SUKUN, SUARAKALTIM.com – Warga perumahan Bukit Dieng Kelurahan Pisang Candi, Sukun, Malang geger, . Warganya, purnawirawan Kolonel Polisi (sekarang Kombespol) Agus Samad, 71, ditemukan tewas tertelungkup di halaman belakang rumahnya, Blok MB 9.
Kedua kakinya terikat tali rafia. Sedangkan di tangannya, terlihat luka sayatan yang sudah mengering. Mayat mantan Wakapolda Sumatera Utara tahun 2000 itu, kali pertama ditemukan oleh Gunaryo, satpam perumahan elit tersebut.
“Sekitar pukul 07.30, saya didatangi empat ibu-ibu warga di sini. Mereka minta bantuan saya untuk melihat kondisi rumah itu, termasuk mencari pak Agus. Ibu-ibu ini, katanya dimintai tolong bu Suhartutik, istri pak Agus yang sedang ada di Bali,” tuturnya.
“Kata mereka, pak Agus tidak menjawab saat ditelpon istrinya,” tambah dia. Gunaryo pun mengiyakan permintaan itu, dan masuk ke halaman rumah megah tersebut melewati pintu gerbang samping.
“Pintu gerbang utama digembok, sedangkan pintu gerbang samping terbuka,” ungkapnya.
Ternyata, ketika mengecek pintu depan rumah, dalam kondisi terkunci. Pria ini juga memanggil-manggil nama lulusan Akabri tahun 1970 itu, namun tetap tidak ada jawaban.
“Akhirnya saya mendobrak pintu rumah. Ibu-ibu itu juga bersama saya, masuk ke dalam rumah,” katanya.
Pria yang sudah dua tahun menjadi sekuriti di kawasan perumahan itu lalu masuk ke ruang tengah. Tapi mendadak ia dan empat warga ini bergidik ketika melihat genangan darah tampak mengering di bawah meja makan.
Dia makin gemetaran saat melihat ke area belakang dan melihat Agus sudah tertelungkup. Spontan, pria berusia 50 tahun itu putar balik dan meminta tolong kepada warga sekitar.
“Warga yang menelpon polisi,” ucapnya.
Kapolres Malang Kota (Makota), AKBP Asfuri langsung memimpin olah TKP, saat mendengar pensiunan polisi diduga tewas karena dibunuh.
Ia yang datang sekitar pukul 08.00, ditemani Kasatreskrim AKP Ambuka Yudha Hardi Putra, Kasatintelkam AKP Tri Sutanto dan Kasat Sabhara AKP Sapto Siswahyudi. Olah TKP dilakukan hingga dua jam, sebelum jenazah dibawa ke kamar mayat RSSA Malang untuk proses otopsi.
Asfuri menyebut, pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kasus ini. Bahkan, ia mendatangkan anjing pelacak K9 untuk mencari jejak pelaku. “Belum bisa dipastikan apakah pembunuhan,” katanya dengan nada pelan.
Baca Juga : Sadis Mantan Wakapolda Dibunuh : Kaki Terikat Tali Rapia
Namun, dia mengakui, bila banyak kejanggalan dalam tewasnya bapak dua anak tersebut. Asfuri juga mengaku, tidak ada barang yang hilang dari dalam rumah korban yang bertetangga dengan beberapa purnawirawan jenderal polisi ini. Di lain pihak, Polda Jatim langsung memback up penanganan kasus ini.
Baca Juga : Pelaku Tenang Saat Beraksi, Sempat Hapus Jejak
“Kita memang mencurigai pembunuhan. Motifnya juga misterius dan masih dalam penyelidikan,” ungkap Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera. Pihaknya intensif terus berhubungan dengan Polres Makota untuk memantau perkembangan kasus tersebut.
Dikonfirmasi Malang Post , ia menegaskan, beberapa anggota tim kejahatan disertai kekerasan (Jatanras) Ditreskrimum Polda Jatim sudah diturunkan secara khusus ke Malang untuk ikut melakukan penyelidikan dan membantu anggota Satreskrim Polres Makota memburu pelakunya.
sk-21-malangpost