SBY Kritik Jokowi yang Dianggapnya Alergi Menerima Kritik dari Rakyat

SBY Kritik Jokowi: Dulu Saya Memimpin Kurang Apa?

 

Jakarta, Suara Kaltim Online – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY kritik Jokowi yang dianggapnya alergi menerima kritik dari rakyat.

SBY membandingkan pemerintahannya dengan rezim Jokowi saat ini. Pada masa pemerintahan SBY, rakyat bebas menyampaikan kritik kepada pemerintahan. Namun pada era Jokowi, rakyat kerap dibungkam dengan ancaman agar tidak mengkritik pemerintah.

SBY berharap kebebasan rakyat dalam menyamapikan pendapat pada masa kepemimpinannya bisa menjadi contoh dan pelajaran yang baik bagi pemerintah sekarang ini.

“Dulu saya memimpin kurang apa? Dikritik, dihajar, dihujat, tapi pemerintahan saya tidak jatuh, ekonomi tetap 6 persen, demokrasi hidup. Saya selesai alhamdulillah tepat pada waktunya,” kata SBY dalam video yang diunggah di kanal YouTube fahriz vlog, Selasa (26/5/2020).

“Jadi menurut saya ini juga pelajaran yang perlu diambil oleh kita semua,” tambah pendiri Partai Demokrat itu.

Meski dikritik habis-habisan, tambah SBY, pemerintahannya tidak jatuh di tengah jalan.

Dikatakan SBY, kritik kepada pemerintahan Jokowi sangat kurang dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

“Dan memang sekarang maaf ya, tidak banyak kritik kepada pemerintah, kepada Pak Jokowi, mungkin baik untuk stabilitas ya, mungkin. Tetapi saya dulu, negara juga tidak jatuh meskipun dikritik habis-habisan,” katanya.

“Cuma yang dulu mengkritik saya sekarang banyak diam, malu mungkin, tapi ndak apa-apa kok, asalkan ada takarannya dan tidak kelewat batas, dan jangan fitnah. Tidak boleh memfitnah presiden,” imbuhnya.

SBY berpesan kepada pemerintah Jokowi agar tidak arigan dalam menyikapi kritik dari rakyat.

“Penguasa tidak boleh sangat arogan dan niatnya untuk melakukan pembungkaman terhadap rakyat yang ingin menyampaikan pandangannya,” tegas SBY.

Meski begitu, lanjut SBY, rakyat juga harus menyampaikan kritik secara proporsional dan tidak boleh memfitnah.

“Kalau sudah fitnah ya hukum harus duteggakkan. Saya juga begitu dulu. Dikritik 1.000 kali, dihujat ribuan kali, saya masih sabar. Tapi kalau sudah fitnah mending saya bawa ke ranah hukum,” pungkas SBY. Iwan/pojoksatu

 

 Editor : Sulthan Abiyyurisky Putrajayagni