”Kami mulai berinovasi dalam olahan pentol dari tahun 2014, karena mendengar masukan dari konsumen”
RANTAU, SUARAKALTIM – Dengan keuletannya menjual olahan daging, pedagang pentol dari Kabupaten Tapin ini mampu meraup omzet kotor 250 juta perbulannya.
Pentol Paman Toro seakan menjadi wisata kuliner yang fenomenal di Kota Rantau, yang selalu didatangi penikmat kuliner dari berbagai daerah.
Suntoro, pria kelahiran Bojonegoro Provinsi Jawa Timur memulai usaha olahan daging sapi tersebut sejak tahun 2011, namun keberhasilannya tidak didapat dengan mudah begitu saja.
Jatuh bangun dalam usaha sudah sering dirasakan pria berperawakan gempal tersebut dalam menjalankan usaha demi menghidupi keluarganya.
“Awalnya saya berjualan menggunakan gerobak dan harus mendorong setiap hari ke sekolah-sekolah,” ujarnya.
Namun dengan semangat dan terus menerima masukan dari konsumennya, pria yang biasa disapa Paman Toro tersebut terus berinovasi dalam olahan pentolnya tersebut.
“Kami mulai berinovasi dalam olahan pentol dari tahun 2014, karena mendengar masukan dari konsumen,” katanya.
Saat ini, pentol olahannya memiliki beberapa varian rasa yakni isi keju, isi daging, telur, coklat, dan mercon atau cabai.
“Saat ini varian isi keju dan mercon atau cabai paling banyak dicari pembeli,” ujarnya.
Dalam usahanya tersebut, Suntoro mempekerjakan sepuluh karyawan dan dalam sehari memerlukan 60 kilogram daging.
Dalam memasarkan, selain menetap di satu lokasi, Suntoro juga menggunakan media sosial dengan alasan gratis dan banyak dilihat orang.
“Karena lewat media sosial, penjualan kami sudah sampai ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, bahkan Arab Saudi dan itu kami rutin mengirim,” ujarnya.
Untuk kendala saat ini, dijelaskannya bahwa belum adanya pembinaan dan bimbingan dari dinas terkait dalam menjalankan kegiatan UMKM.
“Untuk cabang sudah tersebar di tujuh kota di Kalimantan Selatan,” ujarnya.
sk-014/antaranews.com