SUARAKALTIM.COM- Mashitat Firaun merupakan penata rambut putri Raja Firaun. Raja yang dikenal kejam dan sangat durhaka kepada Allah SWT. Bahkan Allah SWT mengutus Nabi Musa untuk menyelamatkan Bani Israil dari kekejaman Raja Firaun.
Suatu ketika Mashitat sedang menyisir rambut anak perempuan Raja Firaun tersebut. Tak sengaja, sisirnya jatuh ke lantai. Lalu ia segera mengambil sisirnya dan mengucapkan “Bismillah.” Artinya dengan nama Allah.
Setelah Mashitat mengucapkan Bismillah, kemudian putri Raja Firaun bertanya, “Apakah kamu tadi kamu menyebut nama Allah. Apakah yang kamu maksud adalah ayahku?”
Mashitat pun menjawab, “Tidak! Allah adalah Tuhan ayahmu, Tuhanmu dan Tuhanku.”
kemudian putri Raja Firaun pun marah mendengar jawaban Mashitat. Dengan penuh amarah ia menemui ayahnya dan mengatakan, “Ayah, perempuan ini menyembah Tuhan lain selain dirimu.”
Dengan amarah, Raja Firaun pun menyuruh pelayan untuk memanggil Mashitat ke ruangannya.
“Apa dia tahu Tuhan lain selain aku? Siapa dia? Panggil penata rambut itu ke sini,” kata Raja Firaun marah.
Seperti dilansir About Islam beberapa waktu lalu, setelah itu pelayan datang dan memanggil Mashitat menghadap Raja Firaun.
“Siapa Tuhanmu?” tanya Raja Firaun.
“Allah adalah Tuhanku,” jawab Mashitat.
Raja Firaun bertanya lagi, “Siapa Allah?”
Kemudian Mashitat pun menjawab, “Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu.”
Dengan amarah Raja Firaun memerintahkan pembantunya membawa Mashitat dan kelima anaknya ke sebuah kontainer seperti kolam renang. Lalu dia memasukkan minyak panas ke dalamnya.
“Bawa semua anak Mashitat. Bawa satu per satu. Puja aku, aku tuhanmu,” kata Raja Firaun.
“Tak akan pernah,” ujar Mashitat.
Lalu Raja Firaun mengambil anak pertama Mashitat dan melemparnya ke dalam minyak yang mendidih hingga hancur lebur. Anak kedua dibakar. Namun Mashitat tetap yakin Allah adalah Tuhannya.
Kemudian giliran anak ketiga, keempat, dan kelima. Anak kelima masih bayi dan ada dalam pelukan Mashitat.
Tiba-tiba Allah SWT dari atas langit ketujuh membuat anak kelima Mashitat berbicara. “Sabarlah ibuku! Kamu berada di jalan yang benar. Allah menjanjikan surga yang indah. Lanjutkan perjuanganmu!
Lalu Mashitat mengungkapkan permintaan terakhirnya, “Kalau kamu sudah melemparku ke dalam minyak, aku ingin kamu mengumpulkan sisa tubuh kami, dan menguburnya dalam satu makam karena aku ingin pergi ke surga bersama anak-anakku, aku tidak ingin mereka lepas dari tanganku.”
Kisah perjuangan Mashitat ini berdasarkan ‘Silsilah ahadeeth ad-Daeefah’ 2/880.