Hari Buruh Internasional Jakarta
Sejumlah buruh menggelar aksi Hari Buruh Internasional di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (1/5/2018). Dalam aksinya mereka meminta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para kaum buruh. (ANTARA /Rivan Awal Lingga
SUARAKALTIM.com – Hari ini, tepatnya tanggal 1 Mei 2018, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau biasa disebut May Day. Begitu pun dengan para buruh di Indonesia. Dalam menyampaikan aspirasi, terkadang kericuhan massa antara buruh dan aparat tak terhindarkan karena berbagai sebab.
Penetapan Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei di Indonesia memiliki kisah panjang, dan sempat mengalami perubahan beberapa kali. Hal itu terkait dengan situasi politik yang berkembang di masa itu.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, peringatan Hari Buruh sempat ditiadakan. Tanggal 1 Mei akhirnya ditetapkan sebagai hari libur nasional memperingati Hari Buruh pada 2013 di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Peringatan Hari Buruh identik dengan aksi turun kejalan ribuan massa buruh berdemo untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan-tuntutan mereka. Namun demikian, tidak jarang demo yang dilakukan pun berujung ricuh.
Berikut Kriminologi.id merangkum potret buram aksi turun ke jalan dalam memperingati Hari Buruh di 5 kota besar pada tahun 2016-2017;
1. Wilayah Jakarta, Bakar Karangan Bunga
Ratusan buruh memadati kawasan Medan Merdeka Utara hinga Patung Kuda, Jakarta Pusat, bertepatan dengan Hari Buruh pada 1 Mei 2017. Saat itu, buruh pendemo menuntut setidaknya empat hal kepada pemerintah, yaitu menghapus outsourcing dan magang, merevisi jaminan sosial pensiun dan kesehatan, serta menolak upah murah.
Namun sayang, demo yang dilakukan harus berujung ricuh. Puluhan karangan bunga ucapan terima kasih untuk Ahok dan Djarot, yang berada di depan Balai Kota Jakarta, dirusak dan dibakar oleh buruh pendemo.
Untuk mencegah aksi pembakaran meluas, pihak kepolisian mengeluarkan alat pemadam kebakaran ringan untuk memadamkan api.
Tidak hanya itu, ribuan buruh dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) yang saat dihalang-halangi aparat kepolisian untuk menuju ke Istana Negara mendorong pagar pembatas hingga terjadi keributan.
Menjelang sore hari, aksi demo buruh kian memanas. Para buruh pendemo melempar petasan dan kembang api sebagai bentuk kekesalan mereka karena merasa tuntutan mereka tidak pernah didengar oleh pejabat terkait.
2. Wilayah Bandung, Rusak Pos Polisi
Kericuhan juga terjadi pada aksi demo memperingati Hari Buruh 1 Mei 2017 di Bandung, Jawa Barat. Pada aksi demo yang dipusatkan di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Sempat terjadi kericuhan antara sekelompok massa yang menamai dirinya Kolektifa dengan salah satu LSM.
Kericuhan tersebut berujung pada pengrusakan sebuah pos polisi yang ada di persimpangan Cikapayang, Jalan IR H Djuanda. Kericuhan itu bermula ketika massa yang berjumlah sekitar 150 orang berbaju hitam merasa terprovokasi oleh salah satu LSM yang disebut-sebut melempar botol air minum berisi air seni.
Aksi perusakan tersebut dilakukan massa buruh pendemo siang hari sekitar pukul 13.20 WIB. Massa berbaju hitam merusak pos polisi. Akibatnya, pos polisi yang berukuran 4×3 tersebut mengalami pecah kaca pada bagian depan dan samping kiri akibat lemparan benda keras.
Selain itu, seng pembatas yang menutupi pengerjaan Taman Cikapayang yang tengah direnovasi juga turut menjadi sasaran amukan massa.
3. Wilayah Kutai Timur, Bentrok Mahasiswa dan Polisi
Tidak hanya di kota besar seperti Jakarta dan Bandung, kericuhan juga terjadi pada aksi demo peringatan Hari Buruh 1 Mei 2017 di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Kericuhan terjadi dipicu oleh aksi mahasiswa yang memaksa masuk ke dalam gedung DPRD Kutai Timur untuk bertemu langsung dengan para wakil rakyat.
Sebelumnya, aksi yang dikawal puluhan personel kepolisian itu diminta membubarkan diri karena dianggap tidak memiliki izin. Namun, mahasiswa yang menolak beradu mulut dengan petugas. Situasi berubah memanas setelah sejumlah mahasiswa memutuskan tetap melanjutkan aksi demo.
Aksi saling dorong antara massa mahasiswa dan kepolisian pun tak terelakan sehingga terjadi kericuhan. Beberapa mahasiswa yang dianggap menjadi provokator pun kemudian diamankan pihak kepolisian.
Kericuhan yang terjadi mereda setelah mahasiswa dan kepolisian masing-masing menarik diri. Selain itu, pihak DPRD Kutai Timur juga bersedia menemui massa pendemo untuk berdialog.
Adapun elemen mahasiswa yang tergabung dalam aksi demo tersebut antara lain HMI Sangatta yang dipimpin Alfian Sinu, LMND Trisdianto, Sapma PP, dan BEM Stiper Saharuddin. Selain itu, ada juga dari Lingkar Studi Kerakyatan dan Federasi Buruh Indonesia (FBI).
4. Wilayah NTT, Rusak Pagar Kantor Bupati
Kericuhan pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2017 juga terjadi sebelah timur Indonesia, tepatnya di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kericuhan kali ini juga terjadi antara mahasiswa dan polisi.
Aksi demo peringatan Hari Buruh itu diikuti sejumlah elemen mahasiswa, yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Senat Mahasiswa STKIP St Paulus Ruteng, serta STIE Karya Ruteng.
Kericuhan terjadi saat puluhan mahasiswa pendemo mengguncang-guncang pagar kantor Bupati Manggarai hingga pagar yang terbuat dari besi itu roboh. Sejumlah anggota Polres Manggarai yang berjaga pada aksi demo itu langsung tersulut emosi, lalu memukul dan menendang mahasiswa.
Tindakan anggota kepolisian itu pun mendapat perlawanan sengit dari mahasiswa sehingga kericuhan semakin memanas. Beruntung, kericuhan mereda setelah Wakapolres Kompol Joko Biantoro datang dan menenangkan anggotanya.
5. Tahun 2016 di Medan, Bentrokan Sesama Buruh
Kericuhan yang terjadi pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2016 di Kota Medan sempat menyita perhatian publik. Buruh dari dua organisasi terlibat bentrok di Jalan Sutomo, Medan, Sumatera Utara, saat aksi demo berlangsung.
Bentrok tejadi saat elemen buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Bersatu Menggugat (ABBM), yang didominasi massa Serikat Buruh Sosial Demokrat (SBSD), mendatangi Gelanggang Remaja di Jalan Sutomo. Di lokasi tersebut, massa buruh yang tergabung dalam Gabungan Serikat Buruh/Serikat Pekerja Indoneisa (GABPSI) Kota Medan menggelar peringatan Hari Buruh dengan acara hiburan.
Massa GABPSI tidak terima dengan kedatangan massa ABBM karena tidak diundang dan berpotensi menganggu jalannya acara. Sementara itu, massa ABBM menilai kegiatan di Gelanggang Remaja itu sebagai bentuk pengkotak-kotakan kaum buruh karena tidak semua elemen buruh diundang.
Aksi adu mulut dan saling dorong pun terjadi antara dua kelompok buruh tersebut. Aparat kepolisian sempat melerai bentrokan yang terjadi, dan memerintahkan massa ABBM untuk membubarkan diri. Perintah tersebut justru semakin memperkeruh suasana.
Setidaknya sebanyak 25 orang ditangkap petugas Polresta Medan dari kericuhan yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB tersebut.
sk-003/kriminologi.id