Sayang Duit APBD Gelar Debat Tapi “Pelit Ngomong”

Yang tersisa dari debat kandidat gubernur-wakil gubernur Kaltim putaran III (2)

 

PASANGAN  Calon (paslon) nomor 2 Syaharie Jaang-Awang Ferdian Hidayat sangat serius ingin mengabdikan diri membangun Kaltim menjadi lebih baik. Keseriusan itu bisa dilihat saat acara debat putaran III paslon  gubernur dan wakil gubernur Kaltim di Gedung Kesenian Balikpapan, Jumat (22/6).

Syaharie Jaang dan Awang Ferdian Hidayat,  sebagai  figur pemimpin yang dikenal santun dan menghormati semua orang ini  sangat ingin memanfaatkan waktu.  Waktu  yang bisa digunakan untuk memaparkan program sesuai dengan tema acara, juga  sayang anggaran dari APBD yang  cukup besar membiayai debat tapi  tidak digunakan untuk ngomong.

Tema yang dijadikan isu sentral tentu saja berbeda-beda di setiap putaran debat. Bila sama lucu. KPU Kaltim tidak sehari mempersiapkan debat ini. Sudah direncanakan atau diagendakan sejak jauh hari.  Karena debat itu wajib bagian dari tahapan Pilkada. Minimal satu kali maksimal tiga kali.

Debat putaran ke III  menurut moderatot dari TVRI Kaltim I Made Kertayasa yang dibuat 14 tim pakar berbagai bidang. KPU Kaltim sudah melibatkan paslon sebelum acara debat digelar.

Isran Noor paslon nomor 3 mengatakan, sudah tiga kali berdebat. Banyak waktu dan dana yang habis  ‘

  ‘’Sudah tiga kali kita. Banyak waktu,  banyak uang yang habis. Dan menurut saya, bukan saya  tidak suka berpura pura, saya tidak suka bahasa manis. Yang  penting adalah. bagaimana kita melakukan pekerjaan yang  lebih efiseien dan efektif.  Ini mau koreksi sedikit saya.,’’ ujar Isran Noor.

Menurut Isran, kalau visi sudah  dia  sampaikan saat dua kali debat. Isran juga mengkoreksi. ‘’Saya juga mau koreksi nih. Bahwa topik kita malah hari ini ada reformasi di bidang korupsi. Berarti meningkatkan korupsi, itu  menurut pengertian saya. Jadi  bagi kami soal pelayanan publik, reformasi birokrasi itu sudah menjadi kewajiban. Enda usah terlalu banyak ngomong… setujuu’’ ujar Isran Noor.

Soal sudah menyampaikan visi di dua debat sebelumnya dan tak perlu lagi disampaikan ke debat ketiga,   yang terdengar  “menjawab” malah moderator acara debat,  I Made Kertayasa.Memang debat sudah dua kali digelar. Visi misi sudah disampaikan. ‘’Tapi debat ketiga dan terakhir ini adalah gongnya,’’ kata I Made Kertayasa, yang bersama isyana dari TVRI Kaltim menjadi moderator.

Di sesi kedua, Isran kembali “berkelit” dari pertanyaan tim pakar yang dibacakan moderator. Sesi kedua adalah penajaman visi misi,  kaitannya dengan tiga tema debat.

Di sesi kedua, kebetulan paslon nomor  3 mendapat giliran pertama. Moderator membacakan pertanyaan yang telah disiapkan tim pakar, menurut modeerator ada 14 anggota tim pakar. Pertanyaan disiapkan untuk semua paslon. Undian giliran menjawab sudah dilakukan pagi harinya.

Moderator lantas  membacakan pertanyaan ;  dalam penjabaran visi anda dalam Kaltim menuju berdaulat, anda menyebutkan Kaltim mampu berintegritas dalam pemerintahan, hukum, dan keadilan sosial  demi tercapaian perdamaian dan ketertiban umum. Pertanyaannya apakah pemerintah Kaltim selama ini belum berintegritas. Jika iya mengapa di dalam penjabaran visi anda  tidak ada langkah kongkrit yang akan anda lakukan  untuk mewujudkan Kaltim yang berintegritas?

Isran lantas menjawab kalau detail namanya bukan visi. Itu sudah teknis. Tidak ada yang namanya visi itu detail.

 

BACA PULA

Rizal Masih Disayang, Warga Balikpapan Ke Jaang-Awang Ferdian

Dalam Debat Pilgub Kaltim: Ada “Brosur Memojokan” Paslon Nomor 3 Mencurigai Paslon Nomor 4

Hasil Survei : Jaang-Awang FH Menang di Pilgub Kaltim

Kenapa Sebagian besar Warga Kukar Memilih Jaang-Awang?

Jaang-Ferdian Terapkan Organisasi Miskin Struktur Kaya Fungsi & Pelayanan Online

MISKIN STRUKTUR  KAYA  FUNGSI

Berbeda dengan Isran Noor. Jaang dan Awang Ferdian ingin sekali memanfaatkan waktu yang disediakan untuk menyampaikan program yang jelas kepada masyarakat. Bahkan beberapa kali, waktu tidak cukup ketika giliran Jaang ngomong.

Intinya, Jaang mengatakan, bersama Awang Ferdian, dirinya siap melaksanakan reformasi birokrasi. Jaang-Ferdian akan menerapkan organisasi pemerintahan dan kepegawaian yang “Miskin Struktur Kaya Fungsi”.  Jika dibolehkan digabung, maka dia akan melakukan penggabungan beberapa organiasi. pemerintahan dan kepegawaian, sesuai dengan aturan perundangan.

‘’Ini bisa mengurangi anggaran dan fungsinya bisa diperlua,’’ ujar Jaang.

Selain itu, sesuai dengan pencanangan oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Yusuf Kall, bersama Awang Ferdian dirinya akan melakukan revolusi mental. ‘’Aparatur Sipil Negara itu pelayan masyarakat. Bukan minta dilayani masyarakat,’’ kata Jaang.

Sedangkan di dalam sistem perijinan, Jaang Ferdi betekad akan menerapkan sitem pelayanan online. Sistem perijinan ini akan terbuka dan membatasi, antara yang mengurus ijin dan yang melayani ijin tidak akan ketemu.

Ada pun di bidang pemberantasan korupsi, Jaang akan menerapkan  e-goverment, e-budgeting.  Masyarakat  bisa mnelihat secara transparan.  Fakta integritas juga harus jelas. ‘’Harus ada komitmen antara pemerintah propinsi dengan anggota DPRD untuk bersama-sama memberantas korupsi. Jjangan sampai ada koalisi  antara eksekutif dan legislatif,’’ kata Jaang. (email akhmadzailani@suarakaltim.com)