Final Liga Champions 2018 Jadi Pesta Bagi UEFA, Derita Bagi Fans

 

Final Liga Champions 2018 Jadi Pesta Bagi UEFA, Derita Bagi Fans

Dua fan selfie di depan banner final Liga Champions © AFP
 

SUARAKALTIM.com – Kebahagiaan fans Real Madrid dan Liverpool setelah tim mereka sukses lolos ke final Liga Champions perlahan-lahan mulai terkikis. Fans yang sudah menggebu-gebu ingin menyaksikan pertandingan final itu harus berjuang ekstra keras, setidaknya secara finansial, untuk bisa mewujudkannya.

Final Liga Champions musim ini digelar di National Sport Complex Olympiyskiy, Kiev, Ukraina. Seperti kebanyakan stadion ‘Olimpiade’ lainnya, nama stadion di Kiev ini juga berasal dari fakta bahwa stadion ini turut menggelar beberapa laga sepakola dalam Olimpiade Moskow 1980. Saat itu Ukraina memang masih menjadi bagian Uni Soviet.

Kontroversi Alokasi Tiket

Stadion ini punya kapasitas 70.050 tempat duduk tapi direduksi menjadi 63.000 saja untuk final kali ini demi alasan keamanan dan kenyamanan. Fans dari kedua klub finalis diberi jatah 16.500 tiket. Artinya, jatah total untuk pendukung tim yang tampil di final kali ini cuma 52% dari kapasitas stadion!

Di kubu Real Madrid, para socios mendapatkan prioritas utama untuk mendapatkan tiket final. 24.268 socios mencoba peruntungan mereka untuk mendapatkan (membeli) 12.802 tiket dari pihak klub. Permintaan tiket di sisi Liverpool juga tak kalah tinggi. Fans yang tak kebagian jatah tiket dari pihak klub ramai-ramai berburu tiket di tempat lain.

Alokasi kursi untuk suporter yang ditetapkan oleh UEFA itu dinilai terlalu sedikit dan kemudian dimanfaatkan oleh para makelar tiket. Fans yang gagal membeli tiket via klub harus menghadapi kenyataan bahwa harga tiket di reseller sudah naik berlipat-lipat, sampai 20 kali lipat.

“Situasi ini konyol sekali. Pihak ketiga melihat situasi ini sebagai kesempatan mencari untung. Banyak orang yang bukan suporter kedua klub telah membeli tiket dan kemudian akan menjualnya lagi demi mendapat keuntungan,” sergah Neil Atkinson, salah satu fans Liverpool.

Sebagai contoh, tiket kategori 4 yang dijual seharga 70 euro oleh Liverpool kini harganya bisa mencapai lebih dari 1500 euro di situs reseller. Situasi berbeda terlihat di kubu Real Madrid. Harga tiket kategori 4 di tribun yang dikhususkan untuk fans Madrid ‘hanya’ mencapai 470 euro, dari awal 70 euro.

“Kalau sampai ada kursi kosong di final nanti, UEFA harus membuka mata. Pemilihan lokasi final dan harga tiket kali ini benar-benar kacau-balau,” keluh James McKenna, juru bicara Spirit of Shankly, sebuah grup suporter Liverpool.

UEFA berdalih bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas inflasi harga tiket di reseller. Juru bicara UEFA mengingatkan lagi bahwa harga tiket untuk fans resmi tidak berubah sejak final Liga Champions tahun 2012.

“Penentuan harga selama lima tahun terakhir masih sama, demikian juga alokasi tempat duduk untuk suporter finalis. Sebagai contoh, untuk final tahun 2014 di Lisbon yang punya kapasitas 61 ribu, setiap finalis mendapat jatah 17 ribu tiket,” cetus sang juru bicara UEFA kepada CNN.

Tapi kemudian Madridista membuat heboh dengan mengembalikan sekitar 2.200 tiket yang sudah di tangan. Alasannya adalah karena logistik yang sulit didapat dan harganya yang sangat tinggi.

Mimpi Buruk Logistik

Kiev sepertinya memang belum siap untuk menjadi tuan rumah final Liga Champions. Menjadi tuan rumah final Liga Champions bukan sekadar menyediakan stadion yang pantas untuk pertandingan besar itu, tapi juga harus bisa memuaskan di banyak aspek lainnya.

Fans Liverpool berpose bersama trofi Liga Champions.

Fans Liverpool berpose bersama trofi Liga Champions.

Ada banyak aspek yang harus dipersiapkan, dan Kiev sepertinya tidak memiliki infrastruktur yang dibutuhkan untuk mewujudkannya. Walikota Kiev, Vitaly Kitschko, mantan juara dunia tinju kelas berat tiga kali, mengatakan bahwa akan ada 100 ribu turis di kotanya sepanjang akhir pekan nanti. Fokus pemerintah kota adalah untuk memberikan pengalaman menyenangkan selama para suporter berada di Kiev.

Pemerintah pusat Ukraina juga merasa perlu memberikan bantuan keamanan keamanan kepada Kiev. “Selama periode final Liga Champions, selain anggota kepolisian dari Kiev dan area sekitarnya, akan ada 3000 tentara garda nasional yang akan disiagakan untuk menjaga ketertiban,” ungkap deputi Menteri Dalam negeri Ukraina, Serhiy Yarovyi.

Kiev sendiri akan ditata sedemikian rupa, sebaik mungkin untuk mengakomodasi banyaknya fans yang datang. Akan ada empat fan zone yang diberi nama ‘Desa Para Juara’ di seluruh Kiev. Di setiap fan zone akan diadakan banyak kegiatan menarik, termasuk laga persahabatan all star yang melibatkan Klitschko dan legenda Ukraina; Andriy Shevchenko.

Setiap distrik di Ibukota Ukraina itu akan dipercantik secara maksimal. Akan ada banyak taman bunga bertema Liga Champions dan juga instalasi seni kontemporer dengan tema yang sama. Lalu juga ada patung trofi Liga Champions setinggi 35 meter!

Hanya saja, datang ke Kiev dari Inggris dan Spanyol bisa jadi tantangan ultra berat. Liverpool meminta salah satu sponsor mereka, Thomas Cook, perusahaan yang bergerak di bidang travel untuk menyediakan pesawat bagi suporter yang ingin berangkat ke Kiev. Ternyata Thomas Cook hanya bisa menyediakan empat penerbangan tambahan ke Kiev. Fans Liverpool semakin kecewa lantaran ternyata Thomas Cook menaikkan harga tiket pulang-pergi yang awalnya 759 pound menjadi 899 pound.

Tapi kenaikan itu relatif kecil dibanding harga tiket pesawat normal yang tidak berafiliasi dengan klub. Penerbangan termurah dari Madrid ke Kiev normalnya hanya seharga 100 euro, tapi menjelang final kali ini, harga termurahnya mencapai 532 euro!

“Atas permintaan Liverpool. Thomas Cook mengamankan beberapa pesawat tambahan untuk mengantar fans ke final Liga Champions. Meski banyak tantangan karena minimnya pesawat yang tersedia saat ini, kami bisa mewujudkan permintaan itu. sayangnya kenaikan harga tak bisa dihindari karena penambahan pesawat saat ini memang memakan biaya yang tinggi,” cetus juru bicara Thomas Cook.

Fan zone di Kiev, tuan rumah final Liga Champions 2018.

Fan zone di Kiev, tuan rumah final Liga Champions 2018.

Bagi fans yang punya uang banyak, solusi mewah bisa jadi pilihan. Sebanyak 540 suporter Liverpool menyewa tiga jet pribadi untuk ke Kiev. Mereka menghabiskan 450 ribu pound (sekitar 8,5 miliar rupiah) untuk menyewa pesawat-pesawat itu.

Sulitnya mendapat tiket pesawat ini salah satunya disebabkan karena Bandara Boryspil di Kiev tidak cukup mampu untuk menampung lonjakan pesawat yang datang. Akhir pekan nanti, diperkirakan akan ada 100 pesawat tambahan yang datang ke bandara itu dibanding hari biasa. Situasi tersebut memaksa bandara menutup salah satu dari dua runway mereka agar bisa dipakai sebagai zona tunggu pesawat yang sedang ‘parkir’.

Yang terbaru, tiga penerbangan yang sedianya mengangkut fans Liverpool dari John Lennon Airport menuju Boryspil dibatalkan. Sejak beberapa pekan lalu, fans Liverpool sudah mencarter enam pesawat lewat perusahaan travel Wolrd Choice Sports. Dari enam penerbangan, tiga di antaranya harus dibatalkan.

Pembatalan mendadak ini disebabkan karena World Choice Sports tidak bisa mendapatkan spot landing di Boryspil. Artinya, akan ada 1000 fans Liverpool yang bakal gagal terbang ke Kiev meski mereka sudah membayar sekitar 950 pound sejak beberapa pekan lalu.

Bagi fans yang dananya terbatas, berangkat ke Kiev bisa jadi perjuangan yang sangat berat. Sergio, seorang fans Real Madrid, menceritakan rencananya untuk berangkat ke Kiev kepada CNN.

“Kami berlima akan menjalani petualangan besar selama lima hari. Benar-benar gila, tapi kami akan berangkat ke Kiev. Kami pertama akan terbang ke Istanbul, lalu terbang ke Odessa, kemudian menyewa mobil ke Kiev. Kami lalu akan menyaksikan pertandingan, kembali ke Odessa dengan mobil, terbang ke Istambul dan kemudian terbang pulang ke Madrid. Odessa masih masuk wilayah Ukraina, jadi kami tak melewati batas negara. Odessa adalah satu-satunya tempat di mana kami bisa terbang dan menyewa mobil,” urai Sergio bersemangat.

Fans Liverpool yang tak bisa mendapat tiket ke Kiev juga harus memutar otak. Gareth Roberts, seorang fan Liverpool, juga mengungkapkan rencananya untuk berangkat ke Eropa Timur.

“Semua ini sungguh konyol. Kami akan berangkat dari Liverpool Kamis pukul dua dini hari. Kami akan berkendara ke Kent, lalu naik kereta ke Prancis, Belgia, Belanda, Jerman, berhenti di Berlin, dan kemudian lanjut ke Polandia dan Ukraina. Kami akan berhenti sekitar 100 mil dari Kiev untuk tinggal di hostel. Kami selanjutnya akan ke stadion dengan jasa antar jemput mobil,” ungkapnya.

Ada alasan bagus mengapa fans dari kedua klub memilih menghindari menginap di Kiev.

Harga Akomodasi Meroket

Selain tiket pesawat yang langka dan sangat mahal, masalah selanjutnya yang harus dihadapi fans adalah harga penginapan yang meroket drastis. Jumlah penginapan di Kiev tidak cukup banyak untuk menampung lonjakan wisatawan akhir pekan ini.

Suporter sudah mulai memadati venue final Liga Champions.

Suporter sudah mulai memadati venue final Liga Champions.

Pemilik penginapan dari yang level rumahan sampai hotel mewah menaikkan harga sewa kamar mereka gila-gilaan. Sebagai contoh, satu kamar di Hotel Verhovina pada 26 Mei dihargai 859 pound untuk satu malam. Normalnya, seperti pada 2 Juni mendatang, harga sewa satu malam hanya 16 pound.

Harga sewa satu apartemen di pusat kota Kiev mencapai 4.226 pound (sekitar 80 juta rupiah) per malam, dan semua kamar sudah dipesan.

Airbnb yang biasanya menyediakan kamar dengan harga terjangkau kini mau tak mau juga menaikkan harga mereka. Harga rata-rata kamar per malam di Airbnb di sekitar Kiev adalah 420 euro, dan 98% dari kamar-kamar itu sudah dipesan.

Real Madrid vs Liverpool.

Real Madrid vs Liverpool.

Situasi ini tak pelak membuat UEFA buka suara juga. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin mengakui bahwa Kiev memang tidak memiliki infrastruktur dan terutama hotel yang memadai untuk menampung demand di final Liga Champions. Situasi diperparah dengan tindakan nakal hotel yang membatalkan pemesanan kamar suporter secara sepihak untuk kemudian dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi. Sebagian fans memang sudah memesan kamar di beberapa hotel di Kiev sejak beberapa bulan lalu.

Final Liga Champions harusnya jadi pesta buat para pecinta sepakbola secara keseluruhan, bukan cuma bagi suporter kedua finalis. Tapi situasi saat ini membuat fans yang harusnya berbahagia karena timnya lolos ke final menjadi frustrasi karena tidak bisa datang mendukung tim mereka. Sementara itu, UEFA masih akan tetap mengeruk keuntungan besar dari gelaran Liga Champions musim ini, apa pun yang terjadi di Kiev.

Tapi UEFA juga menegaskan bahwa ini adalah terakhir kalinya mereka memilih venue untuk final Liga Champions. Ke depannya, stadion yang ingin menjadi tuan rumah wajib mengajukan proposal dan menunjukkan kesiapan mereka di semua aspek, termasuk jumlah kamar hotel yang mencukupi serta bandara yang cukup besar untuk menampung semua fans yang datang.

 
sk-011/bola.net