Dia menjelaskan, proses operasi berlangsung lancar dan tanpa ada kendala yang berarti. Guslihan menuturkan, pasca-menjalani operasi, kondisi Adam dan Malik juga membaik. “Kondisi pernapasan baik, jantung juga normal. Terakhir keduanya juga sudah membuka mata,” ujar Prof Guslihan.
Dia mengatakan, tim dokter akan terus memantau perkembangan kondisi bayi kembar siam dempet perut itu hingga tiga hari ke depan. “Selama tiga hari ke depan masih akan terus kita pantau. Kita memantau dalam rangka mengantisipasi pendarahan dan infeksi,” beber Guslihan.
Bayi kembar siam Adam dan Malik yang dirawat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik sejak tujuh bulan lalu di akan menjalani proses operasi pemisahan, Selasa (23/7/2019).
“Operasinya tanggal 23 Juli, sudah dimulai sejak pagi dilakukan. Operasikan prosesnya panjang, ada tahap persiapan. Akan memakan waktu beberapa lama, kita belum tahu, tergantung situasi dan kondisi,” ujar Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak.
Ketua Tim Penanganan Operasi Adam dan Malik, Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta SpA (k), mengatakan, dokter bedah akan melakukan pemisahan-pemisahan tertentu seperti kulit ke dalam dan juga di hati yang juga menempel termasuk pada pembuluh darah.
“Untuk proses pemisahannya, pertama yang akan melakukan pembukaan adalah dokter bedah plastik. Kemudian dilanjutkan dengan dokter bedah anak yang akan melakukan pemeriksaan organ-organ dalam yang terlihat lengket,” jelasnya.
Ia menerangkan, yang dikhawatirkan awalnya ada pembuluh darah yang menyeberang, tetapi ketika sudah dilakukan pemeriksaan ternyata pembuluh darah tersebut bukanlah pembuluh darah utama yang menyuplai kepada salah satunya.
“Kita juga harus berhati-hati untuk memastikan apakah pembuluh darah tersebut sekadar menyeberang atau menyuplai dikedua bayi tersebut,” terangnya.
Ia menuturkan, untuk operasi pemisahan Adam dan Malik akan ditangani dokter dan SDM yang ada di RSUP H Adam Malik, tidak lagi meminta bantuan dari luar seperti pasien-pasien kembar siam sebelumnya.
Sedih dan takut, hal tersebut yang pertama kali dirasakan oleh Nurida Sihombing saat mengetahui bayi yang dilahirkannya dalam kondisi kembar siam.
“Kemarin tanggal 22 November 2018 lalu saya melahirkan di Rumah Sakit Sibolga, di situ saya belum tahu kondisi anak saya karena memang masih lemas setelah melahirkan,” ujar Nurida, Minggu (30/6/2019).
“Ini bukan anak pertama saya, karena sebelumnya saya sudah memiliki anak laki-laki berusia 5 tahun dan anak perempuan 2,5 tahun. Tapi saya benar-benar kaget dan sedih karena anak kembar saya malah memiliki kelainan,” tuturnya.
Wanita berusia 25 tahun inipun tidak memiliki tanda-tanda atau keanehan selama sembilan bulan mengandung bayi kembar siam yang diberinama Adam dan Malik tersebut.
“Gak ada tanda-tanda aneh, semuanya baik-baik saja. Tapi memang kemarin saat mau melahirkan rasa sakitnya benar-bentar berbeda dari dua anak saya sebelumnya dan proses melahirkannya juga normal,” jelasnya didampingi sang suami, Juliadi Silitonga.
Ia menerangkan, setelah melihat ada keanehan dari bayi kembarnya tersebut, kemudian Rumah Sakit Sibolga menyarankan untuk membawa bayi kembar tersebut ke Medan untuk mendapatkan proses perawatan yang lebih intensif.
Karena berasal dari keluarga yang kurang mampu, ia mengaku cukup kesulitan untuk membiayai terutama kebutuhan sehari-hari seperti keperluan popok bayi, susu, minyak telon dan lainnya.
“Soalnya suami saya di kampung hanya bekerja sebagai penderes getah yang penghasilannya tidak tentu. Kalau cuaca bagus, penghasilannya Rp 300ribu per minggu dan itu benar-benar tidak cukup,” ungkapnya.
Ia menuturkan, belum lagi untuk keperluan dan kebutuhannya dan sang suami selama berada di Kota Medan dan tak jarang harus bolak-balik dari kampungnya di Tapanuli Utara ke Medan.
“Harus bolak-balik dan selama si kembar dirawat dan saat ini memang ayah si kembar sudah mendapatkan pekerjaan di Medan, tapi gajinya masih kecil dan kami masih sangat membutuhkan bantuan untuk kebutuhan terutama kebutuhan si kembar,” tuturnya.
“RSUP H Adam Malik sudah banyak menangani pasien bayi kembar dan bayi kembar siam yang berhasil dipisahkan ada dua yaitu asal Aceh yang saat ini keduanya sudah SMP yang bernama Mariana dan Mariani,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, kemudian yang kedua berjenis kelami wanita yang bernama Zahira dan Fahira yang berhasil dilakukan dioperasi pemisahan dua tahun lalu yang berasal dari Asahan.
Ayu Prasandi /Joseph W Ginting