JAKARTA, SUARAKALTIM.com– Glen S Dunda, dokter Rumah Sakit Premier Jatinegara, memberikan keterangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta dalam persidangan obstruction of Justice atau merintangi proses penyidikan kasus korupsi e-KTP. Glen mengatakan, selain memiliki penyakit jantung, Setya Novanto juga menderita vertigo berat, sleep apnea atau atau gangguan pernafasan, kencing manis dan gangguan ginjal.
Dalam persidangan itu, Glen mengatakan, Setnov, panggilan Setya Novanto dirawat di RS Premier Jatinegara dimulai pada 17 September 2017. Glen meyakinkan, bahwa masuknya Setya Novanto di RS Premier bukan upaya menyelamatkan diri, sebab penyidik KPK kerap memanggil Setya Novanto, di Bulan September 2017.
“Bapak Glen bisa anda paparkan secara jelas kapan mulanya Pak Novanto ini anda tangani?,” tanya Ketua Majelis Hakim Macfuddin di Pengadilan Tipikor, Senin, 23 April 2018, kepada saksi untuk terdakwa Bimanesh Sutardjo.
Menurut Glen, Setnov masuk di RS Premier Jatinegera pada 17 September 2017, atas rujukan Rumah Sakit Siloam.
“Jadi waktu itu setelah dirawat dari RS Premier Jatinegara karena rujukan dari RS Siloam. Pak Setya Novanto masuk pada 17 September 2017. Masuknya itu Minggu sekitar Pukul 12.30 WIB. Dia masuknya lewat IGD karena minggu poli umum tutup,” kata Glen menerangkan.
Glen juga menambahkan, Setya Novanto baru mendapatkan penanganan serius di hari berikutnya sampai Oktober 2017.
“Jadi waktu itu Pak Novanto dirawat esoknya. Saya lupa persisnya tapi sampai 2 Oktober 2017,” ujar Glen.
Hakim kemudian bertanya mengenai observasi lanjutan Setnov, sebab, selain menderita penyakit jantung, Setnov juga mengeluhkan penyakit lainnya.
“Diperiksa untuk jantung dan beberapa penyakit. Apakah anda melakukan biopsi dari keluhan penyakit Pak Novanto lainnya?,” tanya Hakim.
“Setelah dipasang stent ring relatkif jantungnya sudah bagus cuma keluhannya saat itu vertigo berat, dan keluhan sleep apnea atau nafas terhenti kalau tidur,” kata Glen menjawab pertanyaan hakim.
Hakim kemudian menanyakan mengenai penyakit vertigo dan sleep apnea yang dikeluhkan Setnov. Selain itu hakim juga menanyakan penanganan kedua penyakit tersebut.
Menurut Glen, dua penyakit tersebut sesegera mungkin harus ditangani oleh dirinya dan beberapa dokter RS Premier.
“Iya dengan beberapa tim. Vertigo kita kasih obat-obatan. Kalau nafas terhenti itu karena ada penyempitan di saluran pernapasan. Makanya kita pakai alat. Jadi alat itu berguna untuk memompa udara. Ini karena juga Pak Novanto ada sinusitis juga,” ujar Glen.
Glen juga menjelaskan, selain jantung, vertigo dan gangguan tidur, Setnov juga memiliki penyakit lain seperti ginjal dan kencing manis.
“Selain itu yang mulia. Ada sinusitis, ada ginjal sama ada kencing manis juga Pak Novanto itu,” ujar Glen.
Hakim kemudian menanyakan keluhan penyakit Setya Novanto tersebut sebegitu banyaknya hanya dilakukan kurang lebih sekira dua pekan saja.
“Anda yakin penyakit tersebut bisa dituntaskan dua minggu?,” tanya Hakim Macfuddin.
Menjawab pertanyaan itu, Glen menyatakan bahwa meskipun kurang dari sebulan penanganan tersebut bisa meringankan penyakit Setya Novanto.
“Iya bisa Pak. Mungkin tidak menyebuhkan tapi meredakan,” ucap Glen.
Glen kembali meyakinkan Hakim bahwa Setnov dipulangkan usai perawatan itu, namun dengan catatan Setnov harus kembali dua minggu kemudian.