Sementara itu, salah satu keturunan Wali Katum bernama M Khulaifi menceritakan, Wali Katum adalah sosok penuntut ilmu yang suka membantu hal-hal yang terkait keagamaan. Meskipun, beliau tinggal menyendiri jauh dari pemukiman warga.
“Seperti membersihkan masjid, pesantren, menuntut ilmu agama, Wali Katum ikut serta,” ujar Khulaifi.
Selain itu, Wali Katum dikenal sebagai seorang yang hidup sederhana dan tidak mengeluh. Kehidupannya yang sederhana tidak membuatnya menjadi peminta-minta, beliau tidak ingin menyusahkan orang.
“Yang susah ditiru dari kebiasaan beliau adalah ke manapun selalu membawa Alquran untuk dibaca,” ujarnya.
Dari peninggalan Wali Katum yang tersisa, adalah tajau tempat minum serta Alquran dan kitab-kitab yang dipelajari beliau.
“Bentuk kitabnya) lonjong karena sisinya sudah aus,” katanya sambil menunjukan tempat penyimpanan kitab-kita Wali Katum.
Wali Katum dipercayai memiliki banyak karomah (keramat) yang disaksikan banyak orang. Di antaranya; terlihat di Makkah saat musim haji padahal beliau tidak punya harta dan tinggal di gubuk. Gubuk reotnya mampu menampung sebanyak apa pun murid yang datang, minyak tanah yang tak habis dijadikan bahan bakar, kasyaf, dan banyak lagi yang lainnya.
Bahkan saat terjadi kebakaran foto Wali Katum di sampul buku manaqib (sejarah) tidak terbakar. Padahal benda-benda yang lainnya habis terbakar. Kebakarannya terjadi Sabtu 27 April 2019 sekitar pukul 04.25 wita di rumah warga bernama Saniah di Desa Jaranih Kecamatan Pandawan.
Rumah Saniah yang terbuat dari kayu itu seluruhnya hangus terbakar, namun foto wali Katum masih utuh dan hanya sisi-sisinya saja yang terbakar.