JAKARTA, www.suarakaltim.com – Kenaikan harga telur di beberapa wilayah Indonesia pada beberapa waktu terakhir terjadi karena melonjaknya harga pakan ayam petelur, yang juga disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito.
“Harga pakan ternaknya naik, kemudian harga DOC (Day Old Chicken/Anak Ayam) dia juga naik,” kata Enggar di Kemenko Perekonomian di Jakarta, Rabu.
Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional, termasuk DKI Jakarta meningkat hingga Rp30.000 per kilogram, seperti yang terjadi di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.
Salah satu pedagang telur di Palmerah, Rizal, mengatakan lonjakan harga mulai terjadi setelah Lebaran 2018.
Saat Lebaran, kata Rizal, harga telur masih Rp24.000 per kilogram. Kemudian secara berangsur-angsur, naik menjadi Rp26 ribu per kilogram kemudian Rp30 ribu per kilogram
Mendag mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan pelaku industri dan perkumpulan pedagang telur untuk memetakan masalah kenaikan harga produksi tersebut.
“Nanti akan terus kita intensif, berapa sih marginnya yang tertekan,” ujar dia.
Merujuk pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga telur ayam secara rata-rata di DKI Jakarta sudah mencapai Rp28.650 per kilogram.
Harga telur ayam tertinggi terjadi di wliayah timur Indonesia, seperti di Maluku Utara yang mencapai Rp37.850 per kilogram, dan Papua yang sebesar Rp35.500 per kilogram.