“Kai Api”
#Safruddin Pernyata
*Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Kaltim
Apakah yang teringat oleh kita bila mendengar kata Banjarmasin? Jawabannya bisa saja ketupat kandangan, pasar terapung, kain sasirangan.
Selain itu, –kebetulan aku baru tahu– ialah Kai Api. Kai sebutan untuk seseorang yang sudah status sebagai kakek atau setidaknya lelaki yang usianya sudah patut disebut kakek.
Lalu apa hubungannya dengan Kai Api? Lelaki berusia 79 tahun ini sangat kondang dan selalu hadir sebagai pengisi acara-acara keramaian, terutama di Banjarmasin dan sekitarnya. Kai Api –namanya adalah M. Arsyad– selalu tampil dengan api yang dijunjungnya di kepala, menggosok-gosokkan api ke sekujur tubuhnya.
Itu masih kurang. Ia kemudian menampilkan atraksi menelan bola api sebesar bola pingpong. Api itu padam dimulutnya dan setiap kali bola api yang sudah padam itu ia keluarkan, keluarlah komentar dari mulutnya asin, pahit, asam, kalat.
Yang menggetarkan saat obor api itu ia letakkan di bawah pantatnya. Ia merintih kepanasan, entah benar atau tidak, ia masukkan obor api itu ke dalam celana dalamnya. Setelah itu ia tertawa terkekeh dan menjulurkan lidahnya.
Kai Api semakin terkenal saat tampil di sebuah acara “Hitam Putih” televisi swasta. Sejak itu ia selalu mendapat undangan tampil di mana-mana.
Aku menyaksikan langsung penampilannya hari ini pada acara pembukaan Festival Wisata Budaya Pasar Terapung di Banjarmasin.
Usai pembukaan, sengaja kutemui Kai Api dan aku minta foto bersama. Kepadaku, ia bercerita bahwa permainan ini sudah dilakoninya sejak 16 tahun lalu. Artinya, saat itu ia berusia 63 tahun. Sesuatu yang luar biasa.
Penampilan Kakek dengan 10 anak dan 22 cucu ini sangat memukau. Ia bagai kebal api dan hebatnya setiap kali ia ingin mematikan api itu, cukup dengan hembusan udara dari salah satu lubang hidupnya.
Aksinya tak saja mengagumkan tapi juga menggelikan karena acapkali ia membuat gerakan lucu setiap kali ia menampilkan suatu adegan, misalnya goyang Inul Daratista. Hahahaha.
Saat kutanya, apa rahasia yang menyebabkan ia bisa tahan dengan api itu, kakek ini hanya menjawabnya “alhamdulillah”. Jawaban itu tidak berubah setiap kali pertanyaan soal darimana ia memperoleh ketangkasan itu.
Di balik kemampuannya itu, M. arsyad sesungguhnya adalah seorang atlet lari. Pada tahun 1989, M. Arsyad sudah membawa nama Kalsel di kejuaraan lari baik di ajang nasional maupun internasional. Salah satunya tahun 1994 silam, dia menjadi juara II lari jarak jauh 10 KM dan 5000 meter. “Kalau ditotal jumlah penghargaan yang saya dapatkan di ajang lari ada 48 medali dan 68 trophy,” ujarnya.
Sampai kapan Kai Api akan menjadi penghibur masyarakat ini?
“Sampai yang kuasa berhenti memberikan kesehatan. Alhamdulillah Yang Maha Kuasa terus memberikan kesehatan. Itu artinya saya akan terus membuat orang senang,” kata Kai Api.
“Semoga pian sehat terus Kai,” kataku pamit dan Kai Api membalasnya dengan kedua jempolnya. ** foto ist