Samarinda, www.suarakaltim.com – Daya beli atau nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur pada Oktober 2018 masih rendah karena berada di bawah angka keseimbangan 100 poin, tepatnya di posisi 95,06 poin, sehingga petani perlu perhatian dalam peningkatan kesejahteraan.
“NTP yang sebesar 95,06 ini mengalami penurunan 0,54 persen ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat 95,59 poin,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Atqo Mardiyanto di Samarinda, Jumat.
Penurunan NTP disebabkan oleh menurunnya indeks harga yang diterima oleh petani, kemudian akibat dari meningkatnya indeks harga yang harus dibayar oleh petani.
Angka keseimbangan NTP adalah 100 poin. Jika NTP di bawah 100 berarti daya beli petani rendah, jika di atas100 berarti daya belinya tinggi, namun jika NTP pas 100, maka kehidupan petani pas-pasan.
Ia melanjutkan, rincian NTP per subsektor pertanian di Provinsi Kaltim pada Oktober adalah Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 93,78, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) sebesar 92,37 poin.
Kemudian Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) tercatat hanya 85,63 poin, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) mencapai 109,28 poin, dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTPN) sebesar 103,32.
Berdasarkan data ini, maka dari lima subsektor pertanian di Kaltim, hanya ada dua subsektor yang tingkat kehidupan petaninya lebih baik ketimbang petani lainnya, yakni petani ternak dan petani ikan karena memiliki NTP di atas 100.
Dilihat dari perubahannya, lanjut dia, maka pada Oktober 2018 hanya NTPP yang mengalami peningkatan, yaitu naik 0,01 persen. Sedangkan NTPH mengalami penurunan 0,64 persen, NTPR turun 1,10 persen, NTPT turun 0,76 persen, dan NTPN mengalami penurunan 0,11 persen.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Kaltim pada Oktober 2018 sebesar 107,01, atau turun 0,73 persen ketimbang NTUP pada September yang tercatat 107,79 poin.
NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Perhitungan yang disajikan dalam persentase ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat daya beli petani di perdesaan.
“NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat daya beli petani,” ucap Atqo. sk-021/ANTARA