SUARAKALTIM.com– Beberapa sifat pemimpin dalam Islam yang harus dimiliki bagi siapa saja mereka yang mau memimpin suatu kelompok.
Pemimpin adalah seseorang yang diberi kedudukan tertentu dan dan bertindak sesuai dengan kedudukannya tersebut.
Dalam organisasi, pemimpin yang diperlukan adalah mereka yang benar-benar telah memiliki segala persyaratan kepemimpinan.
Islam menitik beratkan setiap pekerjaan harus dijalankan oleh mereka yang profesional. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan?‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR. Bukhari 6015).
Di sini Rasulullah SAW menekankan pentingnya sesuatu urusan diberikan kepada orang yang ahli di bidangnya, karena jika tidak maka tunggulah kehancurannya.
Lantas, apa saja sifat pemimpin dalam Islam? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini, ya.
Rabbani. Sifat rabbani artinya selalu mengaitkan diri dengan Allah Yang Maha Agung melalui pemahaman atas sifat-sifat-Nya.
Jika seorang pemimpin telah bersifat rabbani, maka seluruh kegiatan anggotanya bertujuan menjadikan mereka sebagai generasi rabbani yang memandang jejak keagungan-Nya.
Ikhlas. Ikhlas adalah perbuatan memurnikan sesuatu yang bersih dari campuran yang mencemarinya.
Jika suatu perbuatan bersih dari riya dan ditunjukkan bagi Allah SWT, maka perbuatan itu dianggap ikhlas.
Sabar. Pemimpin memerlukan kesabaran dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tidak menyiarkan dan merusak kesabaran dengan riya.
Allah SWT memuji orang yang bersifat sabar. Seorang pemimpin harus memberi tugas yang berulang-ulang kepada anggotanya, ia melakukannya dengan kesabaran, karena sadar bahwa setiap anggota memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Dengan begitu ia tidak tergesa-gesa dan memaksakan keinginannya kepada anggota, serta ingin melihat hasilnya berupa anggota yang siap pakai tanpa memperhatikan kedalaman pesan yang ingin dicapai serta pengaruhnya dalam diri anggota.
Konsekuen. Ketika menyampaikan nasihat kepada anggota, seorang pemimpin harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang ia sampaikan dalam kehidupan pribadinya.
Jika apa yang dinasihatkan pemimpin sesuai dengan apa yang dilakukannya, anggota akan menjadikan pemimpinnya sebagai teladan.
Namun jika sebaliknya, perbuatan seorang pemimpin bertentangan dengan apa yang disampaikan, maka akan dianggap sebagai lelucon saja yang tidak akan membekas secara sempurna dalam jiwa anggota.
Sikap tidak konsekuen seorang pemimpin bukan hanya akan membawa anggotanya pada sikap sombong dan takabur, melainkan Allah SWT membenci orang-orang yang hanya mampu mengatakan, tetapi tidak melaksanakan apa yang dikatakannya.
asa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, memiliki ilmu yang mumpuni, dan mapan sehingga dapat terpahamkan kepada anggota.
Banyaknya kekeliruan yang dilakukan seorang pemimpin akan mengurangi kepercayaan dan keraguan anggota kepadanya, sehingga mereka merendahkan dan menyepelekan segala apa yang disampaikannya.
Tegas. Seorang pemimpin harus mampu bersikap tegas dan proporsional.
Jika situasi menuntut tegas, maka tidak perlu lemah lembut tetapi pada prinsipnya tetap menjaga keharmonisan.
Cerdik. Pemimpin harus memahami psikologi anggotanya, psikologi perkembangan, dan psikologi kepribadian, sehingga ketika ia memimpin dapat memahami dan memperlakukan anggota sesuai dengan kadar intelektual dan kesiapan secara psikologi.
Agar pemimpin tetap mulia karena ilmunya, maka dia seharusnya mengamalkan ilmu kepada anggotanya berdasarkan hakikat sifat dasar manusia itu sendiri.
Memahami sifat dasar manusia, berarti mengetahui model kepemimpinan apa yang harus dipergunakan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.
Peka. Pemimpin harus peka terhadap fenomena kehidupan, sehingga dia mampu memahami berbagai kecenderungan dunia beserta akibat-akibat yang ditimbulkannya terhadap manusia.
Jadi, pemimpin harus tanggap terhadap problematika kehidupan kontemporer dan berbagai solusi Islam yang luwes.
Adil. Pemimpin harus memiliki sifat adil terhadap seluruh anggota.
Sifat adil ini banyak mendapat perhatian dari para ulama, demikian juga banyak dimuat dalam Al-quran.
Konsep seorang yang baik dalam Islam tidak hanya mencakup baik dalam pengertian sosial, tetapi ia juga harus pertama-tama baik terhadap dirinya.
Karena, seandainya ia tidak adil terhadap dirinya bagaimana ia dapat sungguh-sungguh adil terhadap orang lain.
Seperti itulah sifat pemimpin dalam Islam. Semoga pemimpin-pemimpin bisa memegang amanah yang baik dan memiliki sifat-sifat tersebut. Semoga bermanfaat! sk-10/moslemlifestyle.com