Joko Widodo/Net
“Nah artinya publik lagi senang nih Pak Jokowi menang, gitu kan, terutama pendukungnya. Tiba-tiba di hadiahi seperti itu (rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan). Pasti kecewa, artinya kan dari riset bahwa pendukung Pak Jokowi mayoritas kalangan menengah kebawah,” ucap Dian.
Sehingga kata Dian, masyarakat kini sedang dihantui dengan kenaikan-kenaikan harga. Bahkan publik ketakutan jika kenaikan harga merembet ke lain seperti kenaikan harga BBM. Sehingga jika terjadi, bahan pokok juga akan terkena dampaknya.
“Jadi artinya publik dihantui dengan soal kata “naik” nih sekarang ini. Naik (iuran) BPJS (kesehatan) pasti diikuti naik tarif listrik kemudian diikuti kenaikan BBM dan sudah pasti tiga ini akan mengkontrkasi kenaikan harga sembako dan turunannya,” jelasnya.
Jika wacana tersebut terus digaungkan oleh pemerintah kata Dian, maka masyarakat merasa tidak punya harapan bahkan bisa berujung pada tergerusnya rasa senang publik pada Jokowi saat kembali dilantik.
“Ngerinya Oktober nanti tidak ada rasa senang, harapan lantaran sudah di hadiahi dari awal bulan kenaikan harga iuran BPJS, meskipun nanti naik atau tidak itu keputusan politik bisa di parlemen atau bisa diskresi dari Pak Jokowi sendiri,” pungkasnya.