Arteria Dahlan/Net
Hal itu terlihat saat terjadinya perdebatan antra Arteria dengan Prof Emil Salim di salah satu acara televisi swasta beberapa hari lalu yang menjadi viral di media sosial.
“Saya menyesalkan Arteria dalam hal ini kenapa sangt agresif membela atau bangga sekali sebagai anggota dewan, seolah-olah kalau kita mengkritik anggota dewan itu berarti menjelekkan anggota dewan dan dia sangat terlihat membela sekali posisinya dia dan predikat sebagai anggota dewan,” ucap Geradi Yudhistira kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/10).
Bahkan kata Geradi, Arteria selalu kehilangan kebijakan untuk mendengarkan kritik pada setiap acara diskusi apapun.
“Sehingga saya pikir akhirnya dia kehilangan kebijakan untuk mendengar aspirasi dari Pak Emil. Arteria ini saya perhatikan betul, di setiap acara tidak ada intensi dia untuk mendengar. Ini yang saya sesalkan dari anggota dewan kita ya. Semoga bisa mau mendengar gitu,” jelasnya.
Dengan demikian, Geradi berharap partai mau kembali melakukan pembinaan terhadap Arteria karena dianggap telah menjadi duri dalam sekam ditubuh PDIP. Menurutnya, bila dibiarkan, Arteria bisa dianggap sebagai antitesis dari PDIP yang dilabelkan sebagai partainya wong cilik.
“Jadi harus ada teguran, ada upaya ke arah itu (pembinaan). Kalau sudah ada upaya ke arah itu ya sudah silakan nanti ada sebuah upaya menggali kuburnya sendiri buat PDIP,” katanya.
“Iya wajib (dibina) seperti partai lain juga melakukan hal yang sama ketika kadernya ada yang offside seperti Arteria itu yang akhirnya tidak terlalu diberi posisi bicara banyak diruang publik, dibatasi kata-katanya,” sambungnya.