SULTHAN NURUDDIN MAHMUD ZANKI kala itu berada di Damaskus, ia amat merisaukan keadaan umat Islam di Mesir, dimana pasukan Frank (pasukan Salib) mencoba melakukan pengepungan atas kota Dimyath dari arah laut.
Suatu saat imam shalat Nuruddin Zanki di malam hari saat pasukan Frank mengakhri pengepungan dan meninggalkan Dimyath, ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dimana beliau menyampaikan,”Sampaikan kepada Nuruddin, sesungguhnya Frank telah meninggalkan Dimyath malam ini.”
Sang imam pun berkata,”Wahai Rasulullah, bisa jadi ia tidak mempercayaiku, baginda sebutkan tanda dimana ia bisa mempercayainya.”
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan,”Katakan kepadanya, يengan bukti mengenai sujudmu di Tal Harim, dimana engkau berdoa,”Ya Rabb, tolonglah dien-Mu, jangan Engkau menolong seorang Mahmud. Siapakah dia Mahmud Anjing ini, sehingga layak Engkau tolong!”
Setelah itu, sang imam pun terbangun, kemudian ia pun bergegas ke masjid. Sedangkan Nuruddin Mahmud Zanki memiliki kebiasaan datang di masjid sebelum fajar, dan ia melaksanakan shalat hingga datang waktu shalat shubuh.
Setelah itu sang imam pun mengabarkan mengenai mimpinya, dia ia menyebutkan tanda sebagai bukti bahwa mimpi ia benar. Namun sang imam waktu itu tidak menyebutkan kata “anjing”.
Kemudian Nuruddin pun membalas,”Sebutkan tandanya secara keseluruhan.” Akhirnya sang imam pun menyebutkan kembali tanda yang diperoleh dari mimpinya, hingga ia menyebutkan kata “anjing”.
Setelah itu, Nuruddin Mahmud Zanki pun menangis, dan membenarkan mimpi itu. Setelah malam itu, datanglah kabar berita bahwa pasukan Frank telah meninggalkan Dimyath (lihat, Iqdul Juman fi Tarikh Ahliz Zaman, 1/36,37).*