Seperti Kiamat, Mengetahui Positif Terpapar Corona

Catatan Syafranuddin – Karo Humas Kaltim (1)

 

BAGI orang yang belum terpapar Covid-19 atau Corona, mungkin bisa tertawa, tersenyum dan membuat bermacam-macam komentar. Namun bagi mereka yang sudah mengetahui positif, bak kiamat. 

 

“Sungguh, terasa lemas badan saya mengetahui saya positif terpapar Covid-19,” kata seorang pasien Covid-19 sesaat masuk kawasan BPSDM Kaltim yang kini menjadi pusat karantina bagi pasien Virus Corona.

 

Seraya menyeka air mata, pasien yang tercatat warga Samarinda ini, mengaku tidak tahu persis dimana terpapar dan dari mana. Ketika ditelepon, lanjut sang pasien tadi, dirinya seperti mau ambruk saja, dunia gelap rasanya. 

 

“Kasihan anak-anak saya, semoga saja mereka kuat imunnya sehingga tak terpapar juga,” ungkapnya sambil membawa dua tas yang berisikan pakaian untuk menjalani masa karantina.

 

Menjadi pasien Corona bagi wanita berjilbab ini sangat ditakutinya. Tak heran ia menyatakan anjuran pemerintah ia turuti baik selama berada di rumah maupun tempat kerja. Namun, ia menyadari ada kalanya lupa seperti cuci tangan, atau tidak memakai masker. 

 

Hal senada juga diakui pasien lainnya, bahkan mereka mengaku sehat tidak merasa gangguan apapun kecuali batuk. Namun belakangan batuknya bertambah parah, kemudian terasa tidak enak di tenggorokan.

 

“Ketika tenggorokan terasa nggak enak, kami langsung periksa ternyata positif. Kabar positif inilah yang membuat kaget, karena teringat keluarga,” ujar pria yang kini bekerja di sebuah OPD Pemprov Kaltim.

 

Disinggung dimana dan kapan berdekatan dengan orang yang terpapar Corona, pria yang sudah lama mengabdi di Pemprov Kaltim ini, tak mengetahui. “Selama ini kami tak pernah berdekatan dengan pasien Corona, kok bisa ya saya terpapar,” ungkap pria yang mengaku sudah berusia di atas 50 tahun itu.

 

Ketika ditanya kondisi selama mengikuti karantina, mereka mengakui sudah mengalami peningkatan. Namun, diakui tidak sedikit yang harus dirawat intensif di RSUF AWS. Namun bagaimana kondisi terakhirnya, warga karantina tak mengetahui. 

 

“Di sini kami diajak happy, agar imun kami tambah kuat melawan Corona. Salah satu hiburan yang menyenangkan, kabar keluarga ternyata mereka tak apa-apa setelah menjalani pemeriksaan,” cerita pria yang mengaku setiap hari berolahraga serta bersih-bersih lingkungan untuk menghilangkan kejenuhan. (bersambung)