Wali Majdzub yang Ingin Kematiannya Ditunda Sebelum Bertemu Guru Sekumpul

 

Wali Majdzub yang Ingin Kematiannya Ditunda Sebelum Bertemu Guru Sekumpul
Abah Guru Sekumpul dalam sebuah acara di Martapura, Kalsel. foto humas pemda banjar

KETIKA acara selamatan di rumah H Ahmad Marzuki (Bangil, Jawa Timur), tiba-tiba datang seorang Habaib yang menumpang sebuah becak, perawakan tubuh agak pendek, dia adalah Habib Abdullah Baroqbah yang Majdzub.

Sesampai beliau di pintu rumah, beliau menanyakan : “Adakah di sini yang bernama Muhammad Zaini?” Waktu itu Guru Zaini masih di kamar al-‘Alimul ‘Allamah Tuan Guru Syarwani Abdan (Guru Bangil), yang letaknya bersebelahan dari rumah H. Ahmad Marzuki. 

H. Ahmad Marzuki menyampaikan kepada al-‘Alimul ‘Allamah Tuan Guru Syarwani Abdan bahwa Habib Abdullah Baroqbah mencari Guru Zaini ingin bertemu.

Ragu-ragu untuk menemuinya, Guru Zaini bertanya kepada al-‘Alimul ‘Allamah Tuan Guru Syarwani Abdan:

Kiapa ni ulun kak, beliau lain orang kita, beliau (majdzub), lamun kita (salik)?”

Tamui aja ikam ding ai, kasian sidin jauh-jauh datang handak betamu lawan ikam.” jawab Tuan Guru Syarwani Abdan dan mengizinkannya untuk menemui Habib Abdullah Baroqbah tersebut.

Abah Guru Sekumpul waktu masih muda dan berguru kepada saudara sepupu beliau, ulama banua yg mukim di Bangil, Jawa Timur, Tuan Guru KH M Syarwani Abdan (Guru Bangil). foto istimewa

Setelah pertemuan, maka Habib Abdullah Baroqbah, berseru “Marhaban, Marhaban Ahlan Wa Sahlan, ana sudah tujuh tahun menunggu enta, dan ana sudah beberapa kali sampaikan kepada Malakal Maut untuk menunda kematian ana, dengan berdo’a Mudahan ana tidak dimatikan kecuali sesudah bertemu enta.” Kata beliau lagi “Enta min Auliya illah, Enta min Auliya illah, Enta min Auliya illah.”

Sebenarnya antara Habib Abdullah Baroqbah dan Guru Zaini tidak pernah saling bertemu, namun pertemuan mereka hanya di dalam mimpi. Sesudah pertemuan itu, Habib Abdullah Baroqbah pun meminta diri untuk pulang, tanpa mengikuti acara selamatan tersebut. Dan Guru Zaini juga kembali ke tempat Guru Bangil.

Sesampainya di hadapan Guru Bangil, Guru Zaini berkata “Nah tebuka am aurat ka ai.” Dijawab oleh Guru Bangil, “Kada papa ding ai, inya kada ikam jua nang membuka, tapi angin…kada papa…” sahut Guru Bangil.

Mereka kemudian menuju acara selamatan bersama-sama.

Adapun Habib Abdullah Baroqbah tidak berapa lama sesudah bertemu dengan Guru Zaini, beliau akhirnya wafat, kembali keharibaan Allah. (ayooha.com)

*Catatan :
al-‘Alimul ‘Allamah Tuan Guru As-Syaikh Muhammad Syarwani Abdan atau akrab dipanggil Guru Bangil lahir di Martapura tahun 1913. Beliau adalah salah satu ulama terkemuka zuriat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan masih saudara sepupu Guru Zaini yg sudah lama mukim di Bangil (Jatim). Guru Bangil wafat di Bangil 11 September 1989 M. Haulnya dihadiri ribuan orang setiap tahunnya.

Moga dengan menceritakan para Aulia Allah kita mendapatkan Rahmat Allah SWT … Aamiin Allahumma Aamiin.

Wallahu A’lam Bishawab.

 

______________________________________
sumber akun FB : Bukhari Al Banjari As-Sakran

Dinukil dari Buku : Figur Kharismatik – Abah Guru Sekumpul”
Oleh : KH. M. Anshary El-Kariem

Editor : Sulthan Abiyyurizky Putrajayagni

Foto : Abah Guru Sekumpul dalam sebuah acara di Martapura, Kalsel. foto Humas Pemda Banjar

Baca juga : Kisah Seorang Pejabat, Yang Selalu Ditemui Guru Sekumpul Saat Masih Hidup atau Sudah Wafat