Stafsus Presiden yang CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devayara/Net
Jakarta, Suara Kaltim Online – Perusahaan aplikator milik staf khusus presiden Adamas Belva Syah Devara, Ruangguru mendapatkan proyek fantastis dari pemerintah pusat.
Kementerian Perekonomian menunjuk Ruangguru sebagai aplikator Kartu Prakerja dengan nilai proyek sebesar Rp 5,6 triliun.
Fakta ini mengundang kritik keras dari berbagai kalangan, meski Belva menyatakan dirinya siap mundur dari jabatan Staf Khusus Presiden. Selain itu Bela menegaskan bahwa dirinya merasa tidak ada aturan yang dilanggar. Ia mengaku tidak pernah dilibatkan sejak pawal proses pengambilan keputusan perusahaannya dipilih sebagai aplikator Kartu Prakerja.
Analis politik yang juga Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu mengaku kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Stafsus milenial Presiden Joko Widodo.
Selama ini, kata Said Didu, seluruh staf khusus Presiden Jokowi identik dengan simbol anka muda yang sukses. Sebagai pejabat publik, Said menegaskan seharusnya Stafsus milenal mampu menghormati etika publik.
“Saya kecewa ini dilakukan anak muda yang katakan saat ini dikenal sebagai anak milenial yang sukses. Ternyata mereka tidak menghormati sama sekali etika sebagai pejabat publik,” demikian kata Said Didu kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis Malam (16/4).
Meski demikian, terkait menangnya perusahaan milik Stafsus Presiden itu, Kementerian Perekonomian juga harus bertanggung jawab.
Menurut Said Didu Kemenko Perekonomian adalah pihak yang memberi pekerjaan kepada perusahaan milik Stafsus Presiden Jokowi.
“Yang menciptakan pekerjaan itu (Kemenko Perekonomian), karena rancangan kerja itu disesuaikan oleh Kemenko perekonomian, sesuai dengan spesifkasi kemampuan perusahaan yang dimiliki staf khusus, yang belum tentu dibutuhkan. Menko Perekonomian harus bertangggung jawab kenapa membuat spesifikasi yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan,” pungkas Pria yang mengikrarkan diri sebagai Manusia Merdeka ini.
Iyus/angga/rmol