SUARAKALTIM.COM- Pihak Istana memastikan, mobil dinas Presiden RI akan ditambah. Alasannya, mobil yang digunakan saat ini sudah sering rusak.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono pun menjelaskan, sering kali mobil dinas itu mengalami kerusakan.
“Ya kan berkali-kali, power window-nya enggak jalan, elektriknya enggak jalan, lantas pernah semua sound system di dalam mobil bunyi. Radio semua bunyi kan enggak nyaman,” ujar Heru, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Menurut dia, saking rusaknya mobil dinas Presiden, maka untuk mematikan sound system dan radio yang tiba-tiba nyala itu mesti mematikan mesin mobilnya.
Kerusakan mobil dinas Presiden, lanjut Heru, juga terlihat dari sistemnya. Ada indikator-indikator, yang menyala. Itu berarti, mesin di bagian tertentu rusak.
“Dan pernah ada indikator, kalau mobil modern kan warna kuning merah, semua indikator hidup,” jelasnya.
Baca Juga :
PSI Kritik Pin Emas DPRD DKI tapi Membisu soal Pembelian Mobil Baru Menteri Jokowi
Saat ini, ada delapan mobil dinas yang dimiliki. Jumlah itu harus dibagi dua penggunaannya dengan Wakil Presiden. Ada dua yang disiapkan untuk Jakarta. Sisanya untuk ke daerah yang akan dikunjungi oleh Presiden.
Namun, dengan cara kerja Jokowi, mobil dinas yang ada dianggapnya tidak cukup. Karena idealnya, harus ada mobil cadangan.
“Nah satu lagi, misalnya di Bali. Seharusnya ada cadangan, di daerah itu harus ada dua, satu yang digunakan Bapak Presiden. Satu cadangan. Itu protap. Tapi, kan ini enggak,” tutur Heru. [vn]