“Ada yang perlu kalian miliki, pertama adalah menguasai ilmu pengetahuan yang sangat baru dalam bidang apapun, kedua adalah membangun jaringan, ketiga modal bahasa karena penguasaan bahasa internasional dengan tiga itu aja itu aset bagi negara dan keempat adalah modal,” katanya di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul, Turki.
Dia juga mengusulkan agar membangun jaringan dengan orang asing karena efeknya luas, dan ibu-ibu warga RI diminta tetap menggunakan bahasa Indonesia di luar negeri untuk anak-anaknya.
Anies juga minta didoakan agar tetap amanah dan istiqomah dalam menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta, termasuk menanggapi komentar negatif di media sosial (medsos).
“Saya tidak takut apa yang ditulis medsos, tapi saya takut apa yang ditulis sejarah,” demikian Anies Baswedan.
Khalayak yang hadir pun tidak melewatkan momen kedatangan Anies Baswedan, dan berebutan untuk salaman maupun berfoto bersama.
“Smart City, saat di Casablanca saya juga memaparkan, terkait kolaborasi dan co-creator warga terhadap pembangunan. Dari City 2.0 yang sekarang menjadi menjadi City 4.0, dan ini dilakukan teknologi sebagai enabler di sinilah peran sebagai smart city sangat penting,” katanya.
Ia menilai bagaimana teknologi bisa menjadikan warganya sebagai kolaborator, serta kedekatan dan kolaborasi warga yang berpartisipasi dalam pembangunan.
Anies juga mengharapkan Pemerintah Turki dapat berinvestasi di Indonesia, dan bertukar pikiran tentang Indonesia.
“Bertemu akademisi itu mengasikkan, pertanyaannya tajam-tajam. Saya merasa seperti sedang ujian doktoral lagi,” demikian Anies Baswedan, saat menutup kuliah umum yang berlangsung selama dua jam tersebut.
sk-006/susylo asmalyah/antaranews.com