Dahnil menilai, program relawan Jokowi tersebut justru berdampak tidak positif bagi Jokowi.
JAKARTA, SUARAKALTIM.com– Gerakan Nasional Jutaan Relawan Dukung Joko Widodo atau Jokowi membuat program antipolitisasi masjid. Program itu dilakukan melalui ceramah dan pengajian yang digelar relawan.
“Kami melakukan ceramah soal itu tiap ada pengajian relawan,” ujar koordinator gerakan, Sylver Matutina, di Sarinah, Jakarta Pusat, Ahad (22/04/2018) kutip Tempo.co. Relawan menggagas program ini untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat ibadah.
Para ustadz dan takmir disebut akan berbicara mengenai Islam yang benar. “Bukan Islam yang dipakai untuk tujuan tertentu yang tidak baik.”
Mereka yang melakukan ceramah itu, kata dia, tidak melulu para pendukung Jokowi. “Yang pasti ustadznya nasionalis dan benar-benar paham agama.”
Pengajian relawan juga berupaya menepis berbagai tudingan miring terhadap Jokowi. Misalnya soal Jokowi yang dikaitkan dengan paham komunisme.
Menurutnya Jokowi lahir pada 1961, sedangkan Gerakan 30 September yang sering dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) terjadi pada 1965. Karena itu, menurut dia tidak mungkin Jokowi yang saat itu baru berumur empat tahun masuk PKI. “Maka kami kasih pencerahan bahwa tuduhan itu tidak berdasar.”
Relawan, kata dia, juga berupaya menepis isu Jokowi anti Islam. Menurut dia Jokowi adalah sosok yang sangat Islami. Jokowi, kata dia, sering membantu acara-acara keagamaan dan tidak pernah lepas shalat lima waktu. “Beliau juga jadi sering menjadi imam shalat yang baik.”
Sementara itu, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengkritisi program tersebut.
Dahnil menilai, program Jokower tersebut justru berdampak tidak positif bagi Jokowi.
“Yang model relawan-relawan begini sesungguhnya yang membuat Pak @Jokowi justru dianggap tidak paham Islam dan suasana kebatinan umat Islam. Tengok saja statementrelawan berikut, cermin dia tidak paham sama sekali tentang makna ibadah dalam Islam,” ujar Dahnil lewat media sosialnya di Twitter, @Dahnilanzar, Ahad (22/04/2018), menanggapi berita tersebut.*
sk-005/Admin Hidcom/ Muhammad Abdus Syakur/foto ilustrasi/hidayatullah.com