“Pecahan uang Rp 100 ribu paling banyak dipalsukan. Kemudian, uang Rp 50 ribu yang palsu sebanyak 208 lembar dan uang Rp 20 ribu sebanyak 11 lembar. Dan, sisanya 1 lembar uang palsu pecahan Rp 10 ribu dan 3 lembar pecahan Rp 5 ribu,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Muhamad Nur, Senin (21/1/2019) dalam jumpa persnya.
Adapun, untuk wilayah kerja Kantor BI Balikpapan, selama tahun 2018, juga menemukan uang palsu yaitu 449 lembar. Terdiri, pecahan uang palsu Rp 100 ribu sebanyak 350 lembar, uang palsu Rp 50 ribu sebanyak 96 lembar dan uang palsu Rp 20 ribu sebanyak 3 lembar.
“Dibanding tahun 2017, peredaran uang palsu di tahun 2018 sudah ada penurunan. Dan, kita harapkan pada tahun 2019 ada Pemilihan Presiden dan Pileg, uang palsu yang beredar terus turun,” kata Muhamad Nur.
Menurut Muhamad Nur, penurunan uang palsu ini dikarenakan dampak dari mata pecahan uang rupiah yang baru dikeluarkan BI pada tahun 2016 sudah lebih bagus dari segi keamanannya. Sehingga, uang rupiah sulit dipalsukan dan perbankan lebih mudah mengetahui keasliannya.
BACA JUGA Dikabarkan Menghilang Misterius, Wabup Mas Ipin Sudah Nongol di Stadion Menak Sopal Trenggalek
Muhamad Nur juga menjelaskan data uang masuk ke Kaltim selama tahun 2018 mencapai Rp 8,4 triliun atau turun 7,8% year on year. Sedangkan uang keluar di Kaltim capai Rp 10,9 triliun atau tumbuh 5,2% year on year.
“Sedangkan pada saat Idul Fitri 2018 dan Natal-Tahun Baru 2019, jumlah uang masuk di Kaltim Rp 2,9 triliun atau tumbuh 13,2% year on year dan uang keluar di Kaltim Rp 1,5 triliun atau tumbuh 8,3%,” kata Muhamad Nur.
BACA JUGA
Video Viral : Warga Indramayu Terjun Ke Sungai Cari Duit
Pembuang Uang Jutaan ke Sungai di Indramayu Alami Gangguan Jiwa
Sementara itu, Bank Indonesia dalam melayani masyarakat di Kaltim untuk peredaran uang selama tahun 2018 membuka 160 kas. Yang terdiri dari 93 kas keliling dalam kota, 20 kas keliling luar kota, 42 kas titipan, 5 kas penukaran bersama selama Ramadhan. foto prokal.co
sumber : prokal.co
BACA JUGA :
