Oknum Polisi di Balikpapan, Jadi Guru Gaji, Cabuli 5 Siswi SD

Kamis, 19 September 2019 | 5:53 am | 479 Views |
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Rutan Mapolda Kaltim tempat oknum polisi yang menjadi tersangka pencabulan anak di bawah umur menjalani penahanan. (Foto: iNews/Mukmi Azis).

 

Baca juga :

VIRAL 2 Video Mesum “Mama Muda Sumedang” Beredar di WA, Disebar Selingkuhan

 

BALIKPAPAN, SUARAKALTIM.COM– Seorang oknum polisi berinisial AS (40)dan  bertugas di wilayah kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur, diduga mencabuli lima siswi sekolah dasar (SD). Oknum polisi tersebut dikenal baik di lingkungan tempat tinggalnya, termasuk tokoh agama dan dikenal sebagai Qori yang pernah mengikuti lomba mengaji.

Sejak setahun yang lalu, AS membuka pengajian untuk anak-anak yang berusia 7 tahun hinga 12 tahun. AS mengajari ngaji di rumahnya.

Hasil pemeriksaan bidang Propam Polda Kaltim, aksi bejat tersangka dilakukan saat dia mengajar korban mengaji di dalam rumahnya. Ketika tak ada istrinya, tersangka mengiming-imingi uang sekitar  Rp20.000 kepada para korban untuk melayani nafsu seksnya.

 

Baca Juga : Siswi SD Di Bekasi Dicabuli Kakek; Saya “Dianui”  Aki-Aki, Si kakek Kirim, Surat Cinta, Polisi Lama Bertindak, Sang Ibu Bersama Warga Langsung Melabrak

Baca Juga : Guru Agama di Kota Bangun Cabuli 9 Siswi SD Sambil Nonton Film Porno

Baca Juga : Oknum Guru SD di Kuaro Cabuli Siswinya, Pengakuannya Ada 5 Siswi

 

”Iya benar, kasus pencabulan. Modusnya dengan mengimingi sejumlah uang.  Korbannya ada lima orang yang sudah membuat laporan. Oknum yang bersangkutan sudah ditindak. Saat ini statusnya tersangka dan sudah ditahan,” ujar Kasubdit Multimedia Humas Polda Kaltim Akbp Adi Aryanto, Selasa (17/9/2019).

Nasrudin, Ketua RT setempat mengaku terkejut mengetahui perbuatan yang dilakukan AS. Dia melihat, selama ini tidak ada tanda-tanda perbuatan menyimpang yang dilakukan AS. 

Diketahui kabarnya istri AS juga sedang hamil.

”Memang dia terlihat baik kepada anak-anak. Sudah sekitar setahunan, dia mengajari anak-anak mengaji.  Bahkan kabarnya dia juga qori yang pernah mengikuti lomba mengaji,” kata Nasrudin.

Secara psikologis tentu saja, kelima anak yang jadi korban oknum Kepolisian, mengalami gangguan.

“Bukan trauma tapi takut, soalnya kan kalau trauma itu dalam banget,” tutur Vivi Nur Asyiah Br Damanik, Psikolog UPTD PPA Kota Balikpapan.

“Jadi karena takut mereka akhirnya tidak mau melanjutkan belajar ngaji lagi karena orang tuanya juga sudah melarang,” kata Vivi.

Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Balikpapan, Esti Santi Pratiwi kepada Tribunkaltim.co (grup Surya.co.id) mengungkapkan semua korban masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Yang lapor ke kami ada lima anak dan semuanya berjenis kelamin perempuan. Usianya itu paling rendah 7 tahun dan paling tinggi 12 tahun,” tutur Esti.

Para korban saat diperlakukan amoral oleh si pelaku tidak di tempat ibadah akan tetapi dilakukan di rumah atau kamar hotel.

Pelaku selalu membawa dua korban. Satu korban dicabuli, korban lainnya dipaksa menonton.

“Itu ada yang dilakukan di rumah, ada juga yang dilakukan di kamar hotel, dan pelaku selalu membawa dua korban. Jadi ada teman (korban) yang menyaksikan itu,” ujar Esti.

Akibat perbuatan AS, lanjut Nasrudin, para korban mengalami trauma.

 

 

sk.007/Ilustrasi Pelecehan Seksual Anak. Merdeka.com