Catatan : Akhmad Zailani
Mantap
Mungkin kata itu dulu yang perlu saya letakkan di awal tulisan ini. Ada beberapa kata lainnya sebenarnya. Namun saya delete lagi.
Saya tak perlu memboroskan banyak kata pujian di tulisan ini. Lucu jadinya. Nanti terkesan memuji diri sendiri, sebagai wartawan. Atau tepatnya mantan wartawan. Atau sebagai wartawan senior. Kata halus untuk menyebut “wartawan tuha”.
Saya perlu menuliskannya. Paling tidak sebagai catatan tahun 2024 yang manis.
Ini berkaitan dengan acara wartawan senior yang pernah berkegiatan jurnalistik di wilayah Kaltim. Nama acaranya Wartawan Legend Bedapat. Kita singkat saja WLB. Keren kan?
Acara Wartawan Legend Bedapatan 3. Tak hanya ada kata legendnya. Acara ini juga sudah 3 kali digelar. Sejak tahun 2022, 2023 dan 2024.
Tahun 2024 barusan, acaranya diadakan di Balikpapan. Bila dituliskan secara singkat; Acara WLB 3 berlangsung sukses di Hotel Grand Tiga Mustika Jalan ARS Muhammad No.51 Klandasan, Sabtu (28/12/2024). Acara WLB 1 tahun 2022 di Samarinda. Terus, WLB ke 2 di Bontang.
Para wartawan senior ini tergabung dalam Whattshapp (WA) Grup Wartawan Legend. Anggotanya, termasuk admin berjumlah 100 orang lebih. Di antara 100 an orang lebih itu, ada yang masih produktif dan aktif berprofesi sebagai wartawan, ada pula yang memilih pensiun walau tak ada gaji pensiunnya.
Awalnya, sama seperti grup grup WA yang lain.
Semula grup WA ini dibuat sebagai grup berkumpul di HP, untuk memudahkan atau meningkatkan efisiensi komunikasi, saling berkirim kabar, atau saling meneruskan berita atau video, berita baik atau berita hoaks. Ada yang mendadak yang menjadi religius, kritis menyikapi perkembangan politik. Atau juga yang menyebutnya sebagai media untuk bersilatuhrahmi, walau tidak bertemu langsung.
Dan seterusnya, tak perlu saya salinkan lagi, sudah paham semua. Karena di HP yang anda pegang di tangan anda saat ini, anda tentu juga punya grup WA.
Saya kembali saja lagi. Menuliskan tentang grup WA Wartawan Legend ini. Di dalam grup WA Wartawan legend ini, profesi anggotanya sekarang ini bukan hanya sebagai wartawan saja.
Di dalamnya ada wartawan birokrat atau wartawan PNS, wartawan politisi, wartawan pengusaha, wartawan pedagang, wartawan petani dan berbagai profesi lainnya.
Sebutlah misalnya wartawan politisi : H Rizal Effendi, mantan Pemimpin Redaksi Koran harian Kaltim Post ini pernah menjadi Wakil Walikota 2006–2011 dan Walikota Balikpapan 2 periode (periode 2011–2016 dan terpilih kembali menjadi Wali Kota Balikpapan pada periode 2016–2021.
Selain pernah di Surat Kabar Harian (SKH) Kaltim Post, grup Jawa Pos, awalnya Rizal Effendi menjadi wartawan di Koran mingguan Mimbar Masyarakat, dengan Dahlan Iskan sebagai redaktur pelaksanan. kemudian Rizal menjadi koresponden majalah TEMPO Jakarta.
Syarifah Masitah Assegaf, S.H. mantan Wakil Bupati Paser periode 2021–2024. Mantan wartawati Koran harian Suara Kaltim dan pemimpin redaksi majalah Eksekutor ini sebelumnya menjabat Wabup Kabupaten Paser.
Masitah, yang saat ini menjabat Wakil bendahara Partai Golkar Kaltim. juga sempat menjadi anggota DPRD Kaltim 2 periode (2009–2014, 2014–2019).
YATNI
Selain Rizal Effendi, Syarifah Masitah Assegaf SH, ada Suyatni Priasmoro atau Kang Suyat juga wartawan senior SKH Suara Kaltim.
Di Pilkada Magetan 2024, Yatni yang saat di SKH Suara Kaltim menjabat sebagai redaktur bidang politik ini unggul dari 2 pasangan calon kepala daerah lainnya.
Maka, 5 tahun ke depan, insha Allah Yatni akan menduduki jabatan baru, yakni sebagai Wakil Bupati Magetan periode 2024-2029.
Lelaki yang saat menjadi wartawan wani atau berani bergadang sampai subuh ini berpasangan dengan Nanik Endanf Rusminarti atau Bunda Nanik sebagai Bupati Magetan.
Di Pilkada sebelumnya, Yatni belum sukses ketika maju sebagai Calon Bupati Magetan. Padahal visi misi, program, ide ide terobosannya, sangat wani.
“Wani Berubah Magetan Sejahtera, Rp 500 juta sampai dengan Rp 1 Miliar tiap desa tiap tahun,’’ begitu tulisan di spanduk yang bertebaran di Magetan. Tak hanya untuk anggaran desa, di spanduknya Yatni juga akan akan mengalokasikan bantuan Rp 5 juta per RT, Rp 50 juta per dusun, Rp 5 juta per UMKM.
Menurut Yatni, anggaran lebih baik difokuskan untuk itu menyentuh langsung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keinginan yang baik. Sayangnya Yatni gagal jadi Bupati Magetan.
Walau di Pilkada Magetan 2019 Yatni, namun Yatni sukses sebagai anggota DPRD Jawa Timur periode 2019-2024.
Karena saat 2019 itu, Pilkada dulu baru Pileg. Di 2024, Pileg dulu baru Pilkada.
Dibolak balik, Yatni tetap sukses. Gagal di Pileg sebagai anggota DPRD Jatim 2024, namun sukses sebagai Wabup Magetan 2024.
Bercerita tentang Yatni ini, apalagi saya pernah sama -sama satu kantor menjadi wartawan SKH Suara Kaltim di Samarinda, cerita bisa sangat panjang. Apalagi ketika Yatni bersama saya ditugaskan Pimpred Tatang Dino Hero ke Balikpapan, istilah tak resmi jadi “Kabiro” Suara Kaltim Balikpapan.
Ketika itu sekitar tahun 1999 atau 2000, saya agak lupa bulan persisnya. Seingat saya, setelah Charles Siahaan atau akrab dipanggil Ucok, yang juga wartawan SKH Suara Kaltim saat itu bisang hokum dan criminal, kembali ke Samarinda usai tugas di Balikpapan. Saya tidak bisa menyimpulkan berhasil atau tidak tugas membenahi biro Suara Kaltim Balikpapan. Ketika itu SKH Suara Kaltim mau berhenti cetak sebelum ganti nama menjadi SKH Swara Kaltim. Awalnya hurup U diganti hurup W. Soalnya kenapa, ceritanya bisa panjang. Bisa jadi satu buku. Mungkin di lain waktu,
Nah, tulisan ini saja sudah ngelantur ke mana mana. Walaupun masih terkait tentang “legend” nya itu tadi.
Tentang Yatni dan kembali ke Samarinda ini, ada bagian yang saya teringat ketika di Balikpapan. Ketika tidur nyenyak usai lelah menulis berita di tengah malam, saya dibangunkan Yatni. “ J, J, J … bangun, ‘’ katanya dengan sedikit logat Jawanya.
“ Ada apa?” suara saya.
“Ayo sekarang kita ke Samarinda. Saya mau lamaran ke Bontang,” jawab Yatni.
Maka di tengah malam itu pun kami ke Samarinda. Naik vespa saya. Saya di depan. Hujan deras sepanjang jalan. Jalanan Balikpapan-Samarinda nampak gelap dan seram. Demi Yatni, yang buru buru akan melamar kekasihnya. Kini kekasihnya itu benar yang sekarang jadi istrinya. Mungkin saat itu Yatni belum sempat mandi.
UCOK
Yatni sudah. Cukup dulu. Lalu saya perlu juga menceritakan tentang Ucok. Bukan karena kami dulunya sama sama satu kantor di SKH Suara Kaltim. Tapi karena masih terkait dengan acara WLB, yang kalau lupa tadi di bagian atas tulisan kepanjangannya Wartawan Legend Bedapatan. WLB ini ketua panitianya Ucok. Bila tidak menyebut namany; Ucok atau marganya Siahaan, saya atau mungkin orang yang baru kenal tak akan tahu kalau dia orang Batak. Karena Batak satu ini, berbeda dengan orang Batak umumnya. Teruma logat atau bahasanya. Ucok Batak yang satu ini bahasanya tidak lebih kasar, dari orang Batak pada umumnya. Ucok ini lebih kalem, sopan, low profil lah singkatnya.
Saya mengenal Ucok saat di Koran Suara Kaltim. Mungkin sekitar tahun 1996-an, ketika saya bergabung ke Suara Kaltim. Dia mungkin jurnalis sejati, sejak di tahun itu hingga sekarang dia terus berada di jalur jurnalistik. Maklum saja. Bertahan di jalur jurnalistik, untuk menjadi orang kaya mungkin agak sulit. Apalagi seperti Ucok, yang masih memiliki idealism. Saya pernah bertemu dengannya di Nunukan. Sebuah Kabupaten yang berbatasan dengan Tawau, Malaysia. Saya benar benar lupa tahun berapa persisnya, Sekitar tahun 2000-an. Saya ketemu di kantornya. Apa pekerjaan Ucok saat itu di awal awal tahun era reformasi? Masih setia sebagai wartawan. Ucok menerbitkan mingguan Nunukan News. Seingat saya terbit 2 kali seminggu. Bentuk korannya lebih kecil dari surat kabar umumnya. Bisa dibayangkan, berbisnis Koran di daerah yang perbatasan, bila tak boleh disebut daerah terpencil. Tapi alhamdulilah, Ucok masih hidup sampai sekarang Sayangnya, Nunukan News yang mati.
Selanjutnya saya jarang bertemu. Saya mengetahui keberadaan Ucok, saat di Samarinda. Masih sekitar tahun 2000-an. Tentang kiprah lengkap Ucok di jurnalistik tentu dia sendiri yang mengetahui dan bias menuliskannya. Masih di tahun 2000-an, saya mengetahui Ucok ada di Samarinda ketika menerbitkan majalah BONGKAR, yang kemudian sampul majalahnya menjadi B-Magazine. B-Magazine cukup lama mewarnai sejarah pers di Kaltim, sebagai sedikit majalah yang terbit konsisten. Selain majalah Bongkar atau B-Magazine, majalah lainnya yang terbit di era tahun 2000-an itu adalah majalah Eksekutor. Majalah milik mantan Wabup Paser Syarifah Masitah Assegaf. Saya sendiri sempat menerbitkan majalah ketika itu. Namanya majalah Metro. Namun tidak bertahan lama. Karena biaya produksinya lebih besar dari mencetak dan menerbitkan dari tabloid.
Ucok dengan majalah B-Magazinenya kala itu mempunyai mesin cetak sendiri. Letaknya di gudang samping rumahnya. Singkat cerita, era media cetak mulai sesak napas seiring perkembangan tekhnologi. Kini eranya digital. Lntas, media berita online pun mulai bertebaran. Teman saya seorang redaktur di Kantor Berita Antara Kaltim, Rahmad, dengan media berita online Antaranews Kaltim sudah bisa berbangga. Sebab sudah banyak “teman media online”. Dulu wartawan Antara sulit melihatkanke nara sumber media cetaknya, ketika dicandai ; mana beritanya
Kembali ke Ucok, seiring era media berita online, menyusul Nunukan News, akhirnya majalah Bongkar atau B-Magazine juga sudah tutup usia. Walau majalah B-Magazine sempat pula dijadikan media online , Ucok kemudian “mengikuti zaman” membuat media berita ; www.BeritaKaltim.co. Sampai sekarang. Di masa tayangnya www.beritakaltim.co. , saya sempat juga melihat atau membaca www.beritakaltara.com. Namun, sepertinya Ucok sekarang focus ke www. BeritaKaltim.co. Di era media cetak, saya lihat Ucok sempat berusaha membuat Koran harian. Seingat saya namanya Kartanegara Post. Koran yang berbasis di Tenggarong. Namun sayangnya, Kartanegara Post hanya beberapa hari atau atau hari terbit di “zaman Pak Kaning” tersebut. Setelahnya saya tak tahu lagi kabar beritanya.
“Legend” nya Ucok di dunia pers khususnya di Kaltim-Kaltara tentu akan terus berlanjut. Seperti juga agenda WLB di tahun 2025 dan tahun tahun berikutnya. Karena Ucok sukses menjadi ketua panitia di seri WLB1,2 dan 3, maka Ucok dan tim panitia akan tetap diminta menjadi Ketua Panitia tetap WLB berikutnya.
MACAM WARTAWAN
Saya ingin membuat tulisan ini bersambung. Soalnya, takut yang membaca kepanjangan. Tapi mumpung ini hari libur. Tahun baru 2025, orang orang mungkin sambil rebahan, masih mau membaca, maka bahwa daripada oleh sebab itu, nah ini pemborosan kata kata hahaha …. Daripada saya lupa, maka tulisan ini saya lanjutkan lagi.
Saya ingin menambahkan. Mungkin pamer tentang grub WA kami, Wartawan Legend. Selain nama-nama yang sudah saya ketikan di atas atau di bagian tulisan sebelumnya. Grub WA Wartawan Legend ini juga diisi oleh wartawan politisi, yang sukses menjadi anggota dewan. Coba kita sisir pelan-pelan. Mulai di DPRD Kaltim. Di periode 2024-2029 ini ada nama Sarkowi V Zahry. Syarkowi atau akrab dipanggil Oi sesuai dengan inisial di akhir berita yang ditulisnya saat menjadi wartawan SKH Kaltim Post. Saya mencoba menyebutkan sekilas saja. Nanti ceritanya kalau kepanjangan. Lebih panjang dari titel Oi, yang bila dituliskan lengkap dengan namanya : DR Sarkowi V Zahry, Shut,SH, MH, MM, MSi, MLing.
Titel yang Oi yang panjang ini makin mengukuhkan opini kalau profesi wartawan itu memang pintar. Tidak hanya serba tahu. Walau tidak semua.
Oi yang kini juga dosen Universitas Mulawarman ini bukan hanya sekedar lulus atau mengejar gelar saja. Dia mahasiswa S2 berprestasi. Di antaranya, Oi saat wisuda di GOR 27 November Unmul 2017 lalu, OI diwisuda sebagai lulusan predikat cumlaude (kehormatan banyak pujian). Tercatat IPK atau Indeks Prestasi Komulatif adalah 4.00. Itu IPK tertinggi. Saya mulai mengenal ketika dia menjadi aktifis mahasiswa. Sering demo. Saya ketika itu wartawan aktif. Sering meliput kegiatan unjuk rasa.
Oi tak hanya sukses dalam bidang akademisi, Ketua alumni Fahutan Unmul ini juga sukses sebagai anggota DPRD Kaltim dari partai Golkar selama empat periode secara berturut turut. Di Pileg 2024, bakal calon bupati Kutai Kartanegara ini kembali terpilih.
Sebelum Oi dan Masitah di DPRD Kaltim, atau HS Alwi mantan akttifis, Pimpred Koran Mingguan Mimbar Masyarakat, bosnya Dahlan Iskan dan Rizal Effendi di media local Kaltim itu, ada Rikmo Kuswanto dari Fraksi PDIP.
Rikmo mantan wartawan Koran harian Suara Kaltim perwakilan Balikpapan. Di era sebelumnya, Untuk melengkapi tulisan ini, perlu dibuka kembali buku buku anggota DPRD Kaltim dan juga DPRD kota/kabupaten dari masa ke masa.
Wartawan politisi Kaltim yang menjadi anggota DPRD juga menyebar ke DPRD kota dan kabupaten.
Di DPRD Kutai Kartanegara ada 2 orang. Syarifudin dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Desman Minang Endianto dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Syarifuddin sebelumnya sempat menjadi wartawan Koran harian Suara Kaltim. Setelah itu dia sempat aktif menerbitkan majalah Publik. Syariffudin memasuki periode ke 2 (2024-2029).
Desman yang sebelumnya sempat Caleg di Samarinda ini baru di periode pertama (periode 2024-2029). Desman wartawan dari Koran Kaltim grup. Selain versi cetak, Koran Kaltim ada juga portal berita www.korankaltim.com, www.korankaltara.com dan www.pusaranmedia.com.
Di DPRD Balikpapan, S Imam Santosa mantan wartawan Koran Suara Kaltim, dan sekarang Koran cetak Swara Kaltim serta media berita online www.Swarakaltim.com sempat pula menjadi anggota DPRD Balikpapan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Di periode 2024 -2029, mantan wartawan Koran Kaltim Sufyan Jufri juga terpilih sebagai anggota DPRD Balikpapan. Sufyan Jufri pernah bertugas sebagai reporter di Samarinda dan Balikpapan.
NURSALAM
Lalu di DPRD Bontang, Nursalam mantan wartawan Koran Kaltim Post. Bila dihitung sejak periode 2009-2014 hingga periode sekarang 2024-2029, maka Nursalam sudah merasakan kursi wakil rakyat Bontang selama 4 periode.
Di periode sekarang Nursalam termasuk paling senior. Arau bila boleh disebut, selain termasuk wartawan legend, Nurslam juga anggota DPRD Bontang legend. Dia pernah menjabat Ketua DPRD Bontang.
Nursalam adalah satu diantara pencetus motto kota Bontang sebagai Kota Taman.
Di tahun 2001, ide tersebut tercetus setelah melihat Walikota Bontang H Sofyan Hasdam di kala itu banyak membangun taman taman di beberapa sudut kota. Seperti konsep kota hijau atau green city. Konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dari Kata Taman itu Salam kemudian mendeskripsikan dalam bentuk akroman. Tertib, Agamis, Mandiri, Aman dan Nyaman. 5 kata itu menurut Nursalam saling terkait.
Selain Nursalam di DPRD Bontang ada Ubayya Bengawan. Ubayya terpilih kembali di periode 2024-2029. Sebelumnya Ubayya sempat menjadi anggota DPRD Bontang periode 2014-2019.
EKO
Selain berkiprah di jabatan politik, wartawan Kaltim juga banyak mengisi jabatan lembaga lembaga komisi di Kaltim. Seperti Eko Satiya Husada. Mantan Ketua Komisi Informasi (KI) Kaltim, yang kini aktif sebagai Direktur Brand Politika.
Brand Politika adalah konsultan politik dan kebijakan publik yang berkantor pusat di Jakarta, Bila dibaca di portalnya, Brand Politika banyak menangani kegiatan pendampingan calon kepala daerah, calon anggota legislatif hingga pemilihan presiden.
Di antaranya yang terbaru, Eko dengan brand Politikanya sukses terlibat atas kemenangan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudi Masy’ud – Seno Aji, kemenangan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang-Ingkong Ala (ZIAP), Paslon Balikpapan Rahmad Mas’ud – Bagus Susetyo. Di Pilkada sebelumnya Eko Satiya Husada juga terlibat dalam kemenangan Paslon Ridwan Suwidi – Hatta Garit, yang merupakan Pilkada langsung pertama. Eko juga menjadi konusltan politik kemenangan Cawali-Wawali Bontang dr H Sofyan Hasdam SpS dan Sjahid Daroini.
Selain di Kaltim, Eko juga menangani artis Neno Warisman sebagai Caleg DPR RI Dapil Jatim, ploitisi nasional Prabowo Subianto, Anis Baswedan, Amien Rais dan lain sebagainya.
WARTAWAN LAINNYA
Selain Eko Satiya Husada, di lembaga KI Kaltim, sempat pula almarhum Imron Rosyadi, mantan wartawan Suara Kaltim dan koresponden SCTV.
Wartawan lainnya, yang sempat berkiprah “di jalur yang berbeda” yaitu Helda Mildiana dan Tri Wahyuni. Keduanya mantan wartawati Koran Suara Kaltim.
Helda sempat sebagai pimpinan Bawaslu Berau, sedangkan Tri Wahyuni, yang sekarang Pimred www. Busam.id sempat menjadi pimpinan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda.
Selain Helda, Tri Wahyuni atau biasa dipanggil Yuni, ada Mukhasan Ajib mantan wartawan Poskota Kaltim (2000-2008) dan mantan wartawan Kalimantan Post (2009 -2014) juga pernah di KPU kota Samarinda dan KPU Kaltim.
Ajib juga sempat sebagai anggota Panswaslu kota Samarinda. Wartawan lainnya yaitu Muhammad Najib mantan wartawan Koran Kaltim mantan pimpinan KPU kota Samarinda, Suarno mantan wartawan Koran Suara Kaltim dan Koran Kaltim sempat menjabat pimpinan Panwaslu Kaltim. Dan di KPU kota Samarinda periode sekarang ada Firman Hidayat ketua KPU kota Samarinda mantan korenspondenTempo, Akbar Ciptanto mantan wartawan Kaltim Post. Sayuti Ibrahim mantan wartawan Samarinda pos, sempat di Panwas Pemilu Kutai Timur.
Agus Susanto, bos portal berita www.mediakaltim grup juga aktif di Bawaslu Bontang. Agus Susanto mantan wartawan Koran Kaltimpost. Selain berprofesi sebagai wartawan, profesi baru Agus Susanto adalah advokat. 2 gelar master, satu di antaranya Master Hukum. Tak cukup, 2 profesi, seperti juga Sarkowi V Zahry, Agus Susanto yang juga alumni Fahutan Unmul juga “sambilan” sebagai dosen.
Wartawan dosen lainnya,di antaranya yakni Fajar Fahruddin S.kom MH (dosen STIMIK Samarinda), Irman Syahrial (pimpinan redaksi koran Poskota Kaltim, koran Matahari Kaltim, Koran harian Kaltim Times sempat menjadi dosen STIK Mahakam) Times almarhum Purwadi (mantan wartawan Koran Suara Kaltim) juga sempat jadi dosen STIK Mahakam, Andik Riyanto mantan Kasi Pelayanan Pers Diskominfo Kaltim yang juga mantan salah satu kepala seksi di RRI Samarinda. Irman Syahrial adalah adik kandung Tatang Dino Hero, pemimpin redaksi Koran harian Suara Kaltim.
Lalu ada Muhammad Khaidir, mantan wartawan Tribun Kaltim, tabloid Gugat, Radar Kaltim dan Balikpapan Pos. Kini redaktur pelaksana portal berita www.busam.id, sebagai pimpinan Komisi Informasi Kaltim bersama Indra Zakaria, wartawan Kaltim Pos grup.
Di kalangan wartawan birokrat ada beberapa nama. Mulai pejabat eselon III hingga II setingkat kepala dinas. Ada nama Syafruddin Pernyata.
Syafruddin Pernyata mengawali pengalaman jurnalistik dengan mengelola majalah dinding di kampus Universitas Mulawarman Samarinda tahun 1976. Setahun kemudian ia menjadi Pemimpin Redaksi media kampus Al Manar yang terbit pekanan setebal 20 halaman folio. Syafruddin selnjutnya menjadi Pemimpin Redaksi surat kabar Sampe pada 1978–1999. Sempat pula sebagai koresponden Harian Angkatan Bersenjata selama lima tahun pada 1982–1987.
Selain sebagai wartawan Syafruddin Pernyata mengabdi sebagai dosen di FKIP Universitas Mulawarman sejak tahun 1983 hingga 2000. Karirnya terus melaju.setelah pindah kerja di lingkungan Pemprov Kaltim. Mulai kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, Kepala Badan Perpustakaan Kaltim, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi (Bandiklatprov) Kaltim hingga sebelum masa purnabakti sebagai PNS tahun 2018, ia diberi kepercayaan sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur.
Profesi Syafruddin Pernyata tak berhenti sampai di situ. Usai pension dia menjadi penulis. Bila ada kategori wartawan sastrawan Syafruddin termasuk satu diantaranya. Selain Hamdani (mantan wartawan Koran Suara Kaltim), alm. Habolhasan Asyari (mantan Koran Suara Kaltim), Johansyah Balham atau Jobal, Abdul Rahim Hasibuan, Achmad Noor, Yadi AM dan lainnya. Bila boleh dikutkan, mungkin nama saya Akhmad Zailani masuk di kategori wartawan sastrawan atau wartawan seniman ini. Hehe. Lalu ada alm. Tri Lestari mantan wartawan pro 2 RRI yang menjadi korban tabrak lari, Abdillah Safei mantan wartawan Poskota Kaltim, dengan banyak profesi. Selain seniman, guru dan ASN di lingkungan Pemkot Samarinda, ustadz, dan profesi lainnya termasuk pesulap.
Bila agak mundur tahunnya ke belakang. Wartawan satrawan ini ada alm. Djumri Obeng dan alm. Korrie Layun Rampan. 2 nama sastrawan nasional asal Kaltim. Keduanya berlatar belakang wartawan. Jejak rekam kewartawan keduanya juga cukup panjang.
Djumri Obeng kelahiran Loa Kulu pernah menjadi wartawan harian Merdeka (1973-1980) dan wartawan majalah Citra Film (1981 – 1982). Setelah sebelumnya sempat menjadi redaktur Penerbit Wijaya Jakarta (1962-1963) dan Balai Pustaka Jakarta (1964).
Korrie Layun Rampan. Asli putra dayak. Sastrawan nasional yang produktif. Banyak karyanya. Pengalaman bekerja Korrie dimulai pada 1978 di Jakarta bagai wartawan dan editor buku untuk sejumlah penerbit. Kemudian, ia menjadi penyiar di RRI dan TVRI Jakarta, mengajar, dan menjabat Direktur Keuangan merangkap Redaktur Pelaksana Majalah Sarinah, Jakarta. Selain itu ia juga pernah menjadi editor Penerbit Cypress (1978-1980) dan editor Penerbit Sinar Harapan (1980-1982). Sejak Maret 2001 Korrie menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Koran Sendawar Pos yang terbit di Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat.
Korrie Layun Rampan bisa menambah daftar wartawan politisi. Wartawan yang pernah menjadi anggota DPRD. Selain Sarkowi, Nursalam, Ubayya, Desman, Syarifuddin, HM Fuad Arieph, H Alwi AS, Rikmo Kuswanto dan lainnya.
Di WA grup Wartawan Legend juga ada M Syafruddin. Mantan wartawan ini adalah Kepala Dinas dan Kearsipan Daerah Kaltim.
Lalu sebelumnya ada alm. Johansyah Ibrahim mantan wartawan Koran Suara Kaltim.
Johan begitu biasa dipanggil memulai karir birokrat sebagai pegawai Kantor Penerangan Kaltim. Kemudian mutasi ke Pemkab Kutai Timur. Beberapa jabatan Kepala Dinas pernah diduduki Johan. Mulai Kabag Humas pertama Setkab Kutim era kepemimpiman Bupati Awang Faroek Ishak sampai Kepala Dispenda Kutai Timur dan Kepala Dishub Kominfo Kutai Timur. Selain Johansyah Ibrahim, ada wartawan PNS yang juga turut pindah ke Pemkan Kutai Timur, yakni Hamka mantan wartawan koran Kaltim Post.
Wartawan birokrat atau PNS di Pemkot Samarinda, lainnya Herman YB Tukan mantan wartawan Samarinda Pos. Saat menjadi wartawan Samarinda Pos, Herman ikut tes CPNS di Pemkot Samarinda dan lulus. Di Pemrov selain M Syafruddin yang akan memasuki masa pension, juga ada mantan wartawan muda yang lincah, Eko Susanto, mantan wartawan Bisnis Indonesia. Eko Susanto menjadi menjabat Kasubbid Bina Ideologi dan Wawasan Kesbangpol Provinsi Kaltim. Lalu ada juga Rahmat Soetopo, mantan redakstur Suara Kaltim. Rahmat Soetopo, Kabid pengelolaan Arsip Statis Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD DIY) dan mantan Kasubag publikasi dan dokumentasi humas dan protokol Pemkot Samarinda.
Ada banyak lagi daftar nama-nama wartawan di grup WA Wartawan Legend. Tentu banyak yang kenal. Karena tugas wartawan itu meminjam istilah fotografer senior Humas Pemkot Samarinda adalah “mencari muha”. Setiap hari mencari dan menulis berita menemui nara sumber. Membantu mempublikasi pernyataan dan wajah yang bersangkutan lewat berbagai media. Saya yakin popularitas berbagai tokoh-tokoh Kaltim.
WLB III BALIKPAPAN
Saya kembali saja ke acara WLB atau Wartawan Legend Bedapatan. Bedapatan bahasa Banjar,
Artinya bertemu atau bersilatuhrahmi. Ada beberapa agenda utama di acara WLB III Balikpapan. Di antaranya agenda Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kaltim, Konvensi Media Siber dan Malam Apresiasi Wartawan Legend. Seperti di WLB I dan II, di malam apresiasi ada sejumlah tokoh Kaltim yang diberi penghargaan. yaitu Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik, Gubernur Kaltim 2008-2018 alm. Awang Faroek Ishak, Prof Dr Daddy Ruhiyat, Dr Andi Harun dan Ir Agus Suwandy. Kenapa 5 tokoh itu diberi penghargaan? Berikut ini saya cuplikan saja apa kata ketua panitia PelaksanaWLB III 2024 Charles Siahaan atau Ucok.
Menurut Ucok Kelima tokoh tersebut dianggap layak memperoleh penghargaan versi Majelis Wartawan Legend Bedapatan ke-3. Pertimbangannya, kelima tokoh tersebut sudah memberikan kontribusi bagi pemajuan Kalimantan Timur.
“Sebenarnya masih ada satu tokoh lagi yang terpilih untuk memperoleh penghargaan, yaitu Bupati Kutai Kartanegara Edy Damansyah. Tapi, sampai acara digelar tidak ada yang datang, baik Pak Edi maupun utusan dari Pemkab Kukar,” ujar Ucok.
Di bawah ini penjelasan lengkap Ucok kenapa para tokoh tokoh Kaltim tersebut diberi penghargaan :
Pemkab Kukar di bawah kepemimpinan Edi Damansyah-Rendy Solihin, memiliki program hebat dalam pemberdayaan UMKM (Usaha mikro menengah dan kecil). Salah satunya adalah kredit tanpa bunga atau nol persen, yang dikenal dengan istilah KKI (kredit Kukar Idaman).
“Program itu cukup berhasil dan patut menjadi inspirasi di daerah lain,” ujarnya.
Charles yang akrab dipanggil Bang Ucok mengatakan, Mejelis Wartawan Legend Bedapatan 2024 menyeleksi penerima penghargaan berdasarkan kondisi objektif opini kalangan wartawan yang begelut dalam liputan berita. Ukurannya adalah keberhasilan dan kepedulian.
Penghargaan untuk Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik misalnya, karena dalam masa kerjanya yang singkat mampu menjadi ‘diregen’ yang menjaga harmonasasi birokrasi. Apalagi lagi ada Pemilu dan Pilkada, di mana tugas seorang Pj Gubernur Kaltim bisa saja berada dalam tekanan kalangan tertentu.
“Tapi, pak Pj berhasil mengantarkan pemilu dan pilkada tanpa riak-riak kerusuhan,” ujar Charles.
Sementara untuk tokoh Awang Faroek Ishak (Gubernur Kaltim 2008-2018), tidak diragukan lagi. Beliau menorehkan banyak pembangunan Kaltim yang terus diingat oleh rakyat Kaltim, semisal jalan tol Balikpapan-Samarinda dan juga Kaltim Green yang membuat Kaltim menerima dana karbon.
Andi Harun, Wali Kota Samarinda juga menerima penghargaan Wartawan Legend Bedapatan 2024. Andi Harun diwakili oleh Syaparuddin, Ketua TWAKP (Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan) Samarinda. Penilaian itu datang karena dalam tiga tahun kepemimpinannya mampu membuat perubahan wajah kota Samarinda menjadi lebih rapi dan cantik, serta mengurangi banjir yang selama ini menjadi momok masyarakat ibu kota provinsi Kaltim itu.
Sementara, penghargaan untuk Prof Daddy Ruhiyat terkait kontribusinya dalam perjuangan melawan perubahan iklim. Daddy sebagai Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim Kalimantan Timur, menjadi leader atas usaha-usaha Kaltim menyerap karbon.
“Beliau adalah pejuang zero karbon yang bukan saja milik Kalimantan Timur, tapi juga Indonesia,” ucap Charles.
Sosok lainnya yang juga menerima penghargaan Wartawan Legend Bedapatan 2024 adalah Ir Agus Suwandy. Sosok yang satu ini dianggap memiliki keunikan sendiri, karena selain sebagai politisi dia juga termasuk bagian orang pers dengan memiliki perizinan terestrial “Kaltim TV” dan sekarang sebagai pemilik Radio VAS FM di Samarinda.
“Beliau dekat dengan para wartawan. Dan, karena kepeduliannya sehingga acara wartawan legend bedapatan 2024 bisa terselenggara di ujung tahun ini,” kata Charles.
Cukup di sini tulisannya. Mungkin terlalu panjang. Sudah pasti banyak kekurangan. Ada banyak nama lagi yang belum disebutkan. Jangankan saya yang mengetik di ponsel, yang membaca pun bisa pegal. Apalagi tanggal 1 Januari 2025 bertepatan dengan 1 Rajab. Di tanggal 1 Rajab umat Islam melakukan puasa Rajab. Termasuk saya pun sedang berpuasa Rajab. Tulisan ini sebagai “penebusan dosa” saya, karena saya tidak bisa hadir WLB III Balikpapan. Juga di WLB II Bontang. Saya sedikit berharap, di setiap acara WLB berikutnya ada peluncuran buku, yang berkaitan dengan kegiatan wartawan. Semacam cerita di balik berita.
Semoga WLB terus berlanjut, bisa dihadiri wartawan senior yang sudah legend atau pun yang belum dan akan legend. Permisi.