanya aksi unjuk rasa, namun berakhir ricuh dan korban pun berjatuhan.

Muh. Ishak Agus/Fathul Khair Akmal|rakyatku.com