Alhamdulilah, Idulfitri 1Syawal Jatuh Hari Ahad, 24 Mei

Hasil Sidang Isbat Lebaran 2020:

Tim rukyatul hilal PC NU melakukan pemantauan “rukyatul hilal” di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/6). Berdasarkan sidang isbat yang digelar di Kantor Kementerian Agama, Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1439 Hijriah jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018. – ANTARA/Zabur Karuru

Jakarta, Suara Kaltim Online – Kementerian Agama mengabarkan bahwa awal bulan Syawwal 1441 H jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020.

Hal itu dikabarkan Kemenag setelah menggelar Sidang Isbat (penetapan) awal bulan Syawal 1441H, Jumat, (22/5/2020). Menteri Agama Fachrul Razi memimpin langsung Sidang Isbat tersebut. 

Dia menjelaskan ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada pada posisi di bawah ufuk.

“Ini adalah posisi hilal berdasarkan hisab,” terang Menag Fachrul, Jumat (22/5/2020).

Hasil sidang Isbat, sambung Menag Fachrul, menyatakan bahwa Idulfitri 2020 jatuh pada hari Minggu, (24/5/2020).

“Dari 80 titik, semua melaporkan tidak melihat hilal. Oleh karenanya, Sidang Isbat secara bulat menyatakan 1 Syawwal 1441 H jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020,” tegasnya.

Adapun, lantaran masih dalam masa pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, sidang isbat yang dihelat Kemenag dilakukan mengikuti protokol kesehatan sehingga tidak semua perwakilan hadir secara fisik di kantor Kementerian Agama.

Dalam tahapannya, sidang isbat dimulai dengan sesi pertama pada pukul 17.00 WIB, berupa pemaparan posisi hilal Awal Syawal 1441H oleh anggota Falakiyah Kemenag  Cecep Nurwendaya. Setelah Magrib, sidang Isbat dibuka Menteri Agama RI, dilanjutkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal dari  80 titik di seluruh Indonesia.   

Sebelumnya, Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyatakan hilal dapat dilihat dengan mata telanjang pada 23 Mei 2020 menjelang magrib, sehingga 1 Syawal 1441 Hijriah diprediksi jatuh pada 24 Mei 2020.

Peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto mengatakan pada 22 Mei 2020, bulan belum konjungsi dengan matahari dan masih berada di bawah ufuk saat maghrib.

Konjungsi bulan dan matahari, jelasnya, terjadi pada 23 Mei 2020 pukul 00.39 WIB, sehingga ada kemungkinan tidak dapat melihat hilal pada 22 Mei petang.

Sementara itu, Pakar astronomi dari Tim Falakiyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan tidak ada referensi empirik visibilitas atau ketampakan hilal awal Syawal 1441H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia pada Jumat (22/5/2020) ini.

“Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,29 sampai dengan minus 3,96 derajat. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari,” kata Cecep melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, di Jakarta, Jumat (22/5/2020).

Cecep menuturkan, Kementerian Agama melalui Tim Falakiyah melakukan pengamatan hilal di 80 titik di seluruh Indonesia. Dia menuturkan penetapan awal bulan hijriyah didasarkan pada hisab dan rukyat. Proses hisab sudah ada dan dilakukan oleh hampir semua ormas Islam. kabar24bisnis.com