PKS: Mayoritas Masyarakat Ingin Presiden Baru

RMOL. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mencatat bahwa mayoritas masyarakat Indonesia ingin presiden baru pada Pilpres 2019.
 

Menurut Ketua Departemen Politik DPP PKS Pipin Sopian, hal itu berdasarkan hasil survei internal dan beberapa lembaga survei nasional.
 
Dia menerangkan, masyarakat Indonesia memandang pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) saat ini tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan dan rasa aman.
 
“Masyarakat menilai hingga tahun ke empat pemerintahan Jokowi gagal mengentaskan kemiskinan, darurat gizi buruk, mengurangi lapangan pekerjaan, menaikkan daya beli masyarakat, dan menegakkan hukum bagi semua,” jelas Pipin.
 
Bagi masyarakat bawah, lanjutnya, yang sangat dirasakan adalah persoalan ekonomi dan penegakan hukum yang semakin terpuruk.
 
“Harga bahan pokok yang melonjak, tarif listrik tinggi, adanya kriminalisasi, penegakan hukum yang tidak adil. DEan ancaman orang gila dan isu PKI kepada para ulama menjadi penilaian masyarakat,” papar Pipin.
 
Untuk itu, pandangan masyarakat akan menjadi pertimbangan PKS dalam menentukan arah koalisi pada Pilpres 2019 nanti.
 
“Tentu aspirasi dari masyarakat, simpatisan, ulama, tokoh, dan kader akan menjadi pertimbangan PKS dalam menentukan mitra koalisi dan pasangan capres pada pilpres,” kata Pipin.
 
Bagi masyarakat yang ingin pergantian kepemimpinan, PKS menawarkan calon presiden hasil dari keputusan Majelis Syuro PKS.
 
“PKS menawarkan sembilan calon presiden yang kapasitas dan integritasnya sudah teruji dan memiliki basis massa,” demikian Pipin.
 
Adapun, bakal calon presiden dari internal PKS yang diusulkan adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS M. Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie, mantan Menkominfo Tifatul Sembiring, pimpinan Fraksi PKS MPR Almuzammil Yusuf, dan Wakil Ketua Komisi II DPR Mardani Ali Sera.  sk-002/rmol